ter-lelah

14.6K 1.5K 163
                                        

Malam minggu yang menyedihkan.

Sialan bagi mereka yang punya pasangan. No offense, ya. Gue cuma mengeluarkan unek-unek gue yang menjadi akar kesialan gue di malam minggu yang cukup cerah ini.

Pernah nggak sih lo merasa iri dengan orang-orang di sekeliling lo yang bisa bermesraan dengan pasangannya? Yang bisa manja-manjaan kalau berduaan? Yang merasa dunia hanya milik berdua? Yang pengen pacu lari ke KUA secepatnya? Atau pengen langsung masuk kamar? Ngehe.

Gue, nggak pernah. Karena gue lebih iri dengan mereka yang masih bisa bersyukur walaupun jomblo. Ehek.

Gue ini memang seringkali naksir cewek. Tapi untuk memiliki hubungan, sepertinya gue harus pikir-pikir dulu. Because, guys, sejinak-jinaknya cewek, bakalan jadi singa pada masanya. Betul tidak? Dan gue pikir, kayaknya gue belum siap buat jadi pawang singa.

Kesialan gue setiap malam minggu bermula sejak Bang Aksa punya pacar. Kabar baiknya, pacar Bang Aksa ini baik hati dan tidak sombong. Gue sering dibawakan brownis oleh dia. Namanya Kak Putih. Cantik secantik Selena Gomez, kulitnya putih mulus seputih namanya. Coba aja kalau Bang Aksa bukan sepupu gue, mungkin udah gue tikung. Herannya, kenapa Kak Putih mau aja pacaran dengan Bang Aksa yang lebih mirip siamang ketimbang manusia.

Dan bagian buruk Bang Aksa punya pacar yaitu, gue harus ketiban jagain kontrakan setiap dia pergi ngapel. Sendirian, dan ketakutan. Bahasa kampungnya, alone and lonely.

Gue nggak takut maling karna gue lumayan jago beladiri. Pernah menang di beberapa kejuaraan. Faktanya, gue lebih takut setan ketimbang manusia yang bawa celurit. Setidaknya manusia mempunyai wujud yang jelas-kecuali kalau ia memakai jubah invisiblenya Bang Harry Potter. Sedangkan setan, ah jangan dibahas lah. Gue benar-benar angkat tangan dengan makhluk yang satu itu.

Ditambah lagi kontrakan gue ini terkenal angker oleh penduduk komplek. Gue bukannya pernah melihat hal-hal mistis, cuma gue dengar dari desas-desus tetangga. Katanya sering ada penampakan anak-anak bule yang main-main di depan pagar rumah gue. Menurut gosip yang sering gue dengar, dulunya kontrakan gue ini milik sebuah keluarga Belgia yang baik hati dan hidup harmonis. Sampai suatu pagi, ketika dua anaknya sedang bermain di halaman, pagar rumah mereka roboh dan mengenai salah seorang anak. Anak itu mengalami pendarahan di kepala lalu meninggal di tempat. Dan sejak itu mereka memutuskan untuk pindah ke negara asal.

Gue nggak tau kebenaran dari cerita tersebut. Karena selama tiga tahun gue tinggal di sini, gue nggak pernah melihat seperti yang diceritakan penduduk sekitar. Bukan, maksud gue dalam konteks yang berbeda. Seperti ketika gue begadang sendirian, gue sering mendengar suara ambulance-entah berasal dari mana. Dan yang gue lakukan setelahnya adalah ngacir ke kamar Bang Aksa dan sembunyi di bawah selimut, anehnya seketika suara ambulance tersebut menghilang.

Bang Aksa sering protes dan menendang-nendang gue ketika gue mengganggu tidurnya, tapi gue bodo amat. Bang Aksa itu pawang setan. Nggak apa-apa badan gue sakit-sakit akibat tendangannya, yang penting setannya pada kabur dan gue bisa tidur dengan damai. Rest in peace.

"Permisi, anybody home?"

Suara ketukan pintu terdengar.

"Masuk. Nggak dikunci."

Memang sengaja gue nggak mengunci pintu, karena dipikiran gue yang namanya setan bakalan tetap bisa masuk walaupun gue ngunci pintu rapat-rapat. Jadi percuma aja gue ngunci pintu kalau ternyata setannya tetap pengen masuk.

"Lama amat lo. Ditungguin juga." Gue berdecak kesal. Sejak tadi gue udah berusaha untuk nggak gemetar karena ketakukan.

Kontrakan gue ini bukannya berada di kompleks perumahan elit yang penghuni rumahnya adalah bos-bos kaya yang bolak-balik keluar negri, yang punya rumah di beberapa kota sehingga sering nggak ada di sini, bukan. Penduduk di sini berpendapatan menengah, menurut survey gue beberapa saat setelah pindah. Tapi jam segini tetangga udah pada ngalong di rumah masing-masing. Hingga sepi pun nggak bisa dihindari.

Boys' Day OutTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang