12. Gossip Boys - Gossip Girls

745 137 69
                                    

"Seok... Kenapa aku malah berpikir kalau Jisoo adalah gadis yang selama ini membantumu secara diam-diam?" Jun berujar pelan. Saking pelannya, kalah jauh dengan volume anime yang tengah mereka tonton bersama. Melihat alis Seokmin terangkat, Jun mengulang ucapannya. Namun dengan suara yang jauh lebih lantang. Memukul bahu Seokmin. Menyadarkan. "Ini tanda-tanda, Lee Seokmin! Aku yakin Jisoo adalah orang yang selama ini diam-diam membantumu!"

Mendengar pernyataan itu, Seokmin jadi tertawa sejenak. Namun, tertunduk lesu setelahnya. Duduk dengan lunglai. Seperti makhluk tanpa tulang belakang. "Itu tidak mungkin. Patut masuk ke dalam tujuh keajaiban dunia jika itu benar-benar terjadi. Dia hanya terlalu baik. Harusnya dia masuk ke dalam museum. Sungguh sulit mendapatkan gadis yang cantik luar dan dalam. Dia tidak pilih-pilih teman. Menyambut aku di apartemennya dengan sangat baik."

"Tidak pilih-pilih teman? Menyambutmu di apartemennya? Apa itu artinya sekarang kalian berdua sudah resmi berteman?"

Mengangguk, Seokmin bercerita panjang. Semuanya, tanpa sisa sedikit pun. Termasuk rencana mereka, tentu saja. Mau apa lagi? Biar bagaimanapun juga, ia butuh dukungan. Dalam situasi seperti ini, Jun adalah pilihan satu-satunya. Namun dengan catatan, jangan pernah beri tahu Seungcheol. Mereka baru dekat beberapa hari. Tidak tahu apakah laki-laki berlesung pipi itu memiliki niatan lain atau tidak. Setidaknya mereka harus berhati-hati.

Diberi tahu pesan Wonwoo, Jun tersenyum masam. Kenapa harus diingatkan dengan tugas itu? Menyelesaikan tugas dari Mingyu pun ia sempat tertatih tadi. Tak bisa berpikir ke arah lain, seperti melaksanakan tugas dari Wonwoo.

"Memangnya kamu dimintanya melakukan apa?" tanya Seokmin penasaran. "Kalau hanya mengerjakan tugas, kenapa sampai malam baru pulang?"

Tersenyum amat lebar, Jun merebahkan tubuhnya. Membiarkan Seokmin tetap duduk di bibir ranjang. Berbantalkan lengan kanan, Jun mulai bercerita. "Ya, awalnya memang hanya mengerjakan tugas, tapi begitu selesai, tugasku malah ditambah lagi. Aku jadi bingung sendiri. Apa Wonwoo kurang memuaskan bagi Mingyu?"

"M-maksudmu?" perhatian Seokmin berhasil ditarik sepenuhnya. Sangat penasaran. Mengubah posisi duduk, bersila menghadap Jun. "Mingyu selingkuh?"

"Secara teknik, aku memang tidak tahu pasti," ujar Jun. Membalas tatapan Seokmin. "Aku hanya diminta Mingyu untuk mengantre mengambil tiket film. Dia sudah memesan jauh-jauh hari. Aku hanya mengantre untuk mengambilnya. Tahu sendiri, kan, bagaimana panjangnya antrean tiket film terbaru milik Lee Minho? Aku kira dia ingin mengajak Wonwoo nonton. Eh... Malah gadis lain."

Jun tertawa-tawa dibuatnya. Berbanding terbalik dengan Seokmin yang malah mengerutkan kening. Semakin penasaran. "Siapa gadis itu? Bagaimana kamu tahu kalau Mingyu malah mengajaknya, bukan Wonwoo?"

"Setelah mendapatkan tiket yang diminta, aku langsung disuruhnya pergi. Tapi aku mampir ke toilet dulu. Begitu keluar, Mingyu sudah mengantre hendak masuk. Dengan wanita lain," jelas Jun. Melihat Seokmin hendak mengajukan pertanyaan lagi, Jun segera melanjutkan kalimatnya. Merasa tahu dengan pertanyaan Seokmin selanjutnya. "Bukan Wonwoo, aku yakin. Gaya rambut mereka saja berbeda. Gadis itu rambutnya pendek. Lucu, sih... Cute."

"Aish, bukan itu!" kesal Seokmin. "Apa kita beri tahu Wonwoo saja?"

Seokmin merasa kasihan dengan nasib Wonwoo. Diselingkuhi bukanlah masalah sepele. Ada perasaan yang dikorbankan. Apalagi ia masih begitu ingat dengan pembelaan yang Wonwoo lalukan saat Jihoon menyamakan ketiga kekasih mereka dengan Seokmin sendiri. Gadis bermarga Jeon itu nampak jelas sangat amat mengagungkan Mingyu. Mati-matian membela kekasihnya.

Jun bangkit. Ikut duduk bersila. Sama persis seperti yang Seokmin lakukan. Melayangkan protes. "Kamu gila? Pertama, kita akan dimaki Wonwoo habis-habisan karena dianggap berusaha merusak hubungan mereka. Wonwoo tidak mungkin percaya dengan kita begitu saja. Dan yang kedua, kita akan mati di tangan Mingyu. Aku tidak mau. Itu gali lubang kubur sendiri namanya!"

Fùzá (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang