41. Bencana

8.2K 1.1K 309
                                    

Gila, jahat banget aku baru update.

[ My twins - Park Jisung ]

Keduanya masih saling beradu tatapan tajam, dengan tangannya yang terlipat didada

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Keduanya masih saling beradu tatapan tajam, dengan tangannya yang terlipat didada. Sedetik kemudian, mereka membuang muka. Jika ada orang lain yang melihat kejadian ini, pasti akan merasa gemas. Bagaimana tidak, keduanya duduk diujung sofa yang cukup panjang, jisung disebelah kanan, dan kakaknya disebelah kiri. Tangan mereka masih setia berlipat didepan dada, dengan wajah yang cemberut dan saling membuang muka.

Jisung tiba-tiba berdiri, dan membuat gadis itu menatapnya dengan bingung. "Pulang sana," titah jisung dengan datar.

Gadis itu mendengus kesal, "Hujan." balasnya, tidak kalah datar.

"Dari tadi, gue udah nyuruh lo pulang," ucap jisung, kemudian menghela nafasnya, "Tapi lo malah nggak mau, sekarang, gini kan akibatnya." lanjutnya, seraya menatap keluar lewat jendela, yang menunjukkan tengah hujan deras.

"Hujan itu takdir, aku kan nggak tahu kalo bakal hujan deres gini." balas gadis itu dengan santai.

Jisung memutar bola matanya dengan malas, "Terserah," balasnya cuek.

Gadis itu hanya mengangkat bahunya acuh, kemudian dirinya menatap hujan lewat jendela, yang semakin lama semakin deras. Ditambah lagi, suara gemuruh petir yang terdengar sangat jelas.

"Mau kemana?" gadis itu bertanya ketika melihat jisung yang mulai melangkahkan kakinya, berjalan menjauh dari sofa yang dia duduki.

"Bukan urusan lo." jawabnya dingin.

Mata gadis itu terus mengikuti setiap pergerakan jisung. Keningnya berlipat ketika melihat jisung pergi ke dapur, dengan semangat, dia pun beranjak dari duduknya, kemudian berlari kecil untuk menyusul jisung yang pergi ke dapurnya.

"Ngapain?" satu pertanyaan lainnya terlontar dari mulut gadis itu secara tiba-tiba, ketika melihat jisung yang tengah berkutik dengan sebuah gelas, sepertinya dia membuat susu.

"Baca buku," jawab jisung dengan sinis, dia kemudian mengalihkan pandangannya, dan menatap kembarannya dengan malas. "Bikin susu lah, lo gak bisa lihat apa?" lanjutnya, seraya memutar bola matanya.

Bibir gadis itu melengkung ke bawah, ada perasaan kecewa ketika mendengar perkataan jisung barusan. Dia kemudian mendudukkan dirinya pada salah satu kursi meja makan.

Kedua tangannya menangkup wajahnya sendiri, kemudian ditekuk dan menahannya pada meja. Matanya menatap lurus ke depan dengan tatapan kosong.

"Kakak kangen mama sama papa, jis." ucap gadis itu, kemudian menghela nafasnya.

Pergerakan jisung terhenti begitu saja, mendengar ucapan saudara kembarnya barusan. Rasanya, dia ingin sekali memeluk gadis itu dan berkata, bahwa dirinya juga merindukan kedua orangtuanya. Membuang nafasnya dengan kasar, jisung kemudian kembali melanjutkan aktivitasnya yang sempat tertunda.

My Twins [Edited]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang