54. Yes I Can

829 46 1
                                    

Jangan tertipu dengan judulnya karena ini bukan creepy pasta dari luar. Ini adalah creepy pasta lokal, bernuansa Jawa.

***

Tahukah kamu kalau kita bersiul 5x di depan cermin sambil memegang lilin dan berkata "Sampeyan sanguh kancani kula dalu niki?" di malam Jum'at, kita bisa melihat sesuatu yang tampak di cermin?

("Sampeyan sanguh kancani kula dalu niki?" = kamu sanggup menemani saya malam ini?)

Aku dengar cerita itu dari temanku, cerita turun temurun dari daerahnya, saat kami mengobrol di depan warteg langganan favorit kami makan, dan nongkrong tentunya kalau tidak ada jam kuliah atau menunggu kelas. Aku sendiri sebenarnya orangnya tidak terlalu percaya hal seperti itu. Takhayul pikirku. Tapi memang cerita semacam itu hiburan menarik, namun aku merasionalisasi dengan mencari di internet apa fenomena ilmiahnya, dan nyatanya, semuanya bisa dijelaskan dengan ilmiah.

Tahukah kamu kalau misalnya orang kesurupan itu sebenarnya fenomena yang disebut Dissociative Trance Disorder? Atau misalnya suara-suara yang kamu dengar di tempat sepi? Itu frekuensi tertentu yang mengganggu jalannya otakmu, atau semacamnya, lalu muncullah halusinasi, baik yang kamu lihat atau kamu dengar. Aku tidak terlalu paham istilahnya tapi intinya mengerti. Atau yang biasanya orang bilang "Ketindihan"? Sama juga, ada yang karena kelelahan ekstrim, otak salah paham dan membuat tipuan penglihatan, atau stres ringan. Semuanya masuk akal kan?

Tapi meski begitu, aku tetap menghargai orang-orang yang percaya takhayul tersebut dan mendengarkan "pengalaman" mereka dengan seksama, toh ini juga hiburan di kala penat untukku.

Suatu hari aku pulang malam, jam 9, orang rumah sudah tidur, hanya aku yang kadang suka tidur larut malam sekedar browsing atau mengerjakan tugas. Kemudian aku mandi, dan bersih-bersih lalu aku browsing sebentar kemudian tidur. Selesai mandi aku sekedar membaca-baca komik lalu browsing.

Lalu aku membaca tentang cerita horor mengenai ritual setan.

Teringat akan cerita yang kudengar dari temanku beberapa hari lalu pun membuatku penasaran, apa aku coba saja itu? Mungkin aku bisa melihat sesuatu di cermin, sekalian menghilangkan rasa penasaranku sebelum tidur. Lalu aku berjalan ke dapur dan mengambil lilin dan koreknya.

Sebentar saja kubawa ke kamarku, dan aku mencobanya, aku bersiul lima kali, sambil memegang lilin yang kunyalakan sebelumnya tentu saja, setelah itu aku mengucapkan, "Sampeyan sanguh kancani kula dalu niki?"

Kutunggu beberapa detik, tidak ada apa-apa, satu menit? Juga tidak ada apa-apa, sampai lima menit kutunggu, tidak ada apa-apa juga.

Sudah kukira, takhayul! Lalu aku pergi tidur. Besoknya saat aku ke kampus dan bertemu temanku lagi yang bercerita itu, aku bertanya:

"Kemarin aku mencoba trik dari ceritamu, tapi tidak terjadi apa-apa."

Temanku bilang, "Loh kemarin memang malam Jum'at apa? Kamu harus cobanya itu saat Jum'at Kliwon, dan keadaan gelap."

Lalu aku berkata, "Oh! Harus malam Jum'at Kliwon? Kemarin aku juga tidak mematikan lampu sih."

Lalu hari itu berjalan seperti biasa dan ceritanya menjadi angin lalu.

Beberapa minggu kemudian, saat aku pulang ke rumah lebih malam lagi, aku seperti biasa mandi lalu beres-beres.

Setelah aku selesai mandi dan berganti pakaian, aku berjalan ke kamar untuk tidur. Saat berjalan melewati ruang tamu, mataku tertuju ke kalender yang dipasang di sana, "Jum'at (Kliwon)", tulisan kecil di bawah angka tanggal yang kulihat sekilas.

Seketika aku teringat tentang cerita temanku, dan berpikir, "Rasanya ini pas, malam ini malam Jum'at Kliwon."

Aku bersiap, mengambil lilin, dan membawa ke kamar lalu kumatikan lampu kamar. Setelah di kamar, kunyalakan lilin, bercermin, bersiul lima kali dan berkata:

"Sampeyan sanguh kancani kula dalu niki?"

Sepuluh detik kutunggu, tidak ada, semenit tidak ada, hampir lima menit, belum ada apa-apa, merasa terbukti ini takhayul saja, aku mematikan lilin dan bersiap tidur.

Kemudian HP di depanku bergetar, aku bersiap mengambilnya, dan melihat ada SMS masuk.

Saat kubaca SMS, sinarnya menerangi wajahku, dan sekilas aku melirik ke cermin, wajahku di cermin tetap tegak sambil menyeringai. Senyum seringai lebar dan bibirnya bergerak mengatakan:

"Inggih, kula sanguh."

("Inggih, kula sanguh." = iya, saya sanggup)

Creepy PastaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang