Well, sekedar informasi bahwa Pak Ismael nggak absen mengajar hari ini.
Entah karena sedang tidak beruntung atau memang hidup Galaksi dan Joni itu adalah defenisi dari kata 'sial', mereka masuk ke kelas beberapa menit setelah Pak Ismael mengembangkan bukunya di atas meja dan mulai menjelaskan materi.
Pilihan yang lebih sial lagi karena mereka memilih untuk masuk, padahal Pak Ismael lupa untuk mengecek kehadiran siswa-siswanya.
"Apa gue bilang." Galaksi menyalahkan Joni.
"Apaan? Lo nggak bilang kalau Pak Ismael masuk. Lo bilang 'kalau ntar Pak Ismael masuk gimana? So, lo nggak punya alasan untuk nyalahin gue sepenuhnya."
"Ya nggak-"
"Sstt."
"Ya tapi kan-"
"Ssshh. Nggak ada tapi-tapian." Joni meletakkan telunjuk di bibirnya. Galaksi mengumpat. Sikap menyebalkan Joni meningkat setiap harinya.
"Mending sekarang lo pulang, mandi, trus bobo. Ok? Pak Ismael udah keluar beberapa menit yang lalu dan lo masih stuck sama masalah tadi, Gala? For real?"
Galaksi berdecak. "Siapa yang ngajarin lo ngomong kayak gitu?"
Joni memutar bola mata. "Otodidak." Ia sebenarnya tak yakin dengan pertanyaan Galaksi, tapi ia memilih jawaban yang general.
"Bodo. Buru ah. Gue pengen cepat pulang nih." Galaksi berjalan mendahului Joni.
"Hai." Seseorang muncul tiba-tiba dari balik pintu kelas mengagetkan Galaksi, membuatnya terlonjak lalu mengumpat.
"Eh lo yang berprilaku seperti bangsat, bisa nggak, bang, lo kalau mau ngagetin gue ngomong dulu?"
Atha menyeringai. "Nggak maksud ngagetin. Lo aja yang jalan sambil melek tapi saraf lo merem."
"Sok biologi lo ah ngomongin saraf. Anak ips emang ngerti?"
"Anjir. Rasis tingkat kecamatan. Bawa-bawa jurusan."
"Fix PKn lo remed. Udah ah gue mau pulang."
"Lupa kalau hari ini latihan perdana lo sama gue?"
Mata Galaksi melebar. Ia baru teringat dengan yang satu itu. Padahal baru saja mereka membahasnya di kantin tadi siang. Seolah-olah hanya Atha yang excited untuk latihan ini alih-alih Galaksi.
"Gue lupa."
"Gue nggak. Yaudah buru."
"Langsung nih?"
"Iya. Biar latihannya bisa lama."
"Gue nggak bawa kendaraan."
"Yaelah lo kalau mau nebeng nggak usah ngode. Ngomong aja sih."
Galaksi nyegir. "Kirain lo nebengin siapa gitu."
"Jon, lo duluan aja. Gue nebeng Bang Atha." Galaksi meneriaki Joni yang kini sedang menggoda pacarnya yang melewati kelas Galaksi untuk sampai ke parkiran depan.
Joni mengacungkan jempolnya dan lanjut ngobrol dengan Bintang. Sedangkan Galaksi berjalan dengan Atha menuju parkiran belakang. Kelas Galaksi memang berada di tempat yang strategis. Dekat dengan kantin, parkiran, dan berada setelah tangga. Jadi mudah saja bagi Galaksi dan teman-temannya untuk memandangi ciwi-ciwi dari kelas di lantai 2 dan 3 yang baru turun dari tangga saat melewati kelas mereka menuju kantin dan parkiran depan-yang memang banyak diisi oleh cewek.
"Lo sering telat kan."
"Jarang. Sering nyaris telat baru bener."
"Iyalah. Satpam udah mau nutup pintunya masih aja lo tabrak pakai motor. Itu hitungannya kan telat."

KAMU SEDANG MEMBACA
Boys' Day Out
Ficção AdolescenteBxB Nama gue Galaksi. Gue jago remedial. Ah, bukannya sok, tapi mungkin karena otak gue udah ketutupan minyak goreng karena keseringan makan bakwan.