ter-tidur

8.7K 785 400
                                    

Bang Aksa tidak suka kucing. Itu sebabnya Galaksi hanya memerhatikan kucing jalanan itu yang menatap balik ke arahnya. Kucing itu mengeong. Galaksi tersenyum kecut. Tidak mungkin juga ia membawa kucing tersebut karena bakalan tidak ada yang bisa merawatnya.

Galaksi berbalik. Kucing itu mengeong lagi, tapi Galaksi berusaha untuk tidak menatap mata bulat berbinar itu, karena jika tidak, ia akan semakin sulit untuk tidak menggendongnya dan menculiknya ke rumah.

Bang Aksa sialan.

***
Joni menyukut Galaksi. Galaksi mengerang. "Apaan?!"

"Genta Kenapa sih?"

Galaksi mengernyitkan dahi. "Kenapa nanya gue. Dikata gue emaknya apa." Galaksi mendengus.

"Trus kenapa diliatin mulu?"

"Hah? Mana ada."

Gantian Joni yang mendengus. "Hah huh hah huh, kek tukang keong."

"Beneran setan! Kapan gue ngeliatin."

Joni berdecak, malas berdebat dengan Galaksi. Mencoba fokus dengan ocehan-ocehan guru biologinya. Namun beberapa menit setelahnya, tangannya menyentil pelan pelipis Galaksi.

"Tuh kan, diliatin lagi."

Galaksi nyengir. "Yah ketahuan."

Joni mencibir. "Yih kitihiin."

"Gabut gue."

"Kalo gabut gitu obatnya mandangin Genta ya?"

Galaksi diam. Maksudnya, diam-diam menginjak kaki Joni dari balik sepatunya lalu menekannya kuat-kuat.

Joni meringis. Ia mengumpat pelan. "Ngilu anjing!"

"Masa sih?" tanya Galaksi polos.

Joni mengumpat lagi lalu mengalihkan pandangannya ke depan. Mencoba mengabaikan Galaksi yang masih saja melihat ke arah tempat duduk Genta di depan sana.

Joni tau ada yang mengusik pikiran teman sebangkunya itu, tapi ia tidak tau itu apa. Walaupun ia yakin suatu saat Galaksi akan bercerita padanya, tapi pikirnya dia akan lebih dulu mengetahuinya. Karena saat ini sudah ada potongan-potongan hipotesis di otaknya. Ah ia rasa, tidak terlalu sulit baginya untuk menemukannya.

***

"Gen! Woi!" Joni meneriaki Genta yang sedang berjalan kelas bersama Dylan.

Genta dan Dylan menoleh. Dylan berdecak. Mereka berhenti di dekat pintu kelas hingga menghambat teman-teman yang lain untuk keluar. "Minggir woi, elah, jangan berenti di pintu napa?!"

Mereka bergeser sedikit, teman-teman yang lain segera menghambur keluar kelas untuk pulang.

"Pinjem catatan biologi lo dong, yang tadi," teriak Joni dari tempat duduknya sambil bergegas menghampiri Genta dan Dylan.

Genta merogoh ke dalam tasnya dan mengambil catatan biologinya dan melemparkannya ke meja terdekat. "Nih bawa aja dulu."

"Buru-buru amat sih. Galaksi katanya juga mau minjem," alasan Joni merebut buku Genta lalu membolak-balikkan halamannya. Tidak ada yang ia mengerti.

Mendengar dirinya dijadikan tumbal oleh Joni, Galaksi mengangkat kepalanya yang sedari tadi disandarkan ke meja, dengan tangan dijadikan bantal. Menghela nafas melihat kelakukan temannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 21, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Boys' Day OutTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang