Mina membuka matanya perlahan. Hal pertama yang ia lihat saat bangun tidur pagi ini adalah wajah tampan Jeongyeon. Mereka masih setia saling memeluk walaupun kini posisinya sudah berubah saling berhadapan. Tangan kanan Jeongyeon yang melingkar indah di pinggang Mina serta tangan kirinya yang dijadikan Mina sebagai bantal memberikan kenyamanan yang begitu hangat bagi Mina.
Jari mungil Mina kini mulai jahil menelusuri lekuk wajah Jeongyeon. Mulai dari mata Jeongyeon yang masih terpejam, lalu turun ke hidung Jeongyeon yang begitu mancung, kemudian berhenti di bibir tebal Jeongyeon yang seperti meneriakkan pada Mina untuk segera menciumnya.
"Sudah puas memandangi ketampananku, hm?" tiba-tiba saja Jeongyeon berbicara dengan matanya yang masih terpejam. Langsung saja Mina refleks menarik tangannya kembali. Pipinya bersemu merah saat ini.
Mendengar tak ada jawaban, Jeongyeon akhirnya membuka matanya, membuat pandangannya dan Mina bertemu. Dapat Jeongyeon lihat saat ini Mina sedang malu-malu menatapnya. Benar-benar terlihat lucu bagi Jeongyeon.
"Kau lucu saat sedang malu seperti itu, Mina." puji Jeongyeon yang lebih terdengar seperti godaan bagi Mina.
"Aish! Oppa!" Mina yang kini wajahnya semakin merona berusaha menutupinya dengan kedua tangannya.
Jeongyeon tertawa kecil sebelum ia menarik tangan Mina dan kembali berusaha menggoda calon isterinya tersebut. "Jangan ditutupi seperti itu, Mina. Aku kan juga ingin memandangi wajah cantikmu."
"Oppa! Aku malu!" Mina yang pemalu langsung bangkit dari kasur dan berlari menuju kamar mandi. Melihat hal itu, Jeongyeon justru tertawa dengan puas. Sejak dulu, ia memang sangat suka menggoda Mina yang pemalu. Dan Jeongyeon selalu suka melihat wajah Mina yang merona, membuatnya semakin cantik bagi Jeongyeon.
Jeongyeon tak lama bangkit dari kasur dan merapihkan seprei serta selimut yang berantakan. Setelah memastikan bahwa ranjangnya sudah rapih, Jeongyeon langsung menuju dapur untuk mulai membuat sarapan bagi dirinya dan Mina. Menu sarapan yang akan dibuat Jeongyeon pagi ini hanya nasi goreng yang ditemani oleh telur mata sapi. Sederhana, namun Jeongyeon berharap bisa membuat Mina menyukainya.
Setelah selesai mandi, Mina mendapati Jeongyeon tidak ada lagi di kamar dan ranjang sudah dirapihkan. Indra penciumannya kini mulai menangkap aroma masakan yang berhasil membuat perut Mina lapar seketika. Tanpa pikir panjang, Mina segera menuju ke dapur, menghampiri Jeongyeon yang ia tebak sedang memasak saat ini.
Mina berdiri terdiam di depan pintu kamar. Saat ini ia bisa melihat Jeongyeon yang sedang sibuk menyajikan nasi goreng yang sudah dimasaknya ke atas piring. Pemandangan Jeongyeon yang serius memasak benar-benar terlihat atraktif bagi Mina.
"Sudah selesai!" seru Jeongyeon dengan bangga melihat hasil masakannya.
Jeongyeon membuka apron yang ia gunakan dan meletakkannya kembali ke tempatnya. Pandangannya kini menangkap sosok Mina yang sedang mengamatinya dari depan pintu kamar. Melihat hal itu, Jeongyeon justru menghampiri Mina. Menyadari bahwa Jeongyeon mendekat, tiba-tiba Mina menjadi gugup.
"Mina, apa yang kau lakukan disini? Memandangiku lagi, hm?" tanya Jeongyeon dengan suara berat khasnya yang bagi Mina terdengar sangat berkharisma.
"T-tidak! A-aku hanya-" Mina berusaha menyangkal, namun dipotong terlebih dahulu oleh Jeongyeon.
Cup!
Jeongyeon memotong ucapan Mina dengan sebuah kecupan lembut di kening Mina. Tubuh Mina seperti membeku menerima ciuman tiba-tiba tersebut.
"Aku ingin mandi dulu sebentar. Setelah itu, kita sarapan bersama, ya." ucap Jeongyeon dengan lembut. Mina hanya menganggukkan kepalanya sambil menatap Jeongyeon yang jauh lebih tinggi darinya.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Story of Us [✓]
FanfictionNaJeongMi Fanfiction Kisah persahabatan 3 anak manusia yang diuji dengan sebuah rasa bernama cinta. Akankah perasaan cinta yang timbul di antara mereka membuat hubungan mereka kuat? Atau justru, menghancurkan hubungan persahabatan itu sendiri? Gende...