Typo manusiawi yaw
.
..
Jisung hanya menatap pintu besar nan megah itu dengan wajah yang sulit diartikan. Antara senang,takut,gelisah, galau, merana~*apaansih*
"kamu mau berdiri disini aja jadi patung?"ucap chenle yang sudah muak melihat ke-gerogian Jisung.
Jisung memeluk erat lengan si bos dengan gemetar, sementara chenle masih dihanyutkan dengan wajah jisung yang benar-benar sedekat itu, bahkan kepala jisung tersandar pada bahu chenle, ini aneh rasanya, tidak seperti saat yuqi bermanja pada chenle maka chenle akan merasa bersalah jika tidak membalas yuqi, tapi jika ini jisung, entah kenapa chenle merasa nyaman.
"pak s.. s..saya gak bisa,"ucap jisung gemetar, masih memeluk lengan chenle.
"kamu kira ini ujian tes kepolisian? Kamu gak usah takut, lagipula kamu cuma mau ketemu sama mama nya jeno, bukan ketemu voldemort."
Jisung melepaskan pelukan pada lengan chenle,dan meninju pelan bahu sang bos dengan wajah kesal"saya lagi serius, bapak malah bercanda,"jisung mengerucutkan bibirnya.
"udah lah ayo masuk aja, nggak usah lebay!"chenle kemudian menekan tombol bel yang ada disamping pintu.
Tak lama kemudian seorang pemuda membuka pintu besar itu"jisung!?"pemuda itu nampak tidak percaya apa yang dilihatnya kini.
"emang cocok bat dah lu bedua, sama-sama lebay!" cibir chenle yang udah muak sama pasangan dramatis ini.
"h--hai"sapa jisung sambil tersenyum canggung.
"yaampun! Sore-sore udah ada bidadari mampir dirumah aku, sungguh berkah!"
"lebay bego jen!"
"hush! Yang sopan kalo dirumah orang"
"ma..maaf"jisung kembali menunduk gemetar.
"bercanda kali, yaudah kuy masuk"jeno kemudian mempersilahkan jisung untuk masuk.
"jisung doang nih yang diajak masuk?"oh ya lupa ada chenle.
"masuk tinggal masuk bang, ini kan rumah lu juga bego!"ucap jeno malas sembari membawa jisung sang kekasih*eak*untuk masuk.
"maaf ya rumahku kecil, semoga kamu nyaman disini," jisung menggerlingkan matanya malas mendengar ucapan kekasih kurang warasnya ini, bagaimana bisa rumah hampir sebesar glora bung karno ini dibilang kecil? Ini mungkin karena mata jeno sipit jadi semuanya dibilang kecil?
"nggak usah merendah untuk meninggoy deh."
Setelah melewati waduk, dua samudera empat benua dan gunung himalaya, akhirnya sampai juga di ruang tengah. Nggak literally sih, tapi ya emang jauh pisan jarak dari pintu ke ruang tamu, jisung sampai bengek.
"duduk dulu sini, aku panggilin semuanya."
Jisung mengangguk dan duduk disofa yang lebih tepat seperti kasur lipat yang sangat empuk itu"subhanallah banget ini rumah atau istana"gumam jisung sambil melihat sekitarnya
"maaf ya rumahnya cuma segini"kata chenle sambil duduk di sisi sofa yang lain.
"segini gimana pak? Ini gede banget loh rumah,rumah saya aja mungkin cuma kayak satu kamar di rumah ini."
"biasa aja sung,sebenernya kita punya 2 rumah lagi di china,tapi kalo yang ini sih rumah utama."
Jisung menganga mendengar penuturan chenle, jadi ini bukan satu-satunya kemewahan yang dimiliki keluarga konglomerat ini, jisung jadi ngebayangin gimana kalo dia jadi salah satu nyonya dikeluarga ini? Apa jisung bisa? Beberes rumah kecil aje udah bengek.

KAMU SEDANG MEMBACA
satang(END)
TienerfictieRandomnya rasa permen mencerminkan randomnya hidup jisung setelah tragedi perebutan permen di supermarket *sinetron vibe awokawok* cast:jisung(girl) : chenle(boy) and others.... GS! a/n : Jangan baca kalo g suka kapalnya. I'm the queen of...