Joni yang sedang memainkan games api gratis di ponselnya melirik Galaksi. Benar-benar merasa terganggu dengan pergerakan cowok bertanktop kuning itu.
Setelah mati akibat terkena tembakan di kepala oleh musuh, Joni menutup gamesnya lalu melemparkan ponselnya ke kasur Galaksi. Ia menatap cowok itu lekat-lekat dengan sedikit tatapan jengkel.
"Sekali lagi gue liat muka lo di kaca, gue tumpahin sabun ke bak mandi lo."
Joni mengancam, membuat Galaksi mengerang.
Pasalnya, cowok dengan tanktop kuning itu sudah terhitung berpuluh-puluh kali mematut dirinya di cermin sejak Joni menginjakkan kakinya di kamar ini. Joni risih. Ingin segera menuangkan sabun mandi Galaksi di bak mandi lalu mengaduknya.
"Arrrggh." Galaksi mengacak rambutnya. Merasa frustasi terhadap sesuatu di pikirannya.
"Aman nggak lu?" Joni bersidekap. Berpikir bahwa ada sesuatu yang sedikit tidak beres dengan sahabatnya. Sedikit, karena Galaksi memang mudah frustasi bahkan terhadap hal-hal kecil.
Galaksi mendudukkan pantatnya di kasur. "Gue mau ngasih tau sesuatu. Tapi gue nggak jamin lo bakalan nerima."
Joni mengangguk.
"Masa ya, ada cowok yang suka sama gue." Galaksi tidak yakin dengan respon Joni tapi memilih untuk mengeluarkannya.
Joni menggerakkan kakinya menuju meja belajar si tuan rumah dan duduk di kursi. "Siapa?" tanyanya seraya mengupas jeruk yang tersedia di atas meja.
Galaksi terdiam. Bingung menjelaskan seperti apa kepada Joni. Cowok itu tampak begitu polos dan Galaksi tidak yakin Joni akan menerimanya.
"Ada. Anak sekolahan."
Joni mengangguk. Membuang biji jeruk di mulutnya. "Anak kelas ya?"
"Bentar," Galaksi mengangkat tangannya. "Respon lo kok biasa aja?"
Joni mengangkat bahu lalu mengupas jeruk ke dua. "Mr. Cool?"
Galaksi tercengang sebentar. "Lo tau?"
Joni kembali mengangkat bahu. Emang kenapa sih kalau dia tau? Malahan lebih aneh jika ia tidak menyadarinya mengingat Joni dan Galaksi itu teman sebangku dan selalu berdua kemana-mana.
"Trus lo terima?"
Wajah tercengang Galaksi tidak main-main. Ia begitu shock dengan pertanyaan Joni. "Enggaklah anjir. Lu kata gue homo!" Galaksi merengut. Apa wajahnya ada mengindikasikan bahwa ia tertarik dengan kelamin yang sama dengannya?!
"Kali aja lo ngerasa harus balas budi sama dia." Joni terkikik.
Galaksi mencibir. "Lo kata sitinurbaya."
Namun Galaksi terpikir kata-kata Joni. Genta sudah sangat baik kepadanya selama ini. Mau repot-repot membatunya. Apakah ia terlalu kejam sudah menolak pemuda itu?
Galaksi mendesah. Terlalu pusing memikirkan masalah ini. Ini yang pertama baginya. Seseorang mengatakan menyukainya dan meminta kesempatan. Yang menjadi masalah ada seseorang itu memiliki batangan di selangkangan, sama sepertinya!
"Tapi serius lo nggak jijik?"
Joni menggeleng.
"Risih?"
Joni menggeleng lagi. "Lo emang jijik? Risih?"
Galaksi menggeleng. "Gue cuma..." Galaksi kebingungan mencari kalimat yang tepat. "Bingung? Apasih yang diliat cowok itu di gue?"
"Well, secara fisik lo emang nggak macho-macho amat sih,"
Galaksi melotot namun Joni pura-pura tidak melihat dan tetap melanjutkan kalimatnya. "Muka lo perpaduan ganteng sama cantik. Tapi lebih dominan imut sih. Apa ya namanya, baby face? Tapi cantik? Manis?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Boys' Day Out
Teen FictionBxB Nama gue Galaksi. Gue jago remedial. Ah, bukannya sok, tapi mungkin karena otak gue udah ketutupan minyak goreng karena keseringan makan bakwan.