8

1.3K 164 25
                                    

Jeongyeon, Nayeon, dan Mina tiba di Korea dengan selamat pada pukul 8 malam. Setelah melalui perbincangan panjang, akhirnya Mina menyetujui untuk tinggal bersama Jeongyeon sampai mereka akan melangsungkan pernikahan.

"Aku ingin langsung pulang, ya. Aku akan mengambil taksi yang berbeda dari kalian." ucap Nayeon setelah ketiganya sudah berada di tempat pangkalan taksi bandara.

"Kenapa tidak bareng saja, Unnie?" tanya Mina. Jeongyeon hanya diam sambil memasukkan koper milik Mina dan tas ransel miliknya ke bagasi taksi.

"Aku hanya ingin langsung beristirahat. Kalian juga harus beristirahat tentunya." Nayeon menyerahkan koper miliknya ke supir taksi untuk dimasukkan ke bagasi. Kemudian ia melakukan salam perpisahan pada Mina, seperti mencium pipi kanan dan pipi kiri.

"Hati-hati, Unnie. Kabari aku jika sudah sampai. Terima kasih untuk semuanya, Unnie." Mina memeluk Nayeon dengan erat yang tentunya dibalas tak kalah erat oleh Nayeon.

"Kalian juga hati-hati," ucap Nayeon saat dirinya sudah melepas pelukannya pada Mina. Dan Jeongyeon kini sudah bergabung dengan keduanya, berdiri di samping Mina. "Jeong, jaga Mina!"

"Tentu saja. Sudah menjadi kewajibanku." jawab Jeongyeon dengan mantap walaupun dengan senyum yang terkesan dipaksakan.

Keadaan sedikit canggung antara Jeongyeon dan Nayeon. Biasanya, keduanya akan berpelukan terlebih dahulu jika mereka ingin berpisah. Tapi kali ini, untuk saling menatap pun terasa canggung. Nayeon yang menyadari situasi canggung tersebut tidak ingin Mina menjadi curiga. Ia langsung saja izin pamit dan masuk ke dalam taksinya.

"Aku pulang duluan, ya. Dah!" Nayeon melambaikan tangannya dari kaca jendela mobil yang dibalas lambaian tangan juga oleh Mina. Sedangkan Jeongyeon, dirinya hanya menatap kepergian Nayeon dalam diam.

"Oppa, ayo kita pulang!" ucap Mina, memecah lamunan Jeongyeon.

"Ah, i-iya. Ayo!"

Perjalanan pulang Jeongyeon dan Mina dipenuhi keheningan. Tidak ada percakapan yang tercipta di antara mereka. Sepanjang perjalanan pun, Mina memilih menghabiskan waktunya untuk tidur dengan menjadikan bahu Jeongyeon sebagai sandarannya. Sedangkan Jeongyeon, sibuk dengan pikirannya sendiri.

Keadaan hening seperti ini adalah keadaan hening yang mendamaikan. Setidaknya, itulah yang dirasakan oleh Mina.

***

"Kau bisa mandi duluan. Aku ingin membereskan barang-barangku terlebih dahulu." ucap Jeongyeon pada Mina saat keduanya sudah memasuki apartemen Jeongyeon. Tanpa banyak protes, Mina langsung menuruti perintah Jeongyeon.

Walaupun dirinya adalah seorang pria, Jeongyeon sangat menyukai kebersihan dan kerapihan, bahkan mungkin bisa melebihi seorang wanita. Jeongyeon dengan telaten membereskan barang-barangnya yang ia bawa kemarin ke Jepang, menaruhnya kembali ke tempat yang seharusnya. Tak lupa, Jeongyeon langsung mencuci pakaian kotornya. Baginya, pakaian kotor yang menumpuk sangat mengganggu pemandangan.

Saat Mina telah selesai mandi pun, Jeongyeon masih sibuk membereskan lemarinya. Ternyata, ia sedang membereskan lemarinya untuk memberikan ruang bagi Mina menaruh pakaiannya sendiri. Mina hanya mengamati kegiatan Jeongyeon sambil duduk di pinggir kasur.

"Nah, sekarang kau bisa menaruh pakaianmu disini, Mina." ucap Jeongyeon, menunjuk salah satu bagian kosong di lemari miliknya.

"Bagaimana dengan pakaianmu, Oppa?"

"Sebelum aku membelikan lemari baru untukmu, kau bisa menaruh pakaianmu sementara bersamaku. Nanti aku akan menyicil untuk membeli peralatan rumah tangga baru sampai kita menikah."

The Story of Us [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang