DifanApril [13]

11 2 3
                                    

Keesokan harinya Difan pun menjemput April di rumahnya.Tidak
berselang lama Difan pun sampai di rumah April dan memberi pesan kepada April.

April💕

Cepet keluar aku mau ajak kamu kesuatu tempat.

ia bentar

1menit kemudian Aprilpun keluar dari rumah nya dan menghampiri Difan.

"Ayo naik."ucap Difan.
Aprilpun naik, Difan melajukan motornya dengan kecepatan rata rata.

saat sampai ditumah Difan, mereka segera memasuki rumah difan dan menaiki tangga menuju kamar Dafin.

"Ini kamar siapa Fan?"tanya April bingung.

"Kamu madih ingat ini?"ucap Difan sambil membari sebuah pulpen yang pernah Dafin pinjam dulu.

"ini?Dafin?"

"Ya ini adalah kamar kak Dafin kak dafin adalah saudara kembar ku tapi sayang ia sudah tiada,dan dia memberikan ini kepada ku dan menyuruh ku untuk memberikan ini kepada mu."

"Maksud kamu?"tanya April semakin bingung.

"Mari ikut aku."ucap Difan sambil menarik tangan April dan membawa nya keluar rumah dengan menggunakan motor nya.

Taklama sesaat kemudian mereka sampai di sebuah makam yang sangat sepi dan sunyi.

"Dimana Dafin fan?aku mau bertemu dengan nya"ucap April kebingungan sambil melihat sekeliling.

"Akan aku beri tau."ucap Difan sambil menarik tangan April

merekapun menusuri makam demi makam.April yang sendari tadi kebingungan dengan situasi saat ini.
Taklama mereka berhenti di sebuah makam yang bertuliskan Dafin chandra putra.

"ini siapa fan?"ucap April lirih saat itu.

"Dia adalah Dafin.mantan kamu dan kakak kanfung ku."ucap Difan menahan air mata.

"Dafin?gak mungkin gak mungkin.ini hanya mimpikan?"ucap April lirih.

"Sabarlah Pril dia mungkin sudah tenang.Ayo kita pulang"ajah Difan.

April hanya bisa mengangguk pelan dan meninggalkan makam tersebut.Merekapun menaiki motor dan berjalan pulang.

-o0o-

Setelah pulang,April berfikir akan diam sejenak di rumah Difan saat itu.

"Difan,boleh kamu jelasin kenapa ini semua bisa terjadi?"tanya April yang masih larut dalam kesedihan nya.

"Biar tante yang akan beri tahu."ucap seorabg wanita parubaya yang duduk di samping April.

Aprilpun memutarkan kepala nya dan mencari sumber suara tersebut, dan ternyata itu adalah Tante nisa bunda dari Difan.

"Sebelum nya tante minta maaf karena telat memberi tahu ini semua ke kamu.Tapi jujur tante sudah mencari cari kamu sudah lama."ucap mamah Difan

"ia gak papah tante."

"Jadi gini,Dulu Difan di fonis mendapati penyakit kanker otak stadium lanjut,Kami sekeluarga berencana memberikan kemo terapi kepada nya tapi Dafin tidak mau.Pasti kamu juga sering melihat wajah safin yang pucatkan?"

"Jadi selama ini dia sakit?kenapa dia gak kasih tau aku?"

"Dia gak mau nyusahin kamu, dia benar benar sayang sama kamu, dia gak mau bikin kamu sedih atau khawatir."

"lalu kenapa dia bisa meninggal?"tanya April.

"ya waktu itu penyakit nya semakin memburuk dan harus mendapati tanganan segera, jadi kami sekeluarga menentukan akan pindah kesingapura untuk beberapa hari,dan halasil?nyawa nya tidak bisa di selamatkan,dan kebetulan juga Difan baru selesai sekolah Di singapura dan pindah ke Jakarta saat itu juga kami sedih atas kepergian Dafin dan senang atas ke datangan Difan."

"Arti nya selama ini aku salah anggapan sama Dafin?maafin aku Dafin."ucap April mulai meneteskan air mata nya lagi.

"hm...April aku mau nunjukin sesuatu sama kamu ayo ikut aku."ucap Difan sambil menarik tangan April.

Mereka menaiki tangga dan memasuki kamar Dafin dan menuju sudut ruangan yang ada di damping lemari pakaian.

"Ini adalah daftar orang yang Dafin sayang, di paling bawah itu ada nama kamu.Dia sangat sayang sama kamu."ucap Difan.

"Dan ini ini ada beberapa surat yang pernah di tulis Difan untuk kamu sebelum ia meninggalkan kita semua."lanjut difan sambil memberikan sebuah kotak kecil yang bertuliskan For April.

Aprilpun membuka kotak tersebut dan mulai membaca surat surat tersebut dengan penuh penghayatan.Air mata mulai bercucuran saat April membaca rangkaian kata tersebut.

Beberapa menit kemudian Difan mengajak April pulang karena hari yang semakin sore.

"April ayo kita pulang."ucap Difan.

April hanya bisa mengangguk pelan dan mengikuti apa yang di katakan Difan.Iapun berpamitan dengan Mamah Difan dan bergegas pulang.

•°•°•

DifanApril [Tamat] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang