10

1.2K 112 10
                                    

Naruto meletakkan tubuh Sasuke ke bangsal yang ada di UKS. Sedangkan Neji dan Mizuki sudah dilarikan ke rumah sakit karena luka yang parah. Memang mereka tadi terlihat tidak begitu parah. Tapi, saat di perjalanan menuju UKS Mizuki tidak sadarkan diri dan Neji memuntahkan banyak darah.

Jadilah yang dibawa ke UKS hanya Sasuke. Tidak ingin membuang waktu, Naruto pun mengambil kotak P3K yang ada di lemari penyimpanan.

Sasuke hanya diam. Dia sedang menenangkan dirinya sendiri. Dia masih memikirkan kejadian yang baru saja menimpa dirinya.

Naruto datang dan duduk di kursi samping bangsal. Tangan tan itu dengan cekatan meraih beberapa benda yang dia perlukan. Setelah memastikan semuanya berguna dan steril, Naruto meraih tangan porselen milik Sasuke.

Sasuke terkejut dan menepis tangan Naruto yang menyentuh kulitnya. Naruto menatap datar Sasuke. Dia bisa melihat pancaran ketakutan di netra onyx kesukaannya.

Naruto sangat tahu bahwa Sasuke mengingat trauma masa kecilnya. Tapi, karena dia brengsek, dia mengindahkan pemberontakan Sasuke. Dengan erat dia mencengkram tangan Sasuke dan mengobati luka gesekan itu dengan kasar.

Sasuke yang merasa tersakiti pun mulai memukuli Naruto.

"Lepaskan aku, idiot! Ini sakit!" ucap Sasuke. Tangannya memukuli tubuh Naruto tanpa ampun.

"Arrgghh" rintih Sasuke saat kepala dan tangannya terasa sakit.

Rasa sakit itu semakin menjadi-jadi. Tangan yang bebas digunakan untuk mencengkram rambutnya. Karena rasa sakit itu tidak mereda Sasuke berinisiatif untuk menjambaknya.

"Ittee…" rintih Sasuke.

Kepalanya terasa dibelah secara horizontal dengan pisau. Matanya memanas. Bukan ingin menangis tetapi terasa panas sekali. Ini sungguh menyakitkan, pikir Sasuke.

"Ukh"

Sebuah bayangan muncul seperti film di kepalanya. Seorang anak kecil yang berteriak sambil menangis. Dia sendirian melawan tiga orang dewasa bertubuh besar. Mereka yang awalnya memukul kini mulai melucuti pakaian si anak kecil.

"Ssttt"

Sebuah suara dan elusan di kepalanya membuat gambaran-gambaran itu melebur. Perasaan hangat dan aman mulai Sasuke rasakan. Tanpa sadar, Sasuke menggerakkan tubuhnya memeluk orang yang ada di hadapannya.

Tangan besar berbau saline itu tidak berhenti mengelus lembut kepalanya.

Pandangan Naruto menyendu. Untung pemuda berambut raven itu dipelukannya jika tidak maka dia akan diejek.

Ada perasaan hangat menelusup ke hatinya. Ketika pemuda di pelukannya tergantung pada dirinya.

Telinganya tidak begitu tajam tetapi indera perasanya sangat tajam. Dia merasakan seragam bagian depannya basah. Dia tahu, si Uchiha arogan kini sedang terhempas ke bawah. Dan Naruto akan dengan senang hati dijadikan alas untuk tempat mendaratnya Sasuke.

Tuan, apa yang telah kau lakukan sampai jam segini, tidak bisakah kamu tidur?

Suara bass Naruto mengalun lembut di telinga Sasuke. Dia berpikir, seandainya lagu itu diiringi suara piano maka akan lebih sempurna untuk menjadi lullaby.

Penting untuk minum dan bersantai.
Susu panas dan teh herbal? Tapi, aku akan menyanyikan lagu pengantar tidur untuk tuan.

Setelah dipikir-pikir dibalik sikapnya yang sangat kasar -hanya kepadanya. Dia memiliki sisi lain yang sangat lembut.

Kau merasa tidak nyaman saat malam, insomnia.
Tetapi aku akan berada di sisimu pada saat itu.
Untuk mu yang selalu pulang dengan wajah lelah.
Yang bisa aku lakukan hanya bernyanyi.

Welcome [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang