Baru saja jisung membuka pintu kamar tempatnya tadi dengan ten berbicara,ia dikejutkan dengan kehadiran hendery yang menatapnya serius di depan pintu,ini bukan tatapan hangat yang biasa jisung terima dari pria yang lebih tua darinya ini,tapi tatapan penuh kekecewaan"yangyang udah cerita semuanya"ucap hendery dingin,jisung mengernyit bingung"ka..kalian ini kenapa sih!?"tanya jisung tergagap,ia masih berharap bahwa ini hanya sebuah tipu daya yang disiapkan keluarga seo ini,tapi melihat mata hendery yang sembab juga tatapan penuh emosi itu,membuat jisung ragu bahwa ini hanya tipuan.
Menghiraukan pertanyaan jisung,hendery justru menarik kasar tangan jisung untuk segera keluar dari rumahnya itu"sakit ka!"lirih jisung,tapi bagai tuli hendery terus menarik tangannya"keluar dari rumah gua,anak jalang!"bentak hendery menatap penuh benci jisung,chenle yang melihat itu jelas mengejar untuk menyelamatkan jisung dari amukan hendery.yangyang tadi sudah menjelaskan semua yang terjadi di kantor johnny,chenle juga sangat terkejut tentunya,sementara yangyang memilih untuk lebih mengkhawatirkan sang ibu,tapi hendery masih sangat belum menerima kesalahan sang ayah,perasaan sayangnya pada jisung kini berubah menjadi pandangan penuh rasa jijik.
Sesampainya di depan pintu keluar rumah besar itu,tanpa menghiraukan isakan dan rintihan kesakitan jisung,hendery mendorong tubuh mungil jisung,hingga jisung terduduk jatuh di lantai dingin itu,chenle langsung saja membantu jisung"gila lo ya!?dia cewek,bego!"bentak chenle tidak terima melihat perlakuan kasar hendery terhadap jisung"lo pikir,anak pelakor kayak dia pantas diperlakuin secara hormat?"balas hendery,"lo bahkan belum tahu yang sebenarnya,seenggaknya jangan gegabah",bela chenle."perduli apa gua!?ibunya udah ngerusak keluarga gua,masih untung udah gua perlakuin baik selama ini".
"kakak boleh kasarin aku semau kakak,tapi ibu aku nggak serendah itu"lirih jisung"bahkan buktinya belum kuat,kalo aku anak om johnny.''
Hendery berdecih"besok kita tes DNA",putus hendery.
"sekarang,jangan pernah nginjak lantai rumah gua sama kaki hina lo itu!"
Chenle merengkuh kedua bahu jisung yang bergetar,berusaha menenangkan gadis itu.
Brakkk...
Hendery membanting pintu besar itu dengan penuh kemarahan,sementara chenle berusaha membawa tubuh jisung yang masih bergetar untuk kembali ke hotel tempat mereka menginap.
Diperjalanan menuju pulang,bahu jisung naik turun tak hentinya menangis,kepalanya disandarkan pada jendela mobil itu,chenle menatap gadis itu iba,ia mengerti betul bagaimana perasaan gadis yang biasanya sangat cerewet itu.
Skip.......
Sesampainya di hotel,jisung mengusap wajahnya kasar,dan segera mengambil ponselnya untuk menelpon sang ibu.
"jisung?,tumben telepon ibu,bukannya minggu depan kamu pulang?"tanya taeil.
"hiks...i-ibu"lirih jisung,taeil yang diseberang telepon sontak khawatir mendengar isakan sang putri,"j-jisung?kamu nangis?kamu kenapa nangis?"cecar taeil dengan pertanyaan karena merasa khawatir"i-ibu jujur,hiks..."
"jujur,kenapa?"
"i-ibu kenal sama om johnny?"tanya jisung gemetar,chenle ikut merasa was-was,sementara taeil terdiam seribu bahasa.bagaimana putrinya ini tahu tentang pria yang bahkan sangat ingin taeil lupakan,air matanya lolos,pertanyaan sang putri baru saja membuka luka lama yang selama ini ia sembunyikan"ibu,jangan diem aja dong bu!?"teriak jisung frustasi."ibu,jawab!" chenle menahan jisung yang terus berontak saat chenle berusaha menenangkannya"dia..."taeil gemetar"dia ayah aku gitu!?"teriak jisung,lagi-lagi taeil hanya bungkam dalam tangisnya.
"ibu...hiks.."lemah sudah pertahanan jisung,kebungkaman taeil menjawab semua pertanyaan jisung,tubuh jisung merosot dari pelukan chenle,ia terduduk lemas,masih tak percaya dengan kebungkaman sang ibu.

KAMU SEDANG MEMBACA
satang(END)
Teen FictionRandomnya rasa permen mencerminkan randomnya hidup jisung setelah tragedi perebutan permen di supermarket *sinetron vibe awokawok* cast:jisung(girl) : chenle(boy) and others.... GS! a/n : Jangan baca kalo g suka kapalnya. I'm the queen of...