"Apasih? Rahasia apa?" Galaksi menjauhkan tubuhnya dari Atha, tak menyadari entah sejak kapan mereka duduk terlalu dekat.
Atha mendengus, mengalihkan pandangannya pada rumput-rumput di pinggir lapangan yang hampir mati karena terinjak-injak.
"Nggak etis kalo gue yang ngomong. Kenapa nggak lo langsung tanya aja ke temen lo itu?" katanya.
Galaksi menatap profil wajah seniornya dari samping. Jelas saja ia bingung. "Kenapa lo benci Genta?" lirih Galaksi setelah terdiam cukup lama.
Atha kembali menoleh, menemukan pandangan yang sulit diartikan dari adik kelasnya. Atha bingung. Selama ini tak ada perasaan benci yang ia sematkan untuk sepupunya itu. Tapi pemuda ini, pemuda di hadapannya ini jelas-jelas punya alasan mengapa ia bertanya seperti itu.
"Gue nggak benci Genta."
Galaksi tertawa sumbang. Tawa itu terdengar seperti ejekan bagi Atha. Ia tak mengerti. Sesuatu tentang Genta memang mengusiknya akhir-akhir ini. Tapi ia tidak tahu pasti hal itu. Entah karena Genta yang kembali dengan gay nya setelah peristiwa itu, atau hal lain yang tidak Atha sadari.
Atha berdecak. Ia berdiri, mengacak-acak rambutnya kemudian mengambil tasnya di pinggir lapangan dan melangkah menuju motor.
"Gue pulang," katanya tanpa menghadap Galaksi. Ia meninggalkan Galaksi yang menatap punggung kokohnya tanpa kedip. Atha tak tau pasti kapan ia akan kembali.
Namun Galaksi, ia cukup mengerti itu. Atha tak akan kembali.
***
Maap gaays udah menghilang lama bgt, laporan bener bener bikin gue stres.
Gue ga yakin kalian inget cerita ini. Tapi here it is. 213 words, part terpendek di cerita ini :(
Siapapun kalian pembaca yang masih baca cerita ini, i really thank you❤

KAMU SEDANG MEMBACA
Boys' Day Out
Ficção AdolescenteBxB Nama gue Galaksi. Gue jago remedial. Ah, bukannya sok, tapi mungkin karena otak gue udah ketutupan minyak goreng karena keseringan makan bakwan.