14

1.4K 107 13
                                    

Naruto menatap datar pemuda raven yang sedari tadi terus mengikutinya dari pintu gerbang sekolah.

Saat ditanya, pemuda raven itu tidak menjawab dan hanya mengikuti kemana langkahnya akan pergi.

Sasuke mendesis saat tubuhnya terasa di grepe. Dia ingin mendekat ke Naruto tetapi sepertinya Naruto ilfeel kepadanya. Sasuke ingin memukul pria yang kini sedang mengrepenya namun dia urungkan. Tentu saja lah. Masa iya dia mau jadi bahan perbincangan. Tampan-tampan kok kena asusila.

"Menyingkir dari kekasihku kakek tua" ucap Naruto dengan nada dinginnya.

Dia mencekal tangan pria yang meraba-raba tubuh Sasuke. Pria itu tersenyum miring. Dia menjilat bibirnya sendiri. "Kekasihmu sungguh menggoda, paman saja sampai-AKH!!"

Sasuke memejamkan matanya ngeri saat mendengar tulang yang patah. Dia tidak berani membuka matanya.

Sasuke merasakan pinggangnya dipeluk lengan besar. Kemudian tubuhnya ditarik ke pelukan.

"Aku akan melepaskannya setelah sampai di stasiun" bisik Naruto dengan nada datar.

Sasuke menganggukkan kepalanya kecil. Dia menyandarkan kepalanya ke dada bidang Naruto. Tangan alabasternya dia lingkarkan ke pinggang Naruto. Jaga-jaga jika ada guncangan. Dasar modus _-

Sasuke tersenyum senang. Ternyata seperti ini rasanya ada dipelukan orang yang kau cintai. Hangat, aman dan nyaman.

Sasuke bahkan bisa merasakan hembusan nafas Naruto yang meniup rambutnya. Sasuke perlahan mendongakkan kepalanya menatap Naruto yang sedang menatap lurus ke depan. Tapi tunggu, pipinya merona.

Sasuke tertawa dalam hati. Baru pelukan, pikir Sasuke. Dengan nyali berani entah darimana Sasuke mengarahkan tangannya ke bawah menelusuri tubuh Naruto.

Sasuke menghentikan kegiatannya. Dia tertegun. Matanya membelalak lebar. Dia secara cepat menatap Naruto yang semakin merah wajahnya karena ketahuan.

"Diamlah. Atau kau ingin menggantikan posisiku?!" ucap Naruto dengan penuh penekanan.

Sasuke meringis ngeri. Dalam hatinya dia sudah menyumpah serapahi orang di belakang Naruto yang menggrepe tubuh milik kekasihnya.

Eeee, kapan jadiannya? '-')/

Tak lama kereta pun berhenti. Naruto dan Sasuke turun. Seperti janji Naruto, Sasuke kini sudah terlepas dari dekapannya.

Sasuke dengan cepat mengikuti kemana Naruto pergi. Dia tidak ingin kehilangannya. Lagi pula dia tidak tahu tempat ini. Langkah lebar Naruto membuat Sasuke sulit untuk mengejarnya.

Bahkan Sasuke berkali-kali menabrak tubuh orang-orang. Untungnya mereka pun sama sedang terburu-buru.

Brukk

"Ah, maafkan aku" ucap gadis itu lalu berlari mengejar kereta yang akan berangkat.

Sasuke hanya bisa menggerutu. Dia menghadap ke depan. Sial. Dia kehilangan Naruto.

Sasuke menghela nafas. Dia berjalan keluar dengan lesu. Niatnya tadi ingin mengikuti Naruto sampai rumah. Eh malah dia tertinggal.

Sasuke berdiri di depan sebuah mesin minuman otomatis. Kenapa tidak tanyakan saja alamatnya ke kakaknya. Dia kan direktur tempat dimana ayah Naruto bekerja. Sasuke tidak bisa melakukan itu. Bisa-bisa Naruto akan dipanggang hidup-hidup oleh Itachi.

"Sudah selesai melamun?"

Jezzz

Sasuke berjengit saat merasakan pipinya tersentuh benda dingin. Dia menoleh ke samping. Naruto berdiri sambil menyodorkan minuman kaleng.

Welcome [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang