Hari bersejarah bagi Jeongyeon dan Mina telah tiba. Tubuh tegap Jeongyeon yang selalu terlihat gagah saat memakai seragam pilot kini terlihat lebih gagah saat menggunakan setelan jas putih, baju pernikahannya.
"Jeong, apa kau sudah siap?!" teriak Jihyo, sahabat Jeongyeon yang hari ini akan menjadi teman pendampingnya. Mereka berdua bersahabat sejak keduanya menuntut ilmu di akademi penerbangan. Ya, Jihyo juga merupakan seorang pilot. (Catatan: Jihyo adalah seorang pria di cerita ini.)
"Iya! Sebentar lagi!" balas Jeongyeon berteriak. Jeongyeon merapihkan dasi pitanya dan menatap pantulan dirinya sekali lagi di cermin. Ia menghela napas panjang sebelum dengan mantap melangkahkan kakinya keluar kamar.
"Wah! Aku tidak menyangka kau bisa setampan ini, Jeong! Pantas saja para pramugari itu selalu berusaha mencari perhatianmu." ucap Jihyo dengan bangga menatap sahabatnya.
"Aku memang tampan sejak lahir." jawab Jeongyeon dengan cuek sambil memakai sepatunya. Setelah siap, ia segera mengambil kunci mobil dan keduanya langsung menuju parkiran apartemen.
"Tapi, aku tidak menyangka kau malah menikahi wanita lain. Aku pikir, kau akan menikahi Nayeon, gadis yang selalu menunggumu di bandara setiap kau pulang ke Korea."
"Tutup mulutmu, Jihyo!" ucap Jeongyeon dengan kesal karena Jihyo mengingatkannya pada Nayeon, sosok yang menghilang dari hadapannya sejak 2 minggu lalu, sejak kepulangan dari Jepang.
"Woah! Kau sangat galak, Jeong!" Jihyo justru tertawa kecil melihat sahabatnya yang kesal. Ia pun setelahnya tidak lagi membahas Nayeon karena aura Jeongyeon langsung berubah setiap dirinya menyebut nama Nayeon.
Hanya butuh 30 menit perjalanan bagi Jeongyeon menuju gedung pernikahannya dengan Mina. Disana, para tamu sudah memenuhi ruang pernikahan. Orang tua Jeongyeon juga sudah hadir di sana, menandakan bahwa Mina juga sudah hadir di sana. Upacara pernikahan pun langsung dimulai setelah kedatangan Jeongyeon.
Jeongyeon memasuki gedung pernikahan. Ia berjalan menuju altar didampingi oleh Jihyo. Semua mata para tamu undangan tertuju pada sang mempelai pria. Wajah tampan dan didukung oleh tubuh yang atletis tentunya sangat menarik perhatian. Terlebih, Jeongyeon dikenal sebagai pria yang sangat berkharisma. Tak heran, para tamu undangan menjadi terkagum melihat Jeongyeon yang hari ini pesonanya seperti bertambah berkali-kali lipat.
"Fighting, Jeong!" ucap Jihyo sebelum dirinya menuju ke posisi yang seharusnya saat Jeongyeon sudah berada di altar.
Jantung Jeongyeon berdegup sangat kencang tentunya mengingat hari ini adalah hari yang sangat bersejarah baginya. Hari ini ia akan mengucap janji suci dengan wanita yang akan menemaninya hingga hari tua.
Jantung Jeongyeon yang berdegup kencang rasanya seperti tiba-tiba berhenti berdetak saat pintu ruangan kembali terbuka dan menampakkan sang mempelai wanita berjalan memasuki ruang pernikahan ditemani sang pendamping mempelai, yang tak lain adalah Nayeon.
Harus Jeongyeon akui bahwa Mina hari ini sangatlah cantik dan mempesona. Gaun putih panjang yang dirancang khusus oleh salah satu designer ternama Korea benar-benar membuat aura elegan Mina semakin terpancar. Namun di samping itu, hati Jeongyeon seperti diremukkan saat melihat Nayeon yang kini mendampingi Mina untuk menuju altar pernikahan.
Semua mata para tamu undangan kini tertuju pada Mina, sang pemeran utama wanita kisah bersejarah hari ini. Namun Jeongyeon, matanya justru tertuju pada Nayeon. Pancaran penuh rasa sakit itu masih terpancar jelas dari matanya. Dan hari ini, rasa itu seperti berkali-kali lipat saat melihat Nayeon yang mendampingi Mina.
Dulu, Jeongyeon selalu membayangkan bahwa Nayeon yang akan naik ke altar bersamanya. Dulu, Jeongyeon selalu membayangkan bahwa Nayeon yang akan menggunakan gaun putih pernikahan itu berpasangan dengannya. Dulu, Jeongyeon membayangkan bahwa ia akan mengucap janji suci bersama Nayeon. Namun sekarang nyatanya, Nayeon hanya berperan sebagai sang pendamping dari mempelai wanita Jeongyeon yang sesungguhnya. Sungguh menyakitkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Story of Us [✓]
Fiksi PenggemarNaJeongMi Fanfiction Kisah persahabatan 3 anak manusia yang diuji dengan sebuah rasa bernama cinta. Akankah perasaan cinta yang timbul di antara mereka membuat hubungan mereka kuat? Atau justru, menghancurkan hubungan persahabatan itu sendiri? Gende...