Sasuke menghela nafas. Jam kedua hampir saja usai. Masih ada empat jam pelajaran menuju jam pulang. Argh, rasanya dia ingin pulang dan cepat-cepat tidur.
Hari ini sungguh hari yang menyebalkan. Dia masih tidak terima dengan kejadian tadi pagi. Dimana ciuman ketiganya diambil lagi oleh pemuda pensiunan baseball urakan.Tidakkah itu terlalu panjang Sasuke
( ̄ー ̄;Tapi, Sasuke bisa merasakan bibir pemuda itu beberapa bagian yang sobek dan ada rasa asin-asinnya gitu. Eh?! Sasuke menggeplak kepalanya sendiri. Meremukkan pikiran tentang si pirang yang dianiaya.
‘Jelas lah. Mana mungkin pensiunan urakan sepertinya dianiaya. Yang ada itu sebaliknya.’
Dengan pikiran yang berantakan, Sasuke membuka pintu ruangan OSIS dan menutupnya tanpa perasaan. Membuat semua yang ada disana terlonjak kaget. Tanpa rasa bersalah, Sasuke berjalan menuju singgasananya. Dia adalah ketua di sini jadi seenaknya gw dong, pikir Sasuke.
Kelereng onyx itu menatap balik teman-temannya yang hanya bisa menggelengkan kepala.
Fokusnya teralih ke meja yang berisi selembar kertas tentang pelaksanaan ujian minggu depan. Ha-ah, ada saja pekerjaan yang harus dia lakukan.“Karin sudah memeriksanya. Tinggal kau taruh tanda tanganmu dan kepala sekolah, stempelnya jangan lupa” ucap Neji yang sedang mengetik entah apa di laptopnya.
Sasuke hanya diam. Jujur dia sangat risih karena Neji selalu mencuri-curi pandang ke dirinya. Walaupun sudah sering dia menjadi korban pencuri pandangan, tapi entah kenapa kalau Neji rasanya…
“Sasuke. Mizuki-sensei memanggilmu. Katanya dia ingin tugas kelas 2 kelompok 4 sudah harus di mejanya sebelum jam istirahat berakhir” ucap Karin yang baru datang sambil membenarkan kacamatanya.
‘Kyaaaa. Selalu tampan’ batin Karin kegirangan.
“Hn” ucap Sasuke kemudian menandatangani surat itu dan menstamplenya.
“Aku ke ruangan kepala sekolah dulu” ucap Sasuke kemudian melangkahkan kakinya menuju pintu. Sebelum mencapai pintu Sasuke membalikkan badannya.
“Ah, Karin. Ikut aku” ucap Sasuke lalu pergi tanpa menoleh kembali.
.
TOK TOK
Suara ketukan pintu yang dibuat oleh tangan alabaster milik Sasuke menuai jawaban dari dalam ruangan.
“Masuk”
Saat hendak meraih handle, tangan Karin lebih cepat membukanya membuat Sasuke menaikkan sebelah alisnya. Karin memasang wajah biasanya. Sasuke yang sedang malas berpikir pun mengedikkan bahu dan masuk ke dalam ruangan kepala sekolah.
“Apa keperluanmu?” Tanya sebuah suara wanita dengan nada tegasnya.
“Aku-”
Suara Sasuke terhenti saat dia menyadari bahwa sang kepala sekolah tidak sendiri. Seorang pemuda berambut pirang sedang duduk berhadap-hadapan dengan sang kepala sekolah. Sasuke bisa memastikan bahwa si pemuda pirang itu meliriknya lewat sudut matanya. Wanita berambut pirang berstatus kepala sekolah itu menaikkan sebelah alisnya saat melihat reaksi pemuda di depannya ini.
‘Pasti tentang perkelahian pagi ini. Hmm, di sudut kota kalau tidak salah, dia tadi bilangnya’ batin Sasuke.
“Aku akan kembali nanti” ucap Sasuke tetapi ditahan oleh Tsunade -wanita berambut pirang sang kepala sekolah.
“Kemarilah” ucap Tsunade bangkit dan berjalan menuju meja besarnya.
Sasuke yang ingin urusannya cepat selesai langsung menuruti perkataan Tsunade. Sedangkan Karin hanya menatap Naruto kemudian mendecih. Mata merahnya menatap Naruto sinis.
Sasuke yang melihat tingkah Karin pun bingung. Kenapa dengan perempuan ini? Apa Naruto pernah membully Karin?
KAMU SEDANG MEMBACA
Welcome [Complete]
FanfictionSasuke, pemuda tukang palak tugas yang menderita penyakit yang tidak diketahuinya. Naruto, si pensiunan baseball yang menyimpan jutaan hal yang ingin diketahui Sasuke. Akankah Sasuke mati sebelum mengetahui apa penyakit yang dideritanya itu?