"Hey, Jeong! Kau sudah berada di hotel?" suara semangat Nayeon langsung terdengar menyapa Jeongyeon dari seberang telepon saat panggilan Jeongyeon pada Nayeon sudah tersambung.
"Aku baru sampai tiga puluh menit yang lalu. Ini aku baru selesai mandi dan sedikit membereskan barang-barangku." jawab Jeongyeon. Ponselnya ia apit dengan pundaknya yang ditempelkan ke telinga kanannya sambil tangannya sibuk membereskan seragam pilotnya.
"Kalau begitu, kau selesaikan dulu urusanmu. Nanti jika sudah selesai, kita videocall-an, ya!"
"Baiklah. Aku tutup, ya." Jeongyeon memutuskan panggilan dan langsung bergegas menyelesaikan urusannya. Ia harus membereskan barang-barangnya dan menyiapkan seragamnya yang bersih untuk besok ia kenakan lagi dalam penerbangan.
Saat Jeongyeon sedang membereskan barang, dompetnya tidak sengaja terjatuh dari kantung celana yang tadi ia pakai. Jeongyeon memungutnya dan membuka dompet tersebut. Sudah lama sejak dirinya tidak lagi menatap sebuah foto kecil yang tersimpan rapih di dompetnya tersebut.
Foto kecil itu berisi potret kebahagiaan wajah Jeongyeon, Nayeon, dan Mina saat mereka kecil dulu. Foto tersebut diambil saat Jeongyeon merayakan ulang tahun yang ke-12. Wajah bahagia Nayeon yang sangat senang saat berhasil membuat wajah Jeongyeon belepotan dengan krim dari kue ulang tahun berhasil membuat Jeongyeon tertawa kecil saat mengingatnya kembali. Kemudian Jeongyeon mengamati wajah Mina yang tersenyum manis namun malu-malu saat menggandeng lengan Jeongyeon di sampingnya. Jeongyeon seketika tersadar bahwa ia benar-benar pria yang sangat beruntung karena sejak kecil sudah terus diapit dan ditemani oleh kedua sahabatnya yang sangat cantik dan baik itu.
Jeongyeon menutup dompetnya, namun ia tetap membawa dompet itu bersamanya. Jeongyeon dengan semangat bergegas mengambil laptop untuk melakukan panggilan skype dengan Nayeon.
"Nayeon!" sapa Jeongyeon dengan semangat saat wajah cantik Nayeon sudah muncul di layar laptopnya.
"Apa urusanmu sudah selesai?" tanya Nayeon sambil dirinya mencari posisi yang nyaman di kasurnya. Akhirnya Nayeon memilih posisi tengkurap sambil memeluk bantal kecil yang ada di depannya.
"Sudah. Dimana Mina?" tanya Jeongyeon. Ia tau tentunya kalau Mina hari ini menginap di apartemen Nayeon.
Setelah pertemuan haru mereka tadi pagi, mereka memutuskan untuk menghabiskan waktu di sebuah kedai es krim sebelum Jeongyeon kembali melakukan penerbangan. Mereka saling bertukar tawa dan melepas rindu. Sayang, waktu mereka sangat sedikit karena Jeongyeon sudah harus pergi ke bandara untuk melakukan penerbangan ke Indonesia. Dan Mina akhirnya memutuskan untuk menginap semalam di apartemen Nayeon karena Nayeon masih belum puas melepas rindu bersama Mina, begitupun sebaliknya.
"Dia sedang di kamar mandi tadi. Mina! Jeongyeon menelepon!" Nayeon berteriak memanggil Mina yang berada di kamar mandi. Tak lama kemudian, terpampanglah wajah cantik Mina di layar laptop Jeongyeon.
"Hai, Oppa!" sapa Mina saat sudah mengambil tempat di samping Nayeon.
"Hai juga, Mina! Mina, apa kau bisa tebak apa yang aku temukan di dompetku?" tanya Jeongyeon dengan semangat. Jeongyeon tidak menanyakan hal itu pada Nayeon karena tentunya Nayeon sudah tau tentang foto yang selalu setia menghiasi dompet Jeongyeon tersebut.
"Apa, Oppa? Kau menemukan uang yang banyak?" Mina berusaha menerka-nerka apa maksud Jeongyeon. Sedangkan Nayeon, ia hanya tersenyum karena ia tentunya sudah tau apa maksud Jeongyeon.
"Salah! Sekarang, lihat ini baik-baik," Jeongyeon berusaha mendekatkan foto yang berada di dompetnya ke arah kamera. "Kau ingat dengan foto ini, Mina?"
Mina memperhatikan dengan seksama sejenak sebelum dirinya tertawa kecil karena berhasil mengingat momen di balik foto tersebut. "Hahaha aku tentu saja masih mengingatnya, Oppa. Kau menangis saat Nayeon Unnie mengotori wajahmu dengan krim kue." Mina masih tertawa saat memperhatikan wajah Jeongyeon di foto itu. Di foto itu, Nayeon tertawa, Mina tersenyum, dan Jeongyeon merengut. Sungguh menggemaskan.
"Hahaha kau dulu benar-benar payah, Jeong! Aku selalu bisa dengan mudah membuatmu menangis!" Nayeon tidak bisa menahan dirinya untuk tidak meledek Jeongyeon kecil.
"Kau memang selalu jahat padaku, Nayeon! Mina, tolong oppa!" Jeongyeon berusaha mencari perlindungan dari Mina.
"Maaf, Oppa, aku juga tidak bisa menahan tawaku saat melihat wajahmu di foto itu. Hahaha." bukannya membela Jeongyeon, Mina justru ikut menertawakan wajah Jeongyeon kecil bersama Nayeon.
"Kalian selalu saja bersekongkol untuk menjatuhkanku!" Jeongyeon berpura-pura merajuk. Namun, wajah cemberutnya justru semakin membuat Nayeon dan Mina menjadi gemas.
"Berhenti merajuk seperti anak kecil, Jeong! Sangat tidak sesuai dengan tubuhmu yang besar!" ledek Nayeon lagi.
Ketiga sahabat itu masih terus meledek satu sama lain sampai akhirnya mereka memulai percakapan yang serius.
"Ah, Mina, aku sudah memikirkan ini sejak tadi. Aku akan mengambil cuti untuk ikut pulang bersamamu ke Jepang." ucap Jeongyeon.
Di sesi makan siang mereka tadi, mereka juga membahas tentang Mina yang kembali ke Korea. Diketahui bahwa Mina hanya kembali ke Korea selama 1 minggu. Ia kembali untuk memenuhi janjinya dan memberesi segala urusannya bersama kedua sahabatnya itu. Ia merasa bahwa dirinya memiliki hutang penjelasan terhadap kedua sahabatnya tersebut. Dan Mina akan kembali ke Jepang minggu depan.
"Benarkah?!" Nayeon cukup terkejut mendengar ucapan Jeongyeon. "Kalau begitu, aku juga akan mengambil cuti untuk ikut ke Jepang." lanjutnya.
"Eh? Oppa, Unnie, kenapa kalian ingin ikut ke Jepang?" Mina terkejut dan bingung.
"Aku ingin menghabiskan waktu yang lebih lama bersamamu, Mina. Dan aku yakin Nayeon pun demikian. Kami berdua bekerja di Korea, dan waktu kami tidak akan banyak bersamamu. Aku akan mengambil cuti khusus untuk menghabiskan waktuku bersama sahabatku." jelas Jeongyeon.
"Aku setuju! Lagipula, aku juga butuh liburan. Dan menurutku, Jepang adalah pilihan yang bagus." timpal Nayeon.
Tanpa sadar, air mata Mina menetes mendengar penjelasan Jeongyeon dan Nayeon yang menurutnya begitu romantis. Kedua sahabatnya itu selalu bisa membuat hati Mina menghangat dengan perkataan ataupun perlakuannya.
"Mina, kenapa kau menangis? Jangan menangis." ucap Jeongyeon saat menyadari Mina sedikit terisak. Nayeon yang menyadari itu juga langsung memeluk Mina.
"Aku hanya terharu mendengarnya. Kalian benar-benar menyayangiku. Aku benar-benar beruntung memiliki kalian di dalam hidupku."
"Kami yang beruntung memilikimu, Mina." ucap Jeongyeon dengan lembut yang diangguki oleh Nayeon.
Walaupun terpisah jarak, Jeongyeon masih tetap bisa merasakan kehangatan di dalam hatinya saat melihat kedua sahabatnya berpelukan dari layar. Jeongyeon tersenyum bahagia melihatnya. Sampai akhirnya alarm dari ponselnya berdering, menandakan bahwa dirinya harus segera beristirahat.
Jeongyeon adalah seseorang yang sangat teratur pola hidupnya. Ia menyadari bahwa tugas sebagai seorang pilot tidaklah mudah. Dirinya harus memiliki stamina yang cukup untuk setiap penerbangan. Dan Jeongyeon selalu memperhatikan waktu tidurnya. Nayeon pun sering mengingati Jeongyeon akan hal itu karena dirinya sudah tau kebiasaan Jeongyeon tersebut. Karena setiap Jeongyeon selesai melakukan penerbangan di negara manapun, Nayeon lah orang yang akan dikabari Jeongyeon pertama kali saat dirinya sudah sampai di hotel.
"Alarmmu sudah berbunyi, Jeong. Waktunya tidur." ucap Nayeon.
"Baiklah. Terimakasih untuk waktunya malam ini, Nayeon, Mina. Kalian juga istirahat, ya! Selamat malam."
"Selamat malam, Jeong." "Selamat malam, Oppa."
Jeongyeon membereskan laptopnya dan memasukkannya kembali ke tas. Ia segera mengambil posisi tidur yang nyaman di kasurnya. Sebelum ia memejamkan matanya, ia tersenyum membayangkan tak lama lagi ia akan melakukan perjalanan liburan bersama kedua sahabatnya. Ia benar-benar tidak sabar menanti waktu tersebut.
"Jepang, tunggu kami.."
Bersambung..

KAMU SEDANG MEMBACA
The Story of Us [✓]
Hayran KurguNaJeongMi Fanfiction Kisah persahabatan 3 anak manusia yang diuji dengan sebuah rasa bernama cinta. Akankah perasaan cinta yang timbul di antara mereka membuat hubungan mereka kuat? Atau justru, menghancurkan hubungan persahabatan itu sendiri? Gende...