72. Thailand

296 23 0
                                    

Aku punya cerita untuk kalian, mungkin kalian tertarik.

Saat aku kelas 9, aku sekolah di Hongkong. Liburan sekolah di suatu tahun, kami pergi ke Thailand, ke area camping di pedesaan dengan penginapan semacam asrama. Setiap tahun siswa sekolahku pergi ke tempat ini, karena pas dengan rencana kegiatan yang dibuat sekolah setiap tahunnya. Tapi, siswa yang lebih senior selalu bilang, ruangan asrama 4-D ada hantunya. Dan sialnya, aku dan tujuh teman kelasku dapat ruangan tersebut.

 Dan sialnya, aku dan tujuh teman kelasku dapat ruangan tersebut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saat kami datang di hari pertama, kegiatannya berjalan lancar. Kami naik gunung, panjat tebing, kegiatan standar outdoor. Saat waktu senggang aku tentu kelelahan. Aku sendiri tidak terlalu suka kegiatan fisik, jadi aku kembali ke penginapan dan menyelesaikan buku Harry Potter yang kubaca. Tiba-tiba saat aku membaca, aku melihat ada sesosok yang mengintip melalui jendela di asrama. Saat aku memastikan, sosok itu hilang. Tapi semak belukar yang ada di depan jendela terlihat seperti bergerak, seperti ada yang menyenggolnya dan kabur.

Aku mengganggapnya sebagai orang yang penasaran saja dan lanjut membaca.

Malamnya setelah makan malam, kami semua kembali ke asrama dan bermain. (Lihat dulu gambar di atas sebelum lanjut baca)

Kami duduk di ruang tengah yang ada TVnya, sambil main kartu. Waktunya cukup larut sebenarnya, mungkin jam 11 malam, jadi tentu lewat dari waktu tidur. Guru lalu keliling untuk mengecek apakah anak-anak sudah di asrama masing-masing, dan lampu akan dimatikan jam 12 tengah malam.

Sambil main kartu kami semua tiba-tiba mendengar suara pelan senandung lagu, dari suara anak kecil, dalam kamar mandi. Kalau kamu berteriak dari dalam kamar mandi, gema suaranya akan terdengar dari luar, seperti itu kira-kira. Aku pergi cek ke kamar mandi, kosong. Saat aku periksa itu, suaranya langsung hilang. Seram, tapi karena kami ada delapan orang, kami tidak terlalu khawatir.

Saat lampu mati, kami juga sudah lelah dan masing-masing bersiap masuk kamar. Di sini lah keadaan mulai tegang.

Sekitar jam 1 pagi aku dengar suara teriak ketakutan dari kamar lain. Aku keluar kamar bersama temanku, Andrew untuk mengetahui asal suaranya. Saat keluar kamar kami bertemu teman-teman lain. Masing-masing dari mereka mengintip dari kamar. Anak di kamar nomor 2 terlihat panik. Kami bertanya ada apa, dan Steve, salah satu dari mereka bilang dia melihat sosok bergaun merah panjang lewat di depan pintunya yang sedikit terbuka, di saat dia berbaring bersiap tidur.

Tentu kami tidak melihat sosok itu. Perlu diketahui tentang Steve, dia itu anak berbadan besar, 1,8 m kurang lebih, dan dia suka olahraga. Tentu rasanya seram juga jika anak sebesar itu saja bisa ketakutan, dan kami pun mulai tidak nyaman dan mulai masuk ke kamar lagi.

Sekitar jam 2, setelah kejadian tadi, kami dikagetkan suara lagi. Kami keluar kamar berbarengan, dan mendengar suara tawa gila dari koridor di luar. Selain suara tawa tersebut, ada semacam suara pukulan benda besi yang dipukul ke tembok, dan perlahan suara tersebut makin dekat ke kami, tapi tiba-tiba berhenti.

Saat itu, kami sudah siap-siap pergi, kami sudah takut. Kami membereskan barang di kamar, selimut kami dan sebagainya, membersihkan ruangan tamu. Jam 4 pagi, mulai lagi sesuatu yang aneh, kami sebenarnya sudah tertidur di ruang tamu tapi terbangun oleh suara gedebuk keras di atap, seolah ada yang jalan di atap. Suara dimulai dari atas kamarku, lanjut ke kamar kedua, ketiga, dan keempat. Saat itu kami memutuskan untuk melihat keluar, bersama-sama menggunakan senter.

Saat di luar kami melihat atap, kosong. Kami berkeliling di sekitar untuk melihat apa ada yang naik ke atap, tidak ada juga. Kami memeriksa apakah ada sesuatu yang bisa dipanjat. Kami melihat pipa pembuangan yang mengelilingi jendela dimana aku melihat suatu sosok. Tapi di pipa tersebut tak ada yang bisa jadi pijakan untuk memanjat.

Aku menyadari sesuatu yang aneh. Jendela yang kulihat tersebut yang aku lihat ada pantulan sosok, ternyata sangat sangat kotor. Tapi ada lima garis yang aneh di jendela tersebut, seolah ada bekas jari di jendela tersebut. Pipa tersebut juga membuat area sekitar jendela menjadi becek dan licin, kalau ada yang memanjat, pasti ada semacam bekas, dan aku tidak melihat bekas lain lagi.

Kami memutuskan untuk kembali ke kamar saja dan cerita ke guru saat kami bertemu lagi. Tapi saat masuk ke ruangan, kami melihat sesuatu yang mengagetkan. Barang-barang kami yang kami bereskan dan ditaruh di luar, semuanya seperti diseret ke arah kamar mandi. Selain itu seperti ada barang yang dibawa masuk ke kamar mandi dan selimutnya menyangkut di pintu.

Takut, kami memutuskan ada pergantian jaga malam. Dan kami menunggu sampai jam 8 pagi, agar kami langsung sarapan. Akhirnya selama jaga malam ini tidak ada apa-apa lagi.

Paginya, kami bertemu guru di kantin dan cerita apa yang terjadi semalam. Guru mendengarkan dengan seksama, mengerti kami tidak bercanda. Salah satu guru, pak Benton bilang bahwa dia memang dengar suara pukulan dan gedebuk dari arah asrama kami, meski kecil.

Guru yang lain, ibu Westwood, bilang, dia juga lihat sekilas sosok yang berjalan di luar jendelanya. Kami semua akhirnya sepakat untuk pindah ke lokasi berkemah baru.

Sebelum pergi, Steve dan aku pergi mengunjungi penjaga asrama dan bertanya tentang kejadian tersebut. Saat dia bercerita, kami kaget. Dulu, ada anak kecil perempuan yang suka bermain-main di sekitar situ. Dia memanjat melalui pipa ke atap. Dia berhasil sampai ke atap, tapi karena atapnya licin dan agak miring, dia jatuh, dan lehernya patah, jatuh persis di lokasi dimana aku melihat sosok tersebut.

Ibunya, salah satu staf yang mengurus tempat tersebut syok dan setelah kejadian itu menjadi stres dan hampir gila, mengunci dirinya di kamar mandi dan bersenandung seharian. Suatu hari sekitar jam 3 pagi, dia kabur dan lari, tertawa histeris sepanjang koridor, lalu memanjat di pipa yang sama dan lompat, bunuh diri.

Ini pertama dan terakhir kalinya aku ke Thailand.

Creepy PastaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang