23 Desember 2018
"Jeongyeon! Tunggu aku!" teriak Nayeon yang sedang berusaha mengejar Jeongyeon yang dengan asyiknya berlari meninggalkan dirinya.
"Ayo, Nayeon! Kau masih muda tapi tenagamu sudah seperti orang tua! Wlee!" ledek Jeongyeon, membuat Nayeon murka.
"YAK! YOO JEONGYEON! CEPAT KEMARI!"
"Tidak mau! Wlee!" Jeongyeon tidak mempedulikan murkanya Nayeon. Dirinya justru semakin gencar meledek sahabatnya yang sedang bersusah payah mengatur napasnya.
Tiba-tiba, Nayeon terjatuh saat berusaha kembali mengejar Jeongyeon. Suara teriakan Nayeon yang seperti menahan sakit sambil tangannya memegang bagian pergelangan kakinya berhasil membuat Jeongyeon panik seketika.
"Nayeon! Kau tidak apa-apa?!" Jeongyeon langsung memeriksa keadaan pergelangan kaki Nayeon. Saat Jeongyeon menyentuhnya, Nayeon refleks berteriak kesakitan.
"Aw! Sakit, Jeong!"
"Maaf, aku hanya mencoba mengeceknya. Kau ini ada-ada saja! Pakai jatuh segala!"
"Ini semua karenamu, ya! Sekarang kau harus bertanggung jawab!" ucap Nayeon sambil menyimpangkan tangannya di depan dada, memberikan aura dingin ke Jeongyeon.
"Baiklah-baiklah," Jeongyeon hanya pasrah karena memang dia yang bersalah. Ia pun langsung mengambil posisi berjongkok membelakangi Nayeon. "Ayo naik!" perintahnya.
Wajah jutek yang tadi Nayeon tunjukkan pada Jeongyeon kini langsung berubah menjadi sebuah senyuman. Tapi tentunya, Jeongyeon tidak bisa melihatnya. Nayeon pun langsung naik ke punggung Jeongyeon, melingkarkan tangannya dengan lembut ke leher Jeongyeon dan kakinya memeluk pinggang Jeongyeon erat.
"Yak! Kau seperti koala! Jangan terlalu erat!" protes Jeongyeon saat dirinya sudah bangun, Nayeon terlalu erat memeluknya.
"Jangan banyak protes! Cepat jalan!" titah Nayeon. Jeongyeon mendengus pelan, namun dirinya tetap dengan sabar berjalan sambil menggendong tubuh mungil Nayeon.
Keduanya kini sedang dalam perjalanan menuju pohon persahabatan mereka. Pohon itu terletak di sebuah hutan kecil di belakang sekolah mereka dulu. Mobil yang mereka tumpangi hanya bisa masuk sampai di sekitaran luar hutan. Dan mereka harus meneruskan perjalanan dengan berjalan kaki.
Pohon tujuan mereka letaknya berada hampir di tengah hutan. Namun karena hutan ini tidak terlalu luas, jadi jaraknya juga tidak terlalu jauh.
Sekitar 10 menit berjalan, Jeongyeon dan Nayeon kini tiba di tempat tujuan mereka. Pohon yang semakin tua itu masih tetap kokoh di tempatnya. Daun-daun kering yang berjatuhan di sekitar pohon tersebut membuat kesan nostalgia bagi mereka. Namun, ada 1 pemandangan yang berbeda dari biasanya. Dan pemandangan itu berhasil membuat Jeongyeon dan Nayeon benar-benar terkejut.
"Maaf, k-kau siapa?" tanya Jeongyeon pada seorang wanita yang berdiri menghadap pohon, membelakangi Jeongyeon dan Nayeon. Mereka tentunya tidak bisa melihat wajah wanita tersebut dan hanya menerka-nerka siapakah sosok tersebut. Namun, di hati Jeongyeon dan Nayeon terdapat sebuah harapan besar bahwa wanita itu adalah seseorang yang mereka harapkan datang selama ini.
Bagaikan sebuah adegan slow motion yang ada di sebuah film atau drama, wanita itu memutar tubuhnya dengan perlahan. Napas Jeongyeon dan Nayeon semakin tercekat tatkala wajah wanita itu perlahan dapat mereka lihat dengan jelas. Dan saat wajah sosok wanita itu benar-benar sudah terlihat dengan jelas, Jeongyeon dan Nayeon tidak dapat lagi menyembunyikan keterkejutannya.
"MINA!!" teriak Jeongyeon dan Nayeon secara bersamaan.
Nayeon refleks langsung turun dari tubuh Jeongyeon dan berlari menghampiri Mina yang bibirnya sedang tersenyum namun matanya menangis haru. Jeongyeon pun demikian, dirinya ikut menyusul Nayeon yang kini sudah menubruk tubuh Mina untuk memeluknya erat.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Story of Us [✓]
Fiksi PenggemarNaJeongMi Fanfiction Kisah persahabatan 3 anak manusia yang diuji dengan sebuah rasa bernama cinta. Akankah perasaan cinta yang timbul di antara mereka membuat hubungan mereka kuat? Atau justru, menghancurkan hubungan persahabatan itu sendiri? Gende...