"Melamun lagi pak?" tanya Suigetsu yang baru saja datang dan duduk di bangkunya.
Sasuke menoleh ke samping. Dia menatap Suigetsu dengan intens.
"Jika kau menatapnya seperti itu maka Juugo akan bertindak cepat Sasuke" ucap Karin sambil membenarkan kacamatanya.
Kini Sasuke mengalihkan pandangannya ke arah Karin yang menginterupsi kegiatannya.
"Kau tidak tahu? Mereka sudah pacaran sejak junior highschool loh" ucap Karin membuat Sasuke menatap Suigetsu lagi.
"Karin, bisakah kau tidak membicarakan itu?" tanya Suigetsu dengan pipi merona.
"Aku iri" ucap Sasuke menatap Suigetsu dengan tatapan datar.
Suigetsu mengorek telinganya dengan jari kelingking. Si Uchiha bungsu iri dengannya?
Ha?!
Jangan-jangan dia juga menyukai Juugo?!
"Manusia seperti itu yah" ucap Karin lalu membuka lembar halaman selanjutnya.
Sasuke dan Suigetsu menatap Karin dengan tatapan bertanya.
"Selalu merasa kurang dan tidak pernah mensyukuri apa yang ditakdirkan untuknya" ucap Karin membuat kedua siswa itu menyetujuinya.
"Padahal dibalik itu semua ada satu pelajaran yang membuat kita harus mempelajari diri kita" lanjut Karin.
"Orang yang bijak akan malu saat perkataannya tidak sebijak perbuatannya" ucap Suigetsu menyindir Karin.
Dahi Karin berkedut. "Aku sedang mebaca buku, bodoh. Kau pikir aku ini motivator?!" tanya Karin mendelik tajam.
"Lagian siapa yang tidak kejang-kejang saat kau berubah menjadi orang sok bijak?!" balas Suigetsu.
"Sialan kau"
"Kau yang sialan!"
Sasuke menghela nafasnya, kali ini dia tidak menatap datar tapi tersenyum tipis. Karena dia tahu dia akan merindukan saat-saat seperti ini nanti.
'-')/
"Hey Uzumaki, kau dipanggil Kakashi-sensei disuruh ke ruangannya!" ucap Ino dengan tampang ogah-ogahan. Dikira dia ini tukang pos apa.
Naruto bergumam kemudian memasukkan bukunya ke laci meja.
"Masalah apa ya?" tanya Kiba menatap temannya.
"Mungkin uang sekolah" jawab Naruto singkat.
"Oh iya, kami tunggu sepulang sekolah nanti di tempat biasa" ucap Kiba mebuat Naruto menatapnya dengan alis naik sebelah.
"Kita akan kencan" ucap Gaara membuat Naruto menatapnya aneh.
"Hey, ayolah" Kiba merangkul bahu Naruto. "Kita baru saja menyelesaikan ujian. Tidak ada salahnya kan kita berkencan" ucap Kiba sambil menaik turunkan alisnya.
Naruto berpikir sejenak kemudian dia menganggukkan kepalanya. "Ya. Tentu saja boleh" ucap Naruto lalu berjalan ke luar kelas. Memenuhi panggilan sang sensei.
.
"Apa?" tanya Naruto menatap Sasuke sekilas. Mereka tidak sengaja bertemu di depan pintu ruangan Kakashi.
Sasuke tidak menjawab dan itu membuat Naruto mengedikkan bahunya.
Klek
Pintu ruangan itu dibuka. Naruto menatap datar pemandangan di depannya. Sedangkan Sasuke sudah memalingkan wajahnya dengan semburat merah di pipinya.
"Apa kau tidak tahu sopan santun?" tanya Kakashi dengan nada kesal.
"A-Ah! Aku permisi dulu" ucap Iruka lalu turun dari pangkuan Kakashi dan berjalan keluar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Welcome [Complete]
FanfictionSasuke, pemuda tukang palak tugas yang menderita penyakit yang tidak diketahuinya. Naruto, si pensiunan baseball yang menyimpan jutaan hal yang ingin diketahui Sasuke. Akankah Sasuke mati sebelum mengetahui apa penyakit yang dideritanya itu?