9. Diterima Jutaan Kali, Ditolak Ratusan Kali

801 140 203
                                    

Seokmin dan Jun sepakat hendak mengembalikan seluruh barang yang dibelikan oleh Wonwoo, Jihoon dan Seungkwan. Namun, ditolak mentah, tentu saja. Yang ada keduanya malah diomeli. Tak mau membatalkan perjanjian sebelumnya. Perjanjian itu tidak akan pernah batal, meski barang yang dibelikan telah dibuang sekalipun. Tetap dianggap sebagai hutang.

Tidak kehabisan akal, dua sahabat itu sepakat untuk menjual seluruhnya. Meski hasil penjualan tidak bisa menutupi hutang karena dianggap sebagai barang bekas dan dijual sedikit lebih murah, uang itu akhirnya digunakan untuk membeli barang yang memang menjadi gaya andalan Seokmin dan Jun. Harga murah namun tidak murahan. Setidaknya bagi mereka seperti itu, meskipun di mata mahasiswa dan siswi populer tetaplah murahan. Tampil apa adanya. Sisa uangnya akan dipakai untuk melakukan berbagai macam proses pendekatan.

Seungcheol menawarkan diri untuk bergabung. Sekaligus menjanjikan kebebasan Seokmin dan Jun atas Wonwoo dan kawan-kawannya dengan cara membantu menjalankan misi. Tentu saja bukan tanpa alasan. Laki-laki Choi itu memang sudah sangat lama mengincar Jeonghan, Jisoo dan Minghao.

Lantas, apa yang sebenarnya dipinta oleh Seungcheol? Laki-laki berlesung pipi itu hendak memanfaatkan 'kedekatan' Seokmin dan Jun untuk melakukan pendekatan pada salah satu dari tiga gadis yang disasar oleh Wonwoo. Kembali ke fakta awal, Seungcheol tak pernah berhasil menggaet salah satunya.

"Sejak SMA aku mendekati Jeonghan, tapi selalu ditolak. Semester pertama perkuliahan aku mendekati Minghao, ternyata dia tidak kalah seram dari Jeonghan. Kalau Jisoo..." Seungcheol terdiam sejenak, memperhatikan raut wajah Seokmin yang tiba-tiba berubah menjadi masam. "Jangankan pendekatan. Pesan yang kukirim saja tidak pernah dibaca. Kalau bertemu, aku lempar senyum, dia juga balas senyum. Tapi hanya sampai di situ. Setelahnya dia langsung kabur seperti melihat setan."

"Tapi... Kamu sudah ditolak ratusan kali seperti itu kenapa tidak sadar juga? Tidak punya niatan untuk menyerah?" tanya Jun, penasaran. Ia harus belajar banyak dari Seungcheol. Pengalaman laki-laki Choi itu terbilang banyak. Jutaan kali diterima, ratusan kali ditolak. Pasti ia memiliki trik khusus yang disimpan rapat seorang diri. Jun hendak membuktikan kalau dirinya lebih dari apa yang mereka semua pikir, dengan cara mendekati salah satu gadis populer. "Sebagai laki-laki, apa yang harus dilakukan jika terjadi penolakan bertubi-tubi seperti itu?"

Seungcheol terkekeh kecil. Menepuk pundak Jun dengan bangga. Ia yakin bisa memberikan ilmu terbaiknya jika laki-laki perantauan China itu memang serius ingin belajar. "Kamu menemukan orang yang tepat. Karena lima hari lalu kalian sudah menyetujui permintaanku untuk bergabung, sekarang kita menjadi teman," ujarnya sambil terus menaik-turunkan alis. Setelah pertemuan di markas Seungcheol kemarin, mereka memang langsung berpisah setelah saling bertukar nomor ponsel. Membuat janji bertemu entah kapan bisa terlaksananya. Berbeda kelas, membuat jadwal mereka bertabrakan. Baru bisa hari ini, itu pun sangat terdesak dengan jam kuliah. "Aku akan mengajarkan kalian banyak hal, termasuk bagaimana caranya menggaet wanita."

Kening Seokmin mengerut. Meragukan ucapan Seungcheol tadi. "Kembali ke pernyataan awal. Kamu bilang sudah pernah coba mendekati Jeonghan, Jisoo, dan Minghao. Tapi tidak pernah berhasil. Ilmu apa yang bisa kamu sharing ke kami?"

Jun hampir saja melepaskan tawanya. Segera menutup mulut dengan tangan, terbahak-bahak. Bahunya berguncak akibat tawa yang tertahan. Lain halnya dengan Seungcheol yang tentu saja nampak murka. Baru kali ini keahliannya sebagai perayu ulung diragukan. Ditambah lagi, sosok yang meragukan kemampuannya adalah Lee Seokmin. Salah satu mahasiswa paling cupu di kampus.

Seungcheol menghela napas. Berusaha tetap tenang. Sesama teman tidak boleh saling menghajar. "Mereka bertiga itu beda.  Membuat aku semakin penasaran. Aku akan mencoba trik lainnya untuk menggaet mereka. Tenang saja. Aku memiliki sejuta cara dan akan dilaksanakan sebentar lagi," ujar Seungcheol, yakin. Penuh ambisi kuat dan berapi-api.

Fùzá (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang