39. Hachisaku-sama

866 49 3
                                    

"Hachisaku-sama" adalah legenda urban Jepang tentang seorang wanita tinggi yang menculik anak-anak. Dia memiliki tinggi delapan kaki, mengenakan gaun putih panjang dan membuat suara seperti "Po... po... po... po... po..."

***

Kakek dan nenekku tinggal di Jepang. Setiap liburan musim panas, orangtuaku membawaku ke sana untuk liburan dan mengunjungi mereka. Mereka tinggal di desa kecil namun halaman belakang di rumah mereka besar. Aku senang bermain di sana setiap liburan musim panas. Saat kami sampai, kakek nenek tentu menyambut kami dengan senang hati, karena aku cucu mereka satu-satunya dan mereka memanjakanku.

Terakhir kali aku melihat mereka saat aku berumur 8 tahun.

Seperti biasa, kami berangkat naik mobil ke rumah kakek nenekku dari bandara. Mereka senang melihatku dan punya sedikit hadiah untukku. Orangtuaku ingin pergi jalan-jalan berdua saja jadi mereka pergi ke daerah lain dan menitipkanku pada kakek dan nenek.

Suatu hari, aku bermain di halaman belakang itu. Kakek dan nenek di dalam rumah, hari itu panas sekali dan aku berbaring di atas rumput. Aku memandangi awan dan menikmati angin sepoi dan sinar matahari. Saat aku bangun, aku tiba-tiba mendengar suara:

“Po… po… po… po… po… po… po…”

Aku bingung suara apa itu dan sulit mencari tahu dari mana asalnya. Seolah suaranya muncul dari mulut seseorang, seolah memang mengatakan, “po… po… po…” lagi dan lagi, dengan suara berat.

Aku mencari sumber suara, di mana tiba-tiba aku melihat sesuatu di atas pagar yang menutupi halaman. Semacam topi jerami. Posisinya bukan terletak di atas pagar, tapi di balik pagar, dari situ suaranya muncul.

“Po… po… po… po… po… po… po…”

Lalu topi itu mulai bergerak, seperti ada yang memakainya. Kemudian topi itu berhenti bergerak, dan melalui sebuah celah kecil di antara pagar, aku melihat sekilas wajah seseorang sedang mengintip melalui celah itu. Seorang wanita. Pagar itu setinggi 8 kaki (2,4 m).

Aku kaget melihat tinggi wanita tersebut. Aku jadi penasaran apakah dia memakai sepatu hak tinggi atau semacamnya. Lalu sekejap saja, dia berjalan dan suara anehnya juga menghilang di kejauhan.

Syok, aku bangun dan langsung lari ke rumah. Kakek dan nenekku sedang berada di dapur, minum teh. Aku duduk di meja dan sesaat kemudian, aku menceritakan apa yang baru saja terjadi kepada mereka. Awalnya mereka tidak terlalu memperhatikanku, sampai aku menyebutkan suara aneh tersebut.

“Po… po… po… po… po… po… po…”

Sekejap setelah aku mengatakan itu, mereka langsung terdiam. Mata nenek terbelalak, dan dia menutup mulutnya dengan tangan tanda terkejut. Wajah kakek juga menjadi tegang dan serius dan menggenggam erat tanganku.

“Ini penting,” kata kakek dengan tegang. “Ceritakan, setinggi apa dia?”

“Setinggi pagar taman,” aku menjawab dengan rasa takut.

Kakekku terus menanyaiku. “Di mana dia berdiri? Kapan ini terjadi? Apa yang kamu lakukan? Apa dia melihatmu?”

Aku mencoba menjawab semua pertanyaannya sebaik mungkin. Lalu dia lari ke ruangan lain dan menelpon seseorang, aku tidak bisa mendengarnya. Aku melihat nenekku dan dia gemetar.

Creepy PastaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang