"Well, untuk apa kau mengunjungi penghianat sepertiku?" tanya Shisui menatap Itachi malas.
"Kurasa aku bisa memaafkan kesalahanmu, tapi ternyata benar kata-kata Uchiha. Kalau mereka tidak butuh kata maaf dan pengampunan" ucap Itachi dengan santai.
Shisui mendengus. Tiba-tiba saja seringai di bibirnya mengembang. "Kau tahu? Tubuhmu belum bisa aku bandingkan degan adikmu. Oh atau lebih tepatnya gagal?" ucap Shisui membuat rahang Itachi mengeras.
"Tutup mulutmu Shisui!" geram Itachi.
Shisui terkekeh. "Aku sangat menikmati ekspresi mu saat kau termakan kata-kataku. Tapi," jeda Shisui. Wajahnya berubah menjadi sedih.
"sayang sekali kau waktu itu juga sedang berpura-pura. Apakah kau harus aku laporkan juga ke polisi karena penipuan?" tanya Shisui aneh.
"Tsk. Perlu kau ketahui Shisui, seorang Itachi Uchiha bukanlah tandinganmu. Dan lagi aku tidak akan menyerahkan kau dengan mudah tanpa keadilan untuk Obito" ucap Itachi menatap Shisui dengan tatapan merendahkan.
"Oh ya? Jadi, kalian harus menunggu ada korban meninggal baru bertindak? Bukankah itu termasuk pembunuhan berencana?" tanya Shisui menampilkan seringaiannya.
"Kau tahu sendiri bukan kalau Obitoku akan bunuh diri?" tanya Shisui membuat Itachi terskakmat.
"Benarkah? Kau tidak akan lupa bukan, jika Obito adalah teman baik kakakku?"
Kedua pria berbeda wajah pun menoleh ke sumber suara.
"Che. Pecundang yang lainnya datang" ejek Shisui.
Naruto tersenyum miring. "Bukankah ada pengorbanan sebelum menjadi yang terkuat?" tanya Naruto. Dia menatap Shisui Dengan tatapan tajam dan aura wibawa yang sangat kuat.
Tuk
Naruto meletakkan sebuah handycam ke meja. "Video pengakuan Obito" ucap Naruto membuat Shisui meradang.
"Kau pesakitan. Tempatmu bukan disini melainkan rumah sakit jiwa" ucap Naruto membuat Shisui hampir saja memukul wajah tampan Naruto.
Shisui pun mengambil handycam lalu membantingnya ke lantai. Lalu dia tertawa bak orang gila.
"Tenang saja. Kami sudah menyiapkan banyak copyannya kok" ucap Naruto sambil menatap Itachi tenang.
"Pfffttt... WAHAHAAHAHAHAHAHAHAHA"
Naruto menghela nafas. Sedangkan Itachi menatap datar teman kecilnya.
"Kalian tidak tahu apapun tentang kami. Obito mencintaiku. Dia mengatakannya dengan mulutnya sendiri. Dia mencintaiku. Kami melakukannya seks, bercinta. Bahkan setiap malam dia selalu menjerit...."
Naruto melirik jam tangannya. Kemudian menatap Itachi memberi kode.
Itachi menghela nafas. "Maaf teman, kita berpisah sampai disini" ucap Itachi lalu memberi kode kepada para perawat rumah sakit jiwa untuk mengangkut Shisui.
"Obito ku, Nii-san kangen" ucap Shisui sambil digiring ke mobil khusus pasien kejiwaan.
Selepas Shisui pergi. Ruangan yang berfungsi untuk menjenguk tahanan pun hening.
"Kau berhutang padaku" ucap Naruto tanpa mengalihkan tatapan matanya ke depan.
"Hn. Ya, lalu?" tanya Itachi.
"Pinjamkan aku beberapa mobilmu dan anak buahmu" ucap Naruto.
"Untuk?" tanya Itachi menolehkan kepalanya melihat wajah Naruto.
Huft,
"Tidak kakak, tidak adik. Cerewet. Merepotkan lagi" ucap Naruto lalu melenggang pergi.
Alis Itachi berkedut kesal. Dia dibilang cerewet. Orang kalem bin tamvan macam dia?!
KAMU SEDANG MEMBACA
Welcome [Complete]
FanfictionSasuke, pemuda tukang palak tugas yang menderita penyakit yang tidak diketahuinya. Naruto, si pensiunan baseball yang menyimpan jutaan hal yang ingin diketahui Sasuke. Akankah Sasuke mati sebelum mengetahui apa penyakit yang dideritanya itu?