Aku suka membaca creepypasta. Entah kenapa saat membaca creepypasta aku merasa adrenalinku sedikit terpacu, mungkin kamu tahu istilah adrenaline junkie? Akhir-akhir ini setiap harinya aku membaca creepypasta di kamar kosku, tentu kalau sudah pulang kampus.
Biasanya yang disebut adrenaline junkie itu adalah orang yang berolahraga ekstrim, bungee-jumping, paralayang, atau semacamnya. Tapi aku bukan tipe pencari adrenalin seperti itu kok, terlalu malas dan banyak mata kuliah juga. Aku hanya suka membaca cerita creepypasta, atau cerita horor. Paling ekstrim untukku jika bermain ke taman hiburan dan menaiki roller-coaster. Dan juga sebenarnya aku cepat bosan, memacu adrenalin dengan cara sederhana ini cukup memadai.
Aku sendiri seorang mahasiswa, semester 4, bagiku kuliah biasa saja, tidak terlalu menarik juga. Pacar? Beberapa bulan lalu aku punya, tapi sudah putus. Selain itu aku juga tidak terlalu aktif organisasi kampus, walau sebenarnya ada satu dua orang ketua organisasi yang kukenal baik dan kalau aku mau, aku bisa saja meminta jabatan pada mereka, atau istilahnya, membantu mereka di organisasi. Tapi aku tidak terlalu tertarik.
Dari sini mungkin kau sudah bisa menebak, kalau aku tipe mahasiswa yang tidak terlalu senang bersosialisasi, tidak punya terlalu banyak teman, kuliah-pulang kuliah-pulang, yah itu semua memang benar. Aku tidak terlalu suka hal remeh temeh seperti itu, aku juga tidak terlalu dekat dengan penghuni kosku.
Kalau kau lihat aku pertama kali, kau, dan mungkin seperti layaknya kesan orang pertama padaku, adalah orang biasa. Kau lihat, aku tidak terlalu tinggi, tidak juga pendek. Tinggi badanku wajar seperti anak muda seusiaku, 20 tahunan. Badanku juga sedang, tidak gemuk tentunya, tapi tidak kurus juga. Muka? Bisa dibilang biasa saja. Tidaklah tampan, tapi ya tidak juga jelek. Setidaknya kalau kau membawaku jalan-jalan ke mal, tidak akan memalukan. Mungkin rambut dan kulitku yang kuning langsat saja yang bisa menjadi ciri-ciri mencolok.
Beberapa minggu lalu, aku berkenalan dengan seorang gadis. Sedikit lebih muda dariku, cukup manis, tingginya juga dibawahku, kira-kira sejajar kepalaku.
Aku mengenalnya dari aplikasi berkenalan online. Kau tahulah yang cukup populer itu, yang geser kanan kalau kau suka, geser kiri kalau tidak, dan kalau cocok, kalian berdua menjadi match. Match-ku sendiri tidak banyak, hanya ada 10an, jauh di bawah temanku, yang hampir menyentuh angka 100. Tapi wajar, dia memang tampan. Pacarnya saja setahuku ganti-ganti.
Nama gadis tersebut adalah Rena. Dia kuliah di sebuah kampus di Jakarta Barat, sedangkan aku di Jakarta Selatan.
Rena kuliah di jurusan yang berbeda denganku tapi di fakultas yang sejenis. Kegiatan kami saat bertemu cukup standar, nonton bioskop, makan, baik makan di resto cepat saji, atau resto yang populer di kalangan anak muda Jakarta, atau jalan-jalan di tempat wisata Jakarta.
Bisa dibilang, aku cukup tertarik dengan Rena. Tapi aku pribadi yang tidak mau terlalu cepat berhubungan, biar mengalir dulu.
Rena sendiri orangnya juga senang membaca creepypasta, meski mungkin tidak sesering aku. Mungkin hal ini juga yang membuatku tertarik padanya.
Suatu ketika di kampus setelah selesai mata kuliah pagi, aku menerima chat darinya.
“Tio, kamu hari ini ada kelas?”
Aku membalas, “Ini aku baru selesai, sore masih ada tapi aku belum yakin apakah dosennya masuk atau tidak. Tadi hanya dengar kabar sekilas saja.”
Rena membalas, “Oh baiklah, kosong berarti? Temani aku cari kado untuk temanku ya?”
Kebetulan bosan jika di kampus, aku mengiyakan.
Singkat kata, aku dan Rena janjian bertemu di mal langsung, dan kami berkeliling di toko pakaian, makanan, atau pernak-pernik. Belum memutuskan rupanya.
Setelah kami berkeliling mal, dan mendapatkan kado, yang mana akhirnya Rena memilih sebuah kaos, kami bersiap pulang.
"Tio mau ke kampus lagi? Dosennya sudah ada?" Rena bertanya.
Aku menjawab, "Aku belum tahu, biarkan aku bertanya dulu pada temanku di kampus."
Tidak lama kemudian, temanku membalas di chat bahwa dosen memang tidak masuk dan ada kuliah pengganti minggu depan.
"Kosong, dosennya tidak masuk, aku tidak ada kegiatan."
Rena sedikit sumringah lalu berkata, "Kalau gitu main ke rumahku yuk! Aku bosan sendirian di rumah, pembantuku sudah pulang, dan orangtuaku di luar kota, kakakku pulang kerja seminggu sekali. Sepi."
Aku, tanpa kegiatan berarti lagi, mengiyakan.
Singkat kata kami berangkat ke rumahnya.
Rumah Rena itu cukup besar, hanya satu lantai tapi ada halaman di belakangnya. Lingkungannya tidak terlalu asri, namun sepi.
Saat di rumahnya, aku duduk di ruang tamu dan disuguhkan berbagai cemilan.
Tidak beberapa lama kemudian, Rena berkata, "Tio, bantu tugasku bisa? Aku ada mata kuliah Pengantar Hukum, kamu pasti sudah belajar kan dulu?"
Aku mengatakan, "Iya aku dapat waktu semester 2."
Rena berkata, "Iya, kamu ikut aku saja ke kamar, kita kerjakan disana, lebih sejuk."
Aku mengiyakan dan mengikutinya.
Setelah di kamar, kami mengerjakan soal beberapa waktu, setelah selesai, kami sedikit beristirahat.
Sambil mengobrol, aku bertanya, "Kamu kenapa suka creepypasta?"
Rena menjawab, "Aku suka karena ada sensasi tegang campur takut saat membacanya, atau menebak-nebak jika ceritanya bercampur teka-teki. Karena itu aku suka, meski kadang beberapa cerita itu membingungkan endingnya, atau terlalu jelas."
Lalu aku bertanya, "Kalau begitu, kamu mau jadi bagian dari cerita creepypasta?"
Rena bertanya, "Maksudnya?"
Dengan cepat, aku mengeluarkan pisau kecil dari sakuku dan kuhujamkan berkali-kali ke dada, perut, semua bagian tubuh yang bisa kuhujamkan dengan pisau, aku hujamkan.
Rena hanya bisa berteriak tanpa suara karena kututup dengan kuat mulutnya dengan tanganku, dan saat dia meronta, kubenturkan kepalanya ke tembok.
Setelah kupastikan dia mati, aku mengambil pisau dapur dan kucincang tubuhnya, lalu kumasukkan ke tasku agar aku bisa buang ke tempat yang jauh, tidak lupa kubersihkan dulu noda darah di kamar.
Tentu kalian pembaca bertanya, kenapa aku melakukan hal ini? Sederhana saja, aku ingin memberikan kalian sebuah cerita menarik, untuk kalian nikmati dan kalian baca, memberikan sensasi tegang, dan aku sendiri tidak mau hanya jadi pembaca, aku ingin berkontribusi dengan cerita buatanku.
Inilah creepypasta persembahanku, kuberi judul Kisah Nyata, kalian mau jadi berikutnya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Creepy Pasta
HorrorJangan terlalu terpengaruh. Nikmati saja. Karena masih ada yang lebih menakutkan dari hantu. Manusia.