"Okay, cukup itu saja materinya. Tolong kalian belajar untuk ujian minggu lusa. Selamat siang" ucap Kakashi selaku guru matematika itu keluar dengan keluhan yang mengiringinya.
Sasuke mengeluarkan buku dan membuka halamannya. Dia membaca satu persatu kata yang berbaris rapi.
"Astaga manekin itu sungguh akan menghajar kita jika kita remidi" ucap Kiba memasukkan buku tulisnya ke dalam laci.
"Mendokusai. Kau tinggal belajar dengan giat dan yah kau akan mendapatkan nilai sempurna" ucap Shikamaru lalu menidurkan kepalanya lagi.
"Kau ini seperti tidak tahu Kiba saja, Shika" ucap Naruto membuat Kiba dan Sasuke berjengit karena panggilan Naruto.
'Shika?'
"Mendokusai" gumam shikamaru.
"Walaupun belajar dengan giat. Jika Kiba tidak paham ya sudah, nilai nol akan tertempel di kertas ujiannya" timpal Gaara.
Dahi Kiba berkedut mendengarnya. "Hei Naruto. Kenapa kau memanggil Shikamaru dengan panggilan itu?" tanya Kiba menatap Naruto tidak suka.
"Hm? Bukankah itu wajar" ucap Naruto kemudian mengeluarkan coklat panjang dan mengemutnya.
"Woy bagi Nar coklatnya" ucap gaara lalu merampas coklat di tangan Naruto.
"Ya-Yah maksudnya" ucap Kiba mencari alasan yang tepat.
Naruto memicingkan matanya. Alisnya naik sebelah. "Kau tidak tahu? Dia dan Shikamaru kan teman kecil" ucap Gaara lalu memiringkan ponselnya.
Kiba cengo. Sasuke mengelus dadanya. Hatinya lega. Untung saja Kiba bertanya jika tidak dia akan mati penasaran.
"Ayah Naruto dan ayah Shikamaru adalah teman. Jadi, mereka sudah sering bersama. Bahkan tidur bersama pun. Mungkin itu juga sering Naruto lakukan jika malam minggu" ucap Gaara membuat Naruto mendengus karena aibnya disebarkan.
Pikiran Sasuke blank saat mendengar kata 'tidur bersama'.
"Jones mah gitu. Untung aku single" ucap Gaara lalu fokus dengan ponselnya karena game sudah dimulai.
Naruto menyikut pinggang Gaara. Dia menatap ke samping menatap Gaara tajam.
"Biasa aja bangsad" ucap Gaara.
"Gini nih kalo ketauan netto game. Pinter ngebacod" ucap Kiba sambil menoyor kepala Gaara.
"Main dimana?" tanya Naruto penasaran.
"Main di hatimu" ucap Gaara membuat aktivitas kelas terhenti seketika.
'Tampan tapi gila' batin mereka semua.
Sasuke? Dia meremas buku paket. Telinganya memanas saat mendengar Naruto bermesraan dengan orang lain. Ingin dia sambar petir kedua orang itu.
"Main di Miramar dong" ucap Naruto lalu mendekatkan tubuhnya agar bisa melihat.
"Di Pochinki juga barbar kok!" ucap Kiba menimpali.
"Ya enggak lah. Di Pochinki itu bisa ngendik-ngendik"
"Hei, Miramar tuh juga bisa ngendik-ngedik kok. Coba aja-"
Sasuke menggertakkan giginya. Ruangan kelas ini mulai berisik dengan suara perdebatan Naruto dan Kiba. Tidak tahan lagi, Sasuke membalikkan tubuh hendak memarahi kedua orang idiot itu.
"Lah di Miramar langsung brutututu rututututututu!!" ucap Naruto sambil memonyongkan bibirnya.
Cup
Sasuke mematung. Matanya membelalak lebar. Begitu juga dengan Naruto dan anak lainnya.
Gaara dengan beraninya mencium bibir Naruto tanpa malu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Welcome [Complete]
FanfictionSasuke, pemuda tukang palak tugas yang menderita penyakit yang tidak diketahuinya. Naruto, si pensiunan baseball yang menyimpan jutaan hal yang ingin diketahui Sasuke. Akankah Sasuke mati sebelum mengetahui apa penyakit yang dideritanya itu?