Masih ingat dengan Galaksi? Begini nasibnya sekarang...
***
Sudah beberapa jam sejak pulang sekolah Joni membongkar isi kamar Galaksi. Ia terus-terusan membujuk Galaksi agar cowok itu mau memberinya hotspot namun Galaksi menolak mentah-mentah bujukan itu. Dan jadilah Joni mengacak-acak isi kamar si pemilik rumah.
"Mending lu pulang deh. Gue mau pergi," kata Galaksi bosan. Begitu lelah menghadapi tingkah Joni.
Joni merengut. Merasa tidak rela diusir begitu saja. "Kemana?"
"Belum tau. Mau nyari kado."
Joni menyelonjorkan kaki dan menyandarkan punggungnya ke dinding. "Emang siapa yang ulang tahun?"
"Nyokapnya Genta," jawab Galaksi pendek.
Joni menegakkan tubuhnya tiba-tiba. "Wait! Lo mau jalan sama Genta?"
Galaksi mengangguk.
"Like a date?" tanya Joni lagi.
Galaksi melirik Joni lalu mengangkat bahu.
Galaksi tidak tau. Mencoba memberi kesempatan kepada pemuda dingin itu sudah menjadi pilihannya. Pun perasaannya kepada senior straightnya itu masih baru seumur rebung. Dan berpikir ini akan mudah untuk move on.
"Gue ngasih dia kesempatan," adu Galaksi kepada Joni. Karena selain Joni, tidak ada yang tau tentang perasaan Genta terhadap Galaksi.
Joni diam mendengarkan. Memberi waktu bagi Galaksi untuk melanjutkan kalimatnya. Tapi pemuda itu hanya diam setelahnya sambil menatap langit-langit kamar.
"Dan apa yang masih bikin lo ragu sampai saat ini?" tanya Joni.
Galaksi melirik Joni kemudian bangkit dari posisi berbaringnya. Menatap pemuda yang masih mengenakan seragam sekolah tersebut dengan pandangan bertanya.
"Keliatan tau. Ada sesuatu yang nahan lo?"
Galaksi melongo. "Jon," lirihnya.
"Apa?"
"Lo cenayang?"
Joni mendengus. Menoyor dahi Galaksi dengan telunjuknya. "Gue lagi serius juga," katanya.
"Lu kalau lagi serius sering bener."
"Lu aja yang mudah kebaca."
Galaksi memutar bola mata. "Udah ah. Gue mau ngedate. Pulang lu sono," usir Galaksi mendorong tubuh Joni agar beranjak dari kasurnya. Tapi tubuh Joni bahkan tidak beranjak sedikitpun.
"Jiah, jadi ngedate ceritanya?" Joni mencolek dagu Galaksi dengan telunjuk lalu terbahak setelahnya.
Galaksi merasa menyesal telah mengeluarkan kalimat tersebut. Ia menjitak kepala sahabatnya dengan kesal, berusaha menutupi kemaluan-nya.
Joni tambah terbahak. "Ululu. Cini-cini cama daddy."
Joni menarik Galaksi dan membenamkan pemuda itu di dadanya, membuat Galaksi mengernyit jijik. Joni menepuk-nepuk bahu Galaksi menyebabkan Galaksi nyaris tercekik olehnya.
"I feses you." Kata Joni ketika kata yang ia pelajari di mapel biologi tersebut tiba-tiba terlintas di benaknya.
Timbul keheningan. Tentu saja dengan kernyitan jijik di dahi Galaksi yang tersembunyi di dada Joni.
"Maksudnya ai lop yu, bego!"
Dan tidak butuh waktu lama bagi Joni untuk terjengkang akibat tendangan Galaksi.
***
Galaksi sedang merapikan rambutnya ketika ponselnya berbunyi, menampilkan notifikasi panggilan dari Genta. Pemuda yang mengenakan kemeja denim tersebut mengangkat panggilan itu. Ia segera meraih dompet di meja belajar dan keluar dari kamar ketika si penelpon memberi tahu bahwa ia sudah sampai di rumah Galaksi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Boys' Day Out
Novela JuvenilBxB Nama gue Galaksi. Gue jago remedial. Ah, bukannya sok, tapi mungkin karena otak gue udah ketutupan minyak goreng karena keseringan makan bakwan.