My Twins [Edited]

25. What?

[ My twins - Park jisung ]

"Kak!"

Gadis yang sedang berdiri di depan mading itu menolehkan kepalanya ketika ada yang memanggilnya.

"Kakak ngapain disini?" tanya orang yang baru saja sampai di hadapannya.

"Katanya daftar nilai tertinggi udah di umumin di mading, tapi kok gak ada ya?" ujar gadis itu seraya melihat ke arah mading.

Orang yang ada di sebelah gadis itu, yang tak lain adalah jisung terlihat mematung sejenak ketika mendengar ucapan gadis itu.

"Padahal, kakak pengen tau siapa murid yang bakal ke luar negeri nanti." lanjut gadis itu.

Perasaan tidak enak hati kembali jisung rasakan, dirinya bingung harus bagaimana.

"Udah gak usah kepo, mending ke kelas gih kak, bentar lagi masuk." ucap jisung.

Gadis itu mengerucutkan bibirnya, dan menatap jisung dengan kesal.

"Ayo, jisung anterin ke kelas." ujar jisung seraya menarik tangan gadis itu dan berjalan menuju kelas gadis itu.

Ketika sampai di depan kelas gadis itu, jisung menahan tangan gadis itu ketika ia hendak masuk ke kelasnya.

"Apa?" tanya gadis itu.

"Nanti sore jadi jalan-jalan kan?" ujar jisung.

"Terserah kamu sih."

"Yaudah, nanti kalo udah bel pulang sekolah, tunggu disini ya, jangan ninggalin." ucap jisung.

"Iya," jawab gadis itu sambil memutar bola matanya dengan malas.

"Inget ya, jangan ninggalin, jangan ke parkiran duluan, tunggu disini pokoknya." ucap jisung lagi.

"Iya ih, bawel." cibir gadis itu.

"Yaudah, jisung ke kelas dulu ya kak."

"Iya sana cepet!"

"Dih, ngusir."

"Apasih jis, serba salah ah kesel." ucap gadis itu seraya menghentakan kaki kirinya, dengan wajah cemberutnya.

Melihat itu, jisung hanya tertawa sambil mengusak rambut gadis itu dengan gemas.

"Sana ke kelas!" ujar gadis itu sambil mendorong badan jisung.

"Iya kak iya." jawab jisung dengan malas seraya berjalan menjauh dari gadis itu.

"Dadah."

---

"Ngapain kita kesini?" tanya gadis itu ketika dirinya dan jisung telah sampai di suatu tempat yang terbilang cukup indah.

"Mulung." jawab jisung santai seraya membenarkan poninya yang sedikit berantakan akibat angin yang cukup kencang.

"Ih!" desis gadis itu sambil menghentakkan kakinya sebal.