Galaksi terserang flu. Sejak di kelas tadi kepalanya hanya terkulai lemas di atas meja. Joni sampai heran. Padahal ia sudah mentraktir Galaksi dengan bakwan tapi panas Galaksi belum juga turun.
Bibir Galaksi pucat. Galaksi juga tidak bicara sejak tadi. Joni panik. Guru bahasa inggrisnya menyarankan untuk mengantarkan Galaksi ke uks. Joni langsung mengangguk. Sekalian bolos, pikirnya.
Sialnya penjaga uks tidak ada di tempat. Gaji buta! Sorak joni dalam hati. Ini sama sekali tidak termasuk ke dalam rencana Joni. Bagaimana ia bisa mengobati Galaksi tanpa bantuan penjaga UKS?!
Setelah menidurkan Galaksi di kasur UKS, Joni malah terdiam di tempat. Ia bingung obat apa yang cocok untuk Galaksi. Hingga akhirnya ia mengambil sembarang obat dari lemari obat.
Tapi pergerakannya terhenti. Bagaimana jika nanti Galaksi alergi dengan obat-obataan tertentu? Atau lebih parah lagi overdosis dan dia dijadikan tersangka utama? Joni mengacak-acak rambutnya. Ia panik, tidak salah lagi.
Akhirnya Ia memutuskan memfoto obat tersebut dan mengirimkannya di grup kelas.
Jhon
Guys, ini bisa buat demam nggak sih?
09.12Dina
Goblok.
09.13Arin
Bego
09.13Cuka apel
Sinting
09.14Joni tidak tau dimana letak kesalahannya hingga dikata-katai seperti itu. Dalam waktu yang bersamaan lagi. Ia menghembuskan nafas, memutuskan untuk googling di internet.
"Ok gugel. Apa obat yang cocok untuk-"
Pintu UKS terjeblak terbuka. Genta membuka sepatunya dan menghampiri Joni.
"Biar gue yang urus. Lo balik aja."
Tentu saja Joni curiga. Tapi rasa paniknya ketika teringat betapa demamnya Galaksi saat ia menyentuh kening teman sebangkunya tadi, membuatnya mengubur rasa curiganya. Ia menghembuskan napas.
"Oke. Thanks lo udah dateng. Gue tanggung jawabin Gala ke elo."
Genta tidak menjawab. Ia memperhatikan Galaksi yang tertidur dengan pulas semenjak tubuhnya menyentuh kasur UKS tadi. Napas cowok itu teratur, berarti ia tidak batuk, hanya demam. Genta bergerak menuju lemari obat.
"Oh iya, obat yang gue kirim di grup tadi, buat apa?" tanya Joni di ambang pintu selepas memakai sepatunya.
Genta menoleh namun tidak mau repot-repot untuk menjawab. Ia mengangkat bahu tidak peduli dan melanjutkan mencari obat untuk Galaksi.
Yaawla, ada apa sih dengan semua orang? Batinnya.
Tidak mendapat sahutan dari lawan bicaranya, Joni menutuskan kembali ke kelas.
Nggak jadi bolos, mending gue belajar biar gedenya nggak jadi sampah masyarakat.
Di UKS, Genta berdiri di samping tempat tidur Galaksi, memperhatikan cowok putih itu yang sedang terlelap.
Putih banget. Batinnya.
Perhatian Genta beralih pada bulu mata Galaksi yang panjang, terlihat jelas apalagi saat Galaksi menutup matanya. Lalu alisnya yang melengkung. Lalu hidungnya yang tidak terlalu mancung. Lalu bibirnya...
Aih. Genta menutup matanya rapat. Ia mengusap wajahnya kasar, mencoba menghilangkan bayangan-bayangan yang muncul di otaknya.
Genta.. tidak pandai menghadapi situasi seperti ini.
Ia memutuskan untuk membangunkan Galaksi, hendak memberikan obat.
"Engh." Galaksi mengerang ketika Genta membangunkannya. Mengernyitkan dahi ketika kepalanya terasa dipukul oleh palu thor. Efek demam.

KAMU SEDANG MEMBACA
Boys' Day Out
Teen FictionBxB Nama gue Galaksi. Gue jago remedial. Ah, bukannya sok, tapi mungkin karena otak gue udah ketutupan minyak goreng karena keseringan makan bakwan.