“Makanya kalau orang bilang itu didengarkan! Kau tahu Sora? Dia mendapatkan banyak piala. Menjadi pemain terkenal. Dan lagi, bulan depan dia resmi jadi anggota NPB” ucap seorang pria berambut kuning yang sedang berdiri menatap pemuda berambut pirang yang berstatus anaknya.
“Ayah, NPB itu bukan tim tapi liga-”
“DIAM!!!” Teriak pria itu tepat didepan wajah pemuda pirang.
“Diam dan tutup mulutmu!” Ucap pria itu marah. Jari telunjuknya sesekali mendorong kepala pemuda berambut pirang.
“Gara-gara otakmu yang bodoh ini, kau tidak mendapatkan beasiswa. Sasuke. Adik direktur perusahaan ayah, dia dari kecil selalu mendapatkan rangking satu. Selalu satu dan apa yang dia katakan saat semester berakhir?” Tanya Minato, pria berambut kuning.
Naruto diam. Dia paling tidak suka ini. Saat ayahnya membandingkannya dengan orang lain.
Hellooo. Mana ada anak yang mau dibandingkan? Mereka itu butuh dukungan bukan dibanding-bandingkan!
“Dia berkata, ‘Aku bosan selalu mendapat rangking satu di kelas’ ” lanjut Minato.
Hell. Oke dia akui dia terlambat pulang. Tapi why? Kenapa orang tuanya yang dari dulu tidak pernah memperhatikannya sekarang seperti orang kebakaran jenggot.
Naruto menghela nafas. “Oke. Aku salah. Aku minta maaf ay-”
“Apakah kau juga tahu? Ayah menjadi bahan perbincangan di kantor” ucap Minato mengeluarkan keluh kesahnya. Naruto diam. Menanti kalimat ayahnya. Jarang sekali dia bisa mendengarkan ayahnya berbicara dengannya.
“Apa masalahnya ayah?” Tanya Naruto saat ayahnya lama tidak membuka suara.
“Mereka tahu kalau aku mempunyai anak bodoh dan cacat, padahal ayahnya adalah karyawan terbaik sampai tahun ini” ucap Minato tersenyum kecut. Kemudian Minato menatap Naruto dengan pandangan lelah.
“Aku menyesal mempunyai anak sepertimu. Syukurlah yang satu sudah lama pergi. Jadi aku tidak dihina dua kali”
DEG
Ucapan Minato membuat Naruto membeku. Hatinya mencelos mendengarkan kata-kata ayahnya.
Sebegitukah sang ayah membenci mereka? Sampai-sampai kehadiran mereka sama sekali tidak di inginkan oleh sang ayah?
“Aku menyesal mempunyai anak sepertimu.”
“Syukurlah yang satu sudah lama pergi.”
PIP PIP PIP
Manik sapphire itu terbuka. Pertama kali hal yang menyapa indra penglihatannya adalah kayu. Kayu yang membatasi kasur bertumpuk dua.
“Kenapa aku masih hidup?” Gumam Naruto menatap kosong kayu diatasnya.
’-’)/
“Bagaimana hasilnya dok?” Tanya seorang perempuan bersurai hitam panjang.
“Nyonya Uchiha. Kami masih belum menemukan obatnya. Sasuke-kun harus tetap menjalani terapi sampai kami menemukan obatnya” ucap pria dengan name tag ‘Dr. Kabuto’.
“Tolong selamatkan anak saya dok. Saya mohon. Jika dananya kurang, segera hubungi saya saja” ucap Nyonya Uchiha.
“Tentu Nyonya” ucap Kabuto kemudian pamit undur diri.
“Sasuke, nak ibu mohon bertahanlah” ucap Mikoto, ibunda sang Uchiha bungsu.
.
‘Kalau tidak salah, dua rumah lagi itu rumah Obito’
KAMU SEDANG MEMBACA
Welcome [Complete]
FanfictionSasuke, pemuda tukang palak tugas yang menderita penyakit yang tidak diketahuinya. Naruto, si pensiunan baseball yang menyimpan jutaan hal yang ingin diketahui Sasuke. Akankah Sasuke mati sebelum mengetahui apa penyakit yang dideritanya itu?