who's maylea?

192 39 20
                                        

malam setelah ketegangan yang terjadi di antara keluarga seo,dan taeil.keluarga seo memilih untuk tetap menunggu di luar ruang rawat jisung,bergantian menjaga jisung.sudah pukul 2 malam,tapi taeil masih saja terjaga bersama maylea. untuk kali ini maylea berusaha mengalahkan ego gengsinya,dan berniat menyuruh taeil beristirahat.

''ibu,'' cicit maylea,taeil sontak mendongkak,itu sudah lama sejak terakhir kali maylea memanggilnya 'ibu',itu seperti setitik obat bagi kekacauan di pikiran taeil sekarang.taeil tersenyum lesuh memandang tanya putri ke duanya itu,''kenapa,lea laper?kalau laper nanti ibu minta tolong pak chenle atau nggak jeno buat mesenin lea makan ya?"

bukannya menjawab pertanyaan sang ibu entah kenapa tiba-tiba saja maylea terisak, taeil sendiri kualahan melihat anaknya itu tiba-tiba menangis. Lansung saja taeil beralih memeluk si bungsu.

"eh anak ibu kenapa nangis? Maaf ya kalau selama beberapa hari ini ibu terlalu sibuk mikirin kakakmu, ibu nggak nyiapin lea makan,"taeil merasa aneh karena sudah lama sekali maylea tidak berontak saat dipeluk, ada setitik rasa hangat ketika anak keduanya ini menangis dipelukannya seolah putri bungsunys ini sudah mulai bisa lagi melimpahkan rasa sedihnya tanpa secuil gengsi, lagipula hampir semua ibu keinginannya sama, menangkup lelah anak-anaknya ketika pulang dari kompleksnya dunia.

"kenapa, bu?"lirih maylea,taeil mengernyit bingung,"kenapa opo tho cah ayu?"

"kenapa ibu masih manjain lea, kenapa m nggak benci lea aja...yang cuman anak pungut dari tong sampah, anak yang nggak diterima sama orang tua, cuman sampah yang suka nggak tau diri,lea--"

"udah ngelanturnya? Siapa yang beraninya bilang kamu itu sampah?"taeil kini sudah melepaskan pelukannya dan merapihkan rambut lea yang berantakan. Ia berasa melihat leaNya yang berumur lima tahun saat pulang dengan kaki berdarah akibat jatuh dari sepeda.

"aku denger waktu mbak jisung marahin ibu karena ibu nggak marahin aku yang buang nasi goreng waktu itu."

Taeil langsung mengingat kembali

Flashback

Jisung menarik lengan ibunya menuju ke kamar, jika saja ibunya tidak menahannya mungkin ia akan menampar keras pipi mulus adiknya yang dengan kurang ajarnya membuang nasi goreng buatan sang ibu.

" hampir setiap kali masak tangan ibu kena wajan panas , tapi si tolol itu dengan enaknya buang makanan, ibu kenapa sih!? "

"hush jangan ngomong kasar gitu ah sama adekmu!"

"dia nggak pernah jadi adek aku kalau dia nggak nganggep ibu sebagai ibunya juga!"

Taeil menghela napas menghadapi kerasnya sikap si sulung.

"sung, api kalau di balas api cuman jadi panas, makannya ibu harap kamu paham dan kamu sebagai kakak harus jadi air bagi adekmu,"

"ngerti bu ngerti, kalo sekali dua kali masih bisa aku toleran, loh yo moso setiap hari anak ibu durhaka aku diemin,aku nggak mau adekku durhaka loh bu"

"kamu mau jadi anak durhaka juga sama ibu gara-gara nggak mau dengerin ibu?

"nggak git-- ah tau lah ngeyel si ibu mah!"

"sshh! kamu anak pertama, panutan bagi adekmu, kamu juga pernah seumur dia, jadi bisa kan merasakan gimana labilnya mood anak seumuran adekmu. Coba dingertiin, dinasehatin pelan-pelan."

Jisung menunduk pasrah,setidaknya hanya ibunya yang bisa menenangkan kemarahannya,"ibu, andai lea tau,kalau ibu sama aku nggak nemuin dia di tong sampah pas badai waktu itu,mungkin dia udah jadi bangkai yang nyatu sama sampah,dia bukan apa-apa tanpa ibu."

Taeil menangkup pipi putri sulungnya,"masa lalu jangan di ungkit,sekarang dia bukan sampah,kamu sama lea anak ibu juga."

Diam-diam dari balik pintu,lea berusaha menahan kuat tangisnya agar suaranya tidak terdengar.

Flashback end.

"kalau kamu dengar pembicaraan kami waktu itu,seharusnya kamu dengar kan ibu bilang apa"

"aku selalu berusaha buat ibu marah,supaya ibu bisa ngusir aku dari rumah,aku mau hidup mandiri mau kabur dari rumah,karena aku malu,tapi aku mencoba realistik, aku nggak punya uang untuk mulai hidup sendiri, kalaupun aku cari orang tua asliku,mereka juga belum tentu nerima aku yang bahkan mereka buang di tempat sampah,"

Taeil menggenggam tangan putri bungsunya,kemudian mencium sayang kening putrinya itu."sebesar apapun rasa benci anak sama orang tua, itu nggak bisa ngalahin rasa sayangnya orang tua ke anak, pernah sekali ibu mau nyerah waktu ibu nggak punya sama sekali uang, bahkan bahan makanan habis, terus lea kecil meluk ibu, lea masih kecil banget waktu itu, bilang mau makan di restoran ayam, ibu bilang ibu nggak ada uang, lea nangis sama mbak jisung terus lea bilang, nanti lea kerja bantuin ibu supaya bisa makan di restoran ayam bareng-bareng, itu aja udah buat ibu bersyukur banget nemuin lea di tempat sampah waktu itu. Sekarang mana ada sampah secantik lea."

Lea kembali menangis tersedu,jatuh kembali pada pelukan hangat ibunya, kini ia tidak perduli lagi siapa orangtua kandungnya yang bahkan tidak menginginkan kelahirannya, mulai sekarang dan seterusnya taeil, dan jisunglah keluarga lea, masabodo dengan hubungan darah.

"kalau mbak jisung tahu, pasti dia makin sayang lagi sama lea."

"tapi bu, selama ini mbak jisung kelihatan nggak suka sama lea.", taeil tersenyum lembut menanggapi sang putri, "mbak jisung cuman nggak suka kalau adiknya yang dulu polos malah setelah dewasa jadi orang yang lain, rasa sayang dia ke lea,itu sama kayak rasa sayangnya ke ibu, jadi kalau ada satu kesayangannya yang berubah, dia juga nggak bakal suka."

"habis ini lea bakal nurut kata ibu sama mbak jisung, ibu tenang aja masalah si om gila itu sama keluarganya, kita masih bisa hidup, dan nggak bakal biarin mbak jisung kekurangan kasih sayang, setelah mbak jisung nikah sama kak jeno, keluarga kita bakal lengkap."

Kini taeil yang tanpa sadar mengeluarkan air mata mengingat kembali tentang kebodohannya di masa lalu yang mudah sekali terperdaya oleh johnny, ia membenarkan perkataan lea, ia sudah tidak perduli akan johnny dan keluarganya, setidaknya ia tidak ingin merusak keluarga johnny, apalagi menghancurkan pernikahan wanita sebaik ten.

"setelah mbak jisung sembuh, kita balik ke indonesia,dan nggak bakal bertemu sama keluarga seo itu.",ucap taeil yang semakin mengeratkan pelukannya pada lea.


TBC

Uwuw drama banget yaa ff ini, kek film azab:")

Btw ini masih ada yang baca ga ya
Mo unpub tapi sayang dikit lagi

satang(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang