5. Misi Kedua: Mengajak Jisoo Kencan

811 150 89
                                    

"P-permisi?" tegur Seokmin, hati-hati. Suaranya dibuat sepelan mungkin. Tidak mau terdengar oleh pengunjung kantin lainnya, hingga menarik perhatian mereka. Namun nyatanya, tetap saja terdengar. Seokmin menjadi pusat perhatian. Laki-laki Lee itu menjadi ketakutan. Cara bicaranya semakin canggung. "Boleh aku duduk di sini?"

Jeonghan, Jisoo dan Minghao terdiam sejenak. Sedang asik mengobrol, tiba-tiba saja didatangi oleh tamu tak diundang seperti ini. Memperhatikan laki-laki berhidung mancung itu dari ujung kepala hingga ujung sepatu. Alis tebal Jeonghan terangkat. Membuat Seokmin sedikit mundur. Khawatir. Tatapan mata tajam gadis Yoon itu membuat bulu kuduknya merinding.

Minghao yang kebetulan duduk membelakangi Seokmin berusaha menoleh. Memutar badan. Mencari si pemilik suara. Kepala mendongak. Mengerutkan kening. "Kamu lagi?"

"Eh? Hehe," Seokmin tertawa renyah. Pegangan pada nampan makanan semakin kencang, saking gugupnya. Bingung hendak bicara apa. Wonwoo hanya berpesan bahwa ia harus mengajak Jisoo berkencan, di hadapan Jeonghan dan Minghao. Dan, Jisoo harus menerima ajakan itu. Tapi bagaimana caranya? Seokmin belum pernah mengajak seorang gadis berkencan sebelumnya. Menoleh ke arah pintu masuk kantin, dari kejauhan Wonwoo mengawasi. Ia harus cepat-cepat cari alasan, setidaknya agar mendapat kesempatan untuk ikut mengobrol dengan mereka. "Tidak ada tempat kosong lagi, selain di sini. Jadi ... Boleh aku bergabung dengan kalian?"

"Kamu tidak lihat? Beberapa mahasiswa yang lain pun belum mendapat tempat, tapi tidak berani datang ke sini. Kenapa kamu malah..."

"Sudahlah, Han..." Jisoo memegang tangan Jeonghan yang teracung, menunjuk ke arah Seokmin. "Biarkan saja dia duduk di sini."

Minghao terbelalak. Tak kalah terkejut, tatapan tajam Jeonghan kini malah beralih pada Jisoo. Apa mereka tidak salah dengar? Jika diperhatikan, semakin lama tingkah Jisoo semakin mencurigakan.

Jeonghan berbisik. "Obat diet apa yang baru saja kamu minum? Apa efeknya sebesar ini?"

Kening Jisoo mengerut. Menggeleng. Membantah. "Aku sudah tidak minum obat diet. Kemarin Minghao bilang kalau laki-laki itu lebih menyukai gadis yang bertubuh berisi, jadi aku berhenti meminum obat diet. Tapi tetap menjaga makanan."

Obrolan itu berhasil ditangkap Seokmin dengan baik. Ia harus memanfaatkan situasi agar dapat bergabung. Tanpa ragu laki-laki kelewat mancung itu meletakkan nampan makan siangnya. Duduk tepat di samping Minghao dan di hadapan Jisoo. Ikut menyahuti pengakuan si gadis Hong itu. "Ya, kamu benar. Laki-laki memang lebih menyukai gadis yang tubuhnya berisi. Tapi, bukan artian gadis yang gemuk. Kalian mengerti? Tubuh yang ideal. Tidak gemuk juga tidak kurus. Tubuh gadis yang seperti itu biasanya lebih..." Seokmin berdehem kecil. Malu-malu melanjutkan kalimatnya. Sedikit berbisik. "Memuaskan."

"Siapa yang menyuruhmu duduk di sini?" sarkas Jeonghan.

Seokmin menegang. Ia pikir dengan teguran Jisoo sebelumnya akan secara otomatis membuat Jeonghan dan Minghao menyetujui kedatangannya. Ternyata, menengok ke samping pun, Minghao malah menampilkan reaksi yang sama dengan Jeonghan. Matanya tajam. Nampak jelas menentang kehadiran Seokmin.

Jisoo merengut. "Biarkan saja Seokmin di sini, tidak apa, kan? Ada banyak hal yang ingin aku tanyakan padanya."

Tidak hanya terbelalak, Jeonghan dan Minghao malah mengerang kesal dibuatnya. Jisoo sudah berlebihan memberi tanggapan pada Seokmin. Bukannya apa. Jeonghan hanya khawatir kalau-kalau Seokmin akan memberi tafsiran lain dan mengira Jisoo telah menyukainya hanya karena bunga yang diberikan kemarin diterima dengan antusias. Jeonghan mengenal Jisoo dengan sangat baik. Gadis Hong itu hanya tidak tega. Dia terlalu lembut, tak mau menyakiti orang lain.

Tidak hanya satu atau dua kali hal seperti ini terjadi. Jisoo memang selalu menyambut hadiah yang didapatnya dengan sangat antusias. Bahkan tasnya penuh dengan bunga dan beberapa hadiah lainnya setiap hari valentine. Namun, ia tidak pernah mau menerima hadiah cokelat. Memberi peringatan agar tak pernah memberinya makanan manis, diumumkan melalui story di instaliter.

Fùzá (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang