ter-hibur

7K 798 226
                                    

"Tarik nafas...hembuskaan...tarik lagi...."

"Lo kata gue mau lahiran, setan!"

Galaksi menggeplak kepala Joni. Sedangkan yang digeplak tertawa cekikan. "Tapi seriusan deh, lu tu kayak butuh hiburan."

Galaksi mendengus. "Emang. Temenan sama lo bikin gue stres."

Joni menjentikkan jarinya di hadapan Galaksi. "Tepat sekali. Karena gue ganteng."

Galaksi menjauhkan tubuhnya dari Joni. Menyandar ke dinding di sebelahnya. Suasana kelas mereka tidak kondusif karena memang tidak ada guru yang mengajar saat ini. "Apasih, bego."

"Et, bego gini Joni ganteng punya solusinya. Sini deh gue bisikin." Joni menarik Galaksi kembali mendekat. Tapi Galaksi menepisnya karena merasa tak berminat, ditambah ekspresi mupeng Joni yang membutnya jijik. "Ogah."

Joni gemas, ia menarik leher Galaksi secara paksa dan mendekatkan mulutnya ke telinga Galaksi, membisikkan sesuatu dengan suara yang cukup kencang. Galaksi merengut, mengusap lehernya, dimana tercetak cap 4 jari Joni yang sedikit kemerahan di leher putih Galaksi.

"Males berduaan bareng elu," sungut Galaksi.

Joni terkikik. "Yang bilang berduaan siapa?"

"Trus?"

Joni menjawab dengan menunjuk seseorang di barisan depan menggunakan bibirnya. Orang itu tampak sibuk dengan buku-buku yang terkembang di mejanya. Galaksi menoleh, menatap tidak yakin.

"Lo pikir Genta mau ikut yang kaya begituan?'

Joni mengangguk malas. "Gue kan punya pawangnya."

"Gue bukan pawangnya ya sialan."

Joni ngikik. "Lah yang bilangin elu siape, malih!"

Galaksi tersenyum masam. Ia mengalihkankan mukanya sambil menggumamkan kata 'bangsat' berkali-kali.

"Udaah. Lo percaya aja sama gue."

Galaksi tidak yakin. Namun rasanya ada baiknya juga mengenyahkan bayangan-bayangan tentang Atha dari benaknya untuk sementara waktu.

***

Galaksi membereskan buku tulisnya dan memasukkannya ke dalam laci meja yang sudah penuh dengan buku-buku semester ini yang tidak pernah dibawa pulang. Begitupun dengan Joni. Pemuda itu masih saja cengar cengir sekalipun baru saja habis quiz mendadak untuk pelajaran matematika wajib.

Galaksi tidak yakin ada hal yang benar-benar mengusik pikiran sahabatnya itu. Bukan karena mereka baru saja kenal dan tidak tahu menahu tentang Joni, tapi memang begitulah adanya. Anak itu terlalu menggampangkan sesuatu. Begitu ringan dan tanpa beban.

"Kuy," ajak Joni sambil menyandang tas kosongnya. Ia berjalan mendahului Galaksi ke arah Genta yang sudah akan meninggalkan kelas.

"Oik, Gen!" Genta menoleh hingga ia dan Joni berdiri berhadapan, dan Galaksi di sebelah Joni, merasa seperti berdiri di antara raksasa-raksasa.

Genta melirik Galaksi sebentar sebelum memberikan perhatian pada lawan bicaranya. Sedangkan yang dilirik, sibuk dengan objek penglihatannya di lapangan basket.

Joni menangkap lirikan Genta walaupun hanya sepersekian detik. Maka dari itu, ia menyikut Galaksi diam-diam, membuat pemuda itu mengerut masam.

"Ntar lo ada acara nggak? Karaokean yok! Dylan juga ikut kok."

Belum ada jawaban dari Genta. Galaksi mendengus, bertelepati dengan Joni. Apa gue bilang!

Boys' Day OutTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang