Di sebuah tempat yang entah bernama apa, tetapi suasana tempat ini sangat familiar untuk orang-orang kaya. Bau alkohol menjadi udara wajib di sana. Wanita berpakaian kurang bahan menari-nari tanpa irama. Para pria tidak mau kalah, dengan gerakan menjijikan, mereka memikat wanita-wanita tak bermoral yang tergoda akan dirinya.
“Bagaimana rasanya bermain dengan adikmu?” Tanya seorang pria tua dengan wajah diperban. Disebelahnya terdapat beberapa wanita yang sedang bermanja-manja padanya.
Yang ditanya malah menyesap rokok dengan tenangnya. “Sayang sekali dia bunuh diri. Padahal lubang analnya sangat erat” ucap pemuda berambut hitam spike. Pria tua di depannya itu terkekeh.
“Kasihan sekali kau harus mencari yang baru” ucap pria tua itu kemudian meneguk winenya. Merasa tidak setuju dengan ucapan si pria tua, pemuda berambut hitam spike menaikkan sebelah alisnya.
“Untuk apa? Toh tubuhnya masih bisa aku gunakan hehe” ucap pemuda berambut hitam spike terkekeh. Dia mengelus bendanya yang turn on karena membayangkan tubuh dingin milik adiknya. Dia tidak sabar melakukan banyak hal dengan tubuh itu. Dia penasaran bagaimana rasanya menyetubuhi mayat. Ah, memikirkannya saja sudah ingin membuatnya keluar.
“Aku harus segera pulang” ucap pemuda itu kemudian mengambil jaket kulitnya. Dia bangkit dan berjalan pelan.
“Oh, hanya saran untukmu Shisui. Bagaimana jika kau menikmati tubuh sepupumu itu.Tidakkah dia mirip adikmu. Siapa namanya? Sizuka? Susuke? Ah lupakan” ucap pria tua itu lalu meneguk kembali winenya sampai habis. Kemudian meladeni para wanita yang mendekatinya hanya karena uang.
Shisui memutar bola mata malas. “Dasar tua bangka tidak tahu umur” ucap Shisui kemudian menekan tombol lift.
“Tapi tunggu dulu” ucap Shisui di dalam lift.
“Sasuke memang sedikit mirip dengan Otouto” ucap Shisui bermonolog. ‘Wajah, rambut, tinggi, umur bahkan caranya tersenyum sama. Hanya dengan orang yang mereka percaya. Tidak-tidak, Obito selalu tersenyum kepada semua orang. Mereka tidak sama Shisui.
Tidak!
'Mereka itu sama!’ batin Shisui mantap.
Ring Ring
Bunyi dari ponsel mahalnya menganggu acara menyamakan adiknya dengan sepupunya.
“Itachi?” Shisui menatap ponsel dengan kening yang mengkerut.
Baka Itachi
Kenapa kau tidak mengangkatnya bodoh!
Cepatlah pulang!!!Shisui mengscroll kotak masuknya. “Dasar tukang spam!” cibir Shisui saat pesan yang masuk didominasi oleh Itachi.
“Hm?” Shisui mengerutkan dahinya. Ada sebuah pesan dari Sasuke -yang bahkan tidak pernah berbicara dengannya.
Sasuke
Shisui-san, aku turut berduka cita atas meninggalnya Obito.
Jika kau membaca pesan ini cepatlah pulang. Keluarga Uchiha menunggu di rumahmu.
Kalimat terakhir milik Sasuke membuat jantung Shisui berdetak sangat cepat. Dengan segala kepanikannya dia berlari menuju mobil miliknya.
“Gawat! Gawat! Gawat!” Ucap Shisui berulang-ulang.
PIP PIP
Alarm mobilnya mati. Shisui bergegas masuk dan mengemudikan mobilnya menuju rumah. Dia sangat khawatir sekali. Dia tidak menyangka, anggota Uchiha akan datang ke rumahnya. Dan parahnya lagi…
KAMU SEDANG MEMBACA
Welcome [Complete]
FanfictionSasuke, pemuda tukang palak tugas yang menderita penyakit yang tidak diketahuinya. Naruto, si pensiunan baseball yang menyimpan jutaan hal yang ingin diketahui Sasuke. Akankah Sasuke mati sebelum mengetahui apa penyakit yang dideritanya itu?