Sudah seminggu lamanya sejak dia melakukan hal tak senonoh kepada Naruto.
Setiap saat Sasuke teringat dengan kejadian di ruangan OSIS. Dan setiap memori itu muncul, dia dengan sigap memukuli kepalanya. Seperti sekarang ini. Walaupun di depannya terdapat seorang perawat yang mengantarkan makan siang, sedang menatapnya aneh. Bahkan Sasuke yakin beberapa detik lagi perawat itu berusaha menghentikan kelakuannya. Dan yah, seperti yang ada dipikirkan Sasuke. Perawat itu benar-benar menghentikannya.
"Jangan diulangi lagi. Karena benturan sedikit pun di kepala anda bisa menyebabkan hal yang fatal" ucap perawat itu kemudian keluar dari ruangan rawat Sasuke.
Sasuke terdiam. Kemudian menghela nafas. Pikirannya kini teralihkan oleh kesehatan tubuhnya.
Dia sudah berusaha keras bertanya bahkan menyelinap ke ruangan rekam medis hanya untuk mengetahui apa penyakitnya. Dia bertanya kepada Ibunya, Kakaknya dan pilihan terakhir adalah ayahnya. Dan apa? Mereka hanya menjawab jalani saja terapinya.
Cih! Mereka pikir dia tidak berhak tahu, apa penyakit yang dideritanya ini?
Bukankah ini tubuhnya?!
Sasuke mengacak-acak rambutnya. Kenapa tidak menyuruh saja seseorang untuk meretas sistem rumah sakit ini?
Jawabannya sudah. Sudah dia lakukan tetapi hasilnya zonk. Rumah sakit ini memiliki protection level militer. Sehingga tidak bisa di retas ataupun di hack.
Sasuke melirik makan siang yang tergeletak di meja samping bangsalnya. Nasi putih yang hampir menjadi bubur, tahu tim, dan sayur bayam. Lalu ada kedelai sangrai?
Sasuke mengerutkan keningnya. Makanan rumah sakit itu sungguh di luar nalar manusia.
Dengan perlahan Sasuke bangkit dari kasurnya. Tangan kirinya memegang tiang infus roda tiga. Yosh. Dia bisa berjalan tanpa rasa lemas lagi.
Tangan alabaster itu meraih knop pintu dan menggesernya. Seketika suasana ramai menyapa Sasuke. Dia hanya bergumam menanggapi sapaan dari perawat yang sedang mondar-mandir.
Manik hitam itu mengedarkan pandangannya. Jika bertanya tidak dikasih jawaban maka, dia akan nekat sekali lagi masuk ke ruangan rekam medis.
Sasuke tersenyum miring mengingat rencananya. Salah sendiri keluarganya membuat dirinya penasaran setengah mati.
Langkah Sasuke terhenti saat melihat seorang yang sangat familiar. Netra onyx itu melihat seorang pemuda berambut pirang memasuki salah satu ruangan. Tulisannya sih Dr. Kimimaro. Kalau tidak salah, dokter Kimimaro adalah spesialis tulang.
Entah kenapa perasaan Sasuke berubah menjadi tidak enak. Apakah dia sedang khawatir?
Sasuke menggelengkan kepalanya. Tidak. Mungkin saja dia salah lihat. Rambut pirang kan bukan hanya Naruto yang mempunyainya.
"Terimakasih, dok"
Suara itu membuat Sasuke mau tidak mau menghentikan langkah kakinya. Dia menyembunyikan tubuhnya di balik tembok. Kepalanya sedikit menyembul untuk mengintip.
"Naruto dobe. Untuk apa dia disini?" gumam Sasuke saat mengenali pemuda pirang yang sedang berbicara dengan Dr. Kimimaro.
"Segeralah tebus obat itu agar tulangmu sedikit membaik"
Sasuke bisa melihatnya, sebuah senyum kecut sebelum anggukan kepala dan senyuman lima jarinya.
"Saya permisi" ucap Naruto kemudian membungkukkan tubuhnya.
Dr. Kimimaro bergumam hati-hati sebagai balasannya. Dia memutar tubuhnya sebelum mengalihkan tatapannya kepada sebuah lorong yang menuju ke ruangan Dr. Kabuto.
KAMU SEDANG MEMBACA
Welcome [Complete]
FanfictionSasuke, pemuda tukang palak tugas yang menderita penyakit yang tidak diketahuinya. Naruto, si pensiunan baseball yang menyimpan jutaan hal yang ingin diketahui Sasuke. Akankah Sasuke mati sebelum mengetahui apa penyakit yang dideritanya itu?