"Hinata" panggil seorang siswi keturunan Cina berambut cokelat.
"Ah, Ten-Ten. Ada apa?" Tanya Hinata saat Ten-Ten menatapnya menyelidik. Kemudian arah pandangan mata siswi itu turun ke arah perut Hinata.
"A-Apaan sih?" Tanya Hinata risih sambil menutupi perutnya dengan tas miliknya.
"Apa berita itu benar?" Tanya Ten-Ten membuat Hinata bingung.
"Be-Berita apa, Ten-Ten?" Tanya Hinata penasaran.
"Kau...kau" Ten-Ten memainkan kedua jari telunjuknya.
"Ka-Katakan yang je-jelas" ucap Hinata.
"Kau.. ehem! Kau hamil anaknya Naruto?!"
"APA?!"
Hinata dan Ten-Ten membalikkan badannya. Di belakang mereka, berdiri seorang siswa dengan rambut raven dengan style aneh.
Merasa jadi pusat perhatian, Sasuke berdehem kemudian menempelkan lagi ponsel ke telinganya.
"Kau bisa memindahkannya ke gudang" ucap Sasuke, kemudian berlalu meninggalkan Ten-Ten dan Hinata yang terbengong.
"Astaga, aku terkejut" ucap Ten-Ten. Sedangkan Hinata mengangguk-anggukkan kepalanya.
"Ja-Jadi?" Tanya Hinata.
Ten-Ten berjalan ke depan Hinata kemudian melipat tangan didepan dada.
"Apakah itu benar? Anak-anak bilang itu alasan kenapa Neji marah pada Naruto" ucap Ten-Ten memastikan.
"Bu-Bukan! Ne-Neji-nii san hanya salah paham karena waktu itu...." ucap Hinata menggantung.
"Waktu itu?" Ulang Ten-Ten dengan alis naik sebelah.
"Wa-waktu itu a-a-aku bilang aku mencintai Naruto-kun" ucap Hinata dengan rona merah di pipinya.
Hening.
"Kau dengar itu Naruto" ucap Ten-Ten tersenyum jahil.
Hinata refleks membalikkan tubuhnya. Disana ada Naruto dan Shikamaru tepat berada di belakangnya.
Shikamaru menyenggol lengan Naruto jahil. Kemudian bersiul. Naruto hanya menatap datar ke depan.
"Na-Naruto-kun i-i-ini bu-bukan-"
"Ohayou" ucap Naruto kemudian berlalu dan berbelok memasuki kelas.
"Aish Shika, bisakah kau ajarkan temanmu itu cara berlaku dengan sopan kepada perempuan?" Tanya Ten-Ten.
Shikamaru hanya menguap dan berkata "Mendokusai".
Dia harus kabur sebelum tertular virus emasip (emak-emak gosip).
"Ah, dan jangan lupa. Pakaiannya, dia terlihat bad boy" ucap Ten-Ten dengan wajah tidak suka. Secara, dia itu masuk kategori murid teladan.
'-')/
"Baik. Permisi" ucap Naruto kemudian menutup pintu ruang kesiswaan.
Bruk
Sebuah buku jatuh didepan sepatunya. Naruto mengalihkan pandangannya ke arah samping.
"Apa yang kau lihat?!" Tanya Sasuke galak.
Naruto menghela nafas dan mengambil buku itu.
"Taruh saja! Kau boleh pergi" ucap Sasuke mengusir. Seakan-akan jika dia menyentuh bekas yang disentuh Naruto maka, dia akan tertular penyakit kulit mematikan.
Naruto menatap dahi Sasuke yang tidak mulus lagi. Karena tertutupi perban.
"Tunggu apalagi, dobe?!" Tanya Sasuke geram.
KAMU SEDANG MEMBACA
Welcome [Complete]
FanfictionSasuke, pemuda tukang palak tugas yang menderita penyakit yang tidak diketahuinya. Naruto, si pensiunan baseball yang menyimpan jutaan hal yang ingin diketahui Sasuke. Akankah Sasuke mati sebelum mengetahui apa penyakit yang dideritanya itu?