13. Mati lampu

13.6K 1.6K 85
                                    

Vomment dong seyeng.


[ My twins - Park jisung ]

Seminggu telah berlalu, gadis itu sudah merasa lebih baik sekarang, ia sudah mengikhlaskan ibu dan ayahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seminggu telah berlalu, gadis itu sudah merasa lebih baik sekarang, ia sudah mengikhlaskan ibu dan ayahnya. Tapi, ditengah malam, gadis itu selalu terbangun dan kembali menangis, dan entah kenapa, setiap gadis itu menangis, jisung pasti selalu datang ke kamar gadis itu dan menenangkannya.

Itulah jisung yang sekarang, perkataannya minggu lalu itu memang benar. Ia menjadi lebih dewasa, dan selalu menjaga gadis itu.

Bahkan, sekarang keadaanya menjadi berbanding terbalik. Kini, gadis itu yang sering kekanak-kanakan, ia juga menjadi manja dan cengeng. Sedangkan jisung, ia menjadi orang yang selalu menjaga gadis itu, menenangkannya ketika menangis dan hal yang lainnya. Mark yang sering menyaksikan kejadian itu semua hanya bisa memakluminya.

Ngomong-ngomong tentang mark, ia tidak jadi pindah ke apartmentnya. Bundannya menyuruh mark untuk tinggal bersama jisung dan gadis itu agar bisa sekalian menjaga mereka.

"Kak,"

Gadis itu hanya berdehem pelan menyaut panggilan dari jisung. Dirinya tengah fokus dengan novel ditangannya.

Jisung berdecak kesal ketika gadis itu tidak menjawabnya, ia kemudian menghampiri gadis itu yang sedang berbaring disofa dengan novel ditangannya.

"Itu tvnya kalo gak ditonton matiin dong," ujar jisung sambil mematikan televisi tersebut.

Jisung melirik gadis itu yang masih fokus dengan novelnya, ia lama-lama menjadi agak kesal karena tidak direspon sedari tadi.

Jisung merebut novel gadis itu secara paksa dari tangannya.

"Ih apasih, kembaliin sini." ujar gadis itu sambil mengubah posisi berbaringnya menjadi terduduk dengan wajahnya yang cemberut.

"Baca apa sih?" gumam jisung sambil melihat novel tersebut.

"Kepo!" ujar gadis itu sambil merebut kembali novelnya itu. Ia kemudian kembali membaca novelnya itu.

Jisung hanya mendengus kesal, ia kemudian pergi meninggalkan gadis itu untuk pergi ke kamar.

Ctek

"AAAAAAA!"

Teriakan gadis itu menggema di seluruh ruangan ketika listriknya padam.

Gadis itu menutup wajahnya dengan kedua tangannya, dirinya merasa ketakutan sekarang.

"J-jisung...hiks.."

Gadis itu terisak dengan posisi sedang berjongkok dekat sofa dengan tangannya yang masih menutupi wajahnya.

Gadis itu terlonjak kaget ketika ada yang memeluknya secara tiba-tiba. Tapi, setelah menyadari bahwa itu jisung, gadis itu mempererat pelukannya.

"Sst, jangan takut, aku disini kok," ujar jisung sambil menenangkan gadis itu dengan tangannya yang mengelus rambut gadis itu.

"Jis..takut.." cicit gadis itu.

"Gausah takut ah," ucap jisung.

"Nanti juga lampunya nyala lagi," lanjutnya.

Gadis itu hanya menggeleng-gelengkan kepalanya sambil mempererat pelukannya kepada jisung.

"Ini siapa sih sebenernya?" ujar jisung.

"Perasaan ya, kakak aku itu orangnya gak penakut, gak cengeng, apalagi manja. Kok ini beda ya?" ujar jisung lagi, ia sebenarnya berniat untuk menyindir gadis itu.

Bugh

Gadis itu memukul pelan dada jisung. Bukannya merasa sakit, jisung hanya tertawa ketika dadanya dipukul oleh gadis itu.

"Iya maaf becanda doang," ujar jisung.

Jisung kemudian melepaskan pelukan gadis itu dan segera menuntunnya ke sofa tadi.

"Duduk sini," ujar jisung disaat dirinya sudah duduk di sofa tersebut.

Gadis itu pun duduk di sebelah jisung. Tangan jisung terulur untuk menyenderkan kepala gadis itu ke pundak kanannya.

"Maaf," ucap gadis itu tiba-tiba,

"Maafin kakak, akhir-akhir ini kakak sering banget nyusahin kamu. Kalo kaya gini, kakak jadi ngerasa gak berguna sebagai seorang kakak." lanjut gadis itu.

"Apasih, nyusahin apanya coba," ujar jisung.

"Kata siapa kakak nyusahin aku, lagian, aku gak ngerasa kakak nyusahin aku kok. Aku malah seneng kalo kakak kaya gini, jadinya aku ngerasa berguna sebagai seorang adik laki-laki." lanjutnya.

"Iya deh," balas gadis itu.

"Malem ini biar jisung temenin kakak tidur ya, jisung gatega liat kakak nangis mulu tengah malem." ujar jisung.

"Iya maaf, lagian, kok kamu bisa tau kalo setiap malem kakak nangis, bukannya kamu udah tidur?" ucap gadis itu.

"Atau jangan-jangan, kamu selama ini gak tidur terus ngawasin kakak gitu?" lanjutnya.

"Hehe, ya gitu deh. Abisnya aku gatega liat kamu nangis gitu, mana tengah malem lagi. Kan kalo ada aku bisa dipeluk, buktinya setiap aku peluk kamu, kamu langsung berhenti nangis." balas jisung sambil menampilkan cengirannya.

Gadis itu hanya memukul pelan tangan jisung. Jisung tidak tahu bahwa sebenarnya gadis itu tengah tersenyum. Ia merasa bahagia sekaligus bersyukur melihat perubahan sikap jisung. Ucapan jisung tempo hari memang tidak main-main.

"Jis, kakak ngantuk," ujar gadis itu sambil menguap.

"Yaudah tidur aja," balas jisung.

"Masa tidur disini, sih."

"Ya gapapa, nanti kalo kamu udah tidur, aku pindahin ke kamar."

"Emang gapapa? Aku berat, lho."

"Gapapa, aku kan udah biasa gendong kamu."

Gadis itu hanya menampilkan cengirannya kepada jisung.

"Yaudah, sini tidur." ujar jisung sambil menarik kepala gadis itu agar menyender di bahunya.

Jisung hanya tersenyum kecil saat melihat samar-samar wajah gadis itu yang terlihat sangat mengantuk.

Selang beberapa menit, nafas gadis itu terdengar sudah beraturan, itu artinya, gadis itu sudah tertidur.

---

---

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.






22-04-2019

My Twins [Edited]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang