Sudah menjadi kebiasaan setiap paginya bahwa Mina akan menyiapkan sarapan untuk Jeongyeon apabila Jeongyeon sedang ada di rumah. Menu sarapan kesukaan Jeongyeon seperti roti bakar, sandwich, atau nasi goreng, kerap kali menjadi menu andalan Mina untuk menyiapkan sarapan. Seperti pagi ini, Mina memilih memasak nasi goreng ditambah telur mata sapi spesial untuk sang suami.
Saat sedang sibuk menyiapkan piring di meja makan, tiba-tiba saja sepasang lengan kekar memeluk tubuh mungil Mina dari belakang. Dari harum parfumnya, Mina sudah pasti bisa menebak bahwa sang suami lah yang sedang memeluknya saat ini.
"Oppa.." Mina menghentikan kegiatannya sesaat untuk menikmati perhatian kecil suaminya saat ini.
Cup!
"Terimakasih sudah bekerja keras untuk menyiapkan segala keperluanku dan sarapanku, Mina." ucap Jeongyeon dengan lembut setelah sebelumnya ia mengecup pipi kanan Mina.
Mina membalikkan tubuhnya hingga kini ia menghadap sang suami. Tubuh tinggi Jeongyeon membuat Mina harus sedikit mendongak untuk menatap wajah sang suami karena tingginya hanya sebatas dagu Jeongyeon. Mina menyandarkan kedua tangannya di bahu kekar Jeongyeon.
"Sudah menjadi kewajibanku, Oppa. Kau tidak perlu berterimakasih."
"Kalau begitu, kewajibanku juga untuk membuat isteriku bahagia." balas Jeongyeon, lalu ia mengambil sebuah amplop dari saku celananya. Mina hanya menunggu sambil menerka-nerka apa isi amplop tersebut.
"Ini, bukalah." Jeongyeon menyerahkan amplop tersebut pada Mina dan diterima Mina dengan tatapan bingung.
Mina membuka amplop yang tersegel itu dengan hati-hati. Didalamnya, ternyata terdapat kertas berbentuk seperti tiket. Mina mengamati kertas itu dengan seksama sebelum akhirnya ia menutup mulutnya karena tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya.
"Oppa?! I-ini.." Mina menatap suaminya dengan tatapan masih tidak percaya.
"Iya, ini tiket bulan madu kita. Aku sudah mengurus cutiku selama seminggu. Kita sudah sebulan menikah, namun aku belum juga mengajakmu berbulan madu. Aku sungguh merasa menjadi suami yang jahat." ucap Jeongyeon menjelaskan maksud dirinya memberikan 2 tiket perjalanan ke Hawaii. Ternyata, tiket perjalanan ini dipesan khusus Jeongyeon dalam rangka bulan madunya bersama Mina yang tertunda lebih sebulan lamanya karena pekerjaan Jeongyeon.
"Terimakasih, Oppa, aku sangat senang!" Mina yang begitu bahagia sudah memeluk Jeongyeon dengan sangat erat. Jeongyeon pun ikut senang melihat isterinya kini tersenyum bahagia.
"Aku akan berusaha mencintai dan membahagiakanmu, Mina."
***
"Yeri, apakah aku masih memiliki jadwal dengan pasien hari ini?" tanya Nayeon setelah dirinya menyelesaikan jadwal konsultasi dengan seorang pasien.
"Tidak ada, Dok. Pasien terakhir membatalkan janji konsultasinya dan meminta untuk dipindah jadwal besok." Yeri melihat buku jadwalnya dan memberikan jawaban yang diinginkan Nayeon.
"Baiklah. Kalau begitu, aku akan langsung pulang sekarang. Tolong kau bereskan mejaku ini, ya." ucap Nayeon, lalu bangkit dari kursinya dan melepaskan jas dokternya.
"Baik, Dok."
Nayeon mengambil tasnya dan langsung pergi pamit terlebih dahulu. Yeri pun langsung melaksanakan tugasnya untuk membereskan meja sang dokter.
Hari ini, Nayeon seperti sedang tidak enak badan. Jadwal padatnya beberapa hari terakhir ini ditambah beban pikirannya tentang masalahnya dengan Jeongyeon tentunya menguras tenaga dan pikirannya. Ia lelah. Lelah fisik dan pikiran. Tak heran, saat hari ini jadwalnya sedikit senggang, ia memanfaatkan waktunya untuk langsung pulang ke apartemen dan beristirahat.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Story of Us [✓]
FanfictionNaJeongMi Fanfiction Kisah persahabatan 3 anak manusia yang diuji dengan sebuah rasa bernama cinta. Akankah perasaan cinta yang timbul di antara mereka membuat hubungan mereka kuat? Atau justru, menghancurkan hubungan persahabatan itu sendiri? Gende...