Epilog

2.6K 177 20
                                    

6 Tahun Kemudian

"Ryujin! Yujin! Cepat kemari!" Jeongyeon menghela napas panjang. Ia sudah mulai lelah seharian ini terus-menerus harus mengejar kedua anak kembarnya yang seperti tidak pernah lelah untuk berlari dan bermain.

"Eomma, appa marah-marah." kedua anak kembar beda jenis kelamin itu kini mengadu pada ibunya, Mina, yang sedang menyiapkan makanan untuk keluarga kecilnya tersebut.

"Sayang, jangan berlari-lari seperti itu. Kasian appamu harus ikut berlari-lari mengejar kalian." ucap Mina dengan lembut. Ia mengusap rambut kedua anaknya itu dengan penuh kasih sayang.

"Huh.. akhirnya kalian berhenti juga, ya! Kalian sudah membuat appa harus berlari-lari dari tadi. Kalian harus dihukum!" Jeongyeon langsung saja mengangkat kedua anaknya tersebut. Ryujin, anak laki-lakinya ia peluk dengan tangan kanannya. Sedangkan Yujin, anak perempuannya ia peluk dengan tangan kirinya. Jeongyeon menggendong kedua anaknya tersebut dan membawanya berlari, berpura-pura seperti mereka sedang menaiki sebuah pesawat.

"Wuuzz!! Wuuzz!! Pilot Ryujin dan Yujin sebentar lagi akan melakukan pendaratan!" ucap Jeongyeon yang disambut antusias oleh kedua anaknya.

"Yeay! Pilot Ryujin siap melakukan pendaratan!"

"Pilot Yujin juga siap!"

Kedua anak kembar itu selalu bersemangat apabila sang ayah mengajaknya bermain berpura-pura menjadi seorang pilot. Mereka begitu bangga dengan pekerjaan sang ayah. Mina hanya bisa tersenyum sambil tertawa kecil melihat pemandangan di depannya. Ia kemudian melanjutkan tugasnya untuk menyiapkan makanan.

Ya, saat ini keluarga kecil Jeongyeon sedang melakukan piknik. Ini merupakan kegiatan rutin mereka setiap bulannya. Jeongyeon yang sibuk bekerja sudah bertekad akan selalu memberikan waktu untuk keluarganya, minimal sebulan sekali melakukan liburan. Kali ini, mereka memilih liburan di Pulau Jeju. Liburan ini lebih spesial dari biasanya karena liburan ini bukan hanya mereka yang merayakan. Melainkan Jeongyeon juga mengundang seseorang spesial lainnya.

"Sayang, makanannya sudah siap!" teriak Mina, membuat suami dan kedua anaknya langsung berhambur menghampiri Mina.

"Ryujin mau sandwich!" ucap Ryujin dengan semangat.

Plak!

"Cuci tanganmu dulu, Ryujin!" Yujin, yang merupakan sang kakak karena ia lahir 10 menit lebih awal dari Ryujin mengomeli saudara kembarnya tersebut dengan memukul kecil tangan adiknya.

"Noona galak!" ledek Ryujin, namun ia tetap saja menuruti perintah kakaknya itu untuk mencuci tangan.

"Yak!"

"Sudah-sudah, jangan bertengkar." Jeongyeon yang tidak ingin ada peperangan di sesi makan siang mereka langsung mencoba melerai kedua anaknya tersebut.

Keluarga kecil itu pun memulai sesi makan mereka dengan khidmat. Ryujin dan Yujin makan dengan lahap dan sesekali mereka bertengkar kecil karena memperebutkan sosis kesukaan mereka. Sedangkan Jeongyeon dan Mina kini dengan romantisnya saling memberikan suapan mesra satu sama lain.

"Ehem! Ehem!"

"Aunty Nayeon!" Ryujin dan Yujin yang melihat kedatangan Nayeon langsung saja menghambur memeluk tantenya tersebut. Nayeon pun dengan senang hati menerima pelukan mereka.

"Kalian sudah semakin besar saja. Aunty sudah tidak kuat menggendong kalian." ucap Nayeon yang tadinya berusaha menggendong kedua anak kembar tersebut, namun tidak jadi karena tidak kuat.

"Aunty saja yang sudah tua! Wlee!" ledek Ryujin dan didukung dengan tawa puas dari Yujin.

"Yah! Kalian ini sama saja seperti orang tua kalian. Tukang meledek!" protes Nayeon dengan berpura-pura ngambek. Walaupun sudah semakin berumur, Nayeon tetap lucu dengan baby face-nya.

"Tapi kami sayang Aunty Nayeon!" kedua anak kecil itu kembali memeluk Nayeon, membuat hati Nayeon seketika menghangat.

"Kalian memang selalu bisa membuat aunty tidak jadi marah." Nayeon mencolek hidung keponakannya itu dengan gemas.

"Hai, Unnie." sapa Mina setelah Nayeon bergabung dengan mereka.

"Hai, Mina." kedua wanita itu melakukan salam pipi.

"Hai, Grandma Nayeon!" kali ini, Jeongyeon yang menyapa.

"Yak! Mina, bilang pada suamimu itu untuk tidak terus-menerus meledekku!"

"Oppa! Jangan meledek unnie!" Mina memukul kecil lengan Jeongyeon, namun ia juga tertawa melihat tingkah kekanakkan sahabat serta suaminya itu.

"Dimana kekasihmu, Nayeon?" tanya Jeongyeon karena Nayeon datang seorang diri,

"Ah, dia sedang memarkir mobilnya. Tadi kami kesulitan mencari tempat parkir. Jadi, dia menyuruhku untuk duluan kesini." jelas Nayeon, lalu dirinya mengambil sepotong sandwich buatan Mina.

Dan tak lama kemudian, datanglah seorang pria muda bertubuh tinggi tegap sambil menggendong seekor anjing. Pria itu tersenyum manis ke arah keluarga kecil Jeongyeon.

Guk! Guk!

"GUCCI!" Ryujin dan Yujin sangat antusias melihat anjing favorit mereka, yaitu Gucci, anjing milik kekasih Nayeon.

Kekasih Nayeon itu kini menyerahkan anjingnya pada kedua anak Jeongyeon untuk diajak bermain. Ia pun kini ikut bergabung bersama Nayeon, Jeongyeon, dan Mina.

"Hai, Tzuyu!" sapa Jeongyeon dan Mina.

"Hai, Hyung, Noona!" balas Tzuyu dengan ramah.

Tzuyu memanggil Jeongyeon dan Mina dengan sebutan hyung dan noona karena memang dirinya jauh lebih mudah dari mereka. Tzuyu dan Nayeon terpaut usia 5 tahun. Walaupun perbedaan umurnya cukup jauh, tetap tidak membuat hubungan Nayeon dan Tzuyu menjadi terhalang. Tzuyu adalah seorang pria yang berprofesi sebagai dokter hewan. Nayeon bertemu dengannya saat ia menenangkan diri di Amerika setelah insiden 6 tahun yang lalu. Dari situlah mulai terjalin kedekatan di antara keduanya. Dan keduanya memutuskan untuk menjalin hubungan yang serius 3 tahun belakangan ini.

Nayeon bersyukur bisa bertemu pria sebaik Tzuyu. Ia tidak memandang kekurangan dan kelebihan di diri Nayeon. Pokoknya, Tzuyu mencintai Nayeon apa adanya. Dan Jeongyeon juga bersyukur karena akhirnya Nayeon menemukan pelabuhan hatinya yang sejati.

Keempat orang dewasa itu kini saling mengobrol hangat sembari menikmati pemandangan indah Pulau Jeju dan pemandangan lucu kedua anak kembar Jeongyeon dan Mina yang tertawa riang bermain bersama Gucci.

Tak ada kebahagiaan yang bisa melebihi kebahagiaan saat bisa bersama menghabiskan waktu bersama orang-orang tersayang. Dan itulah yang dirasakan baik Jeongyeon, Mina, Nayeon, ataupun Tzuyu yang baru masuk ke kehidupan Nayeon. Kebahagiaan itulah yang akan selalu mereka jaga hingga seterusnya. Kebahagiaan yang sederhana, namun sangat bermakna.

Waktu yang dihabiskan untuk berbagi tawa bersama keluarga dan sahabat tersayang tidak akan pernah bisa ternilai dengan uang atau apapun. Kebahagiaan itu tidak bisa dibeli dengan materi karena itulah kebahagiaan yang hakiki.

"Terimakasih, Tuhan, telah memberikan kebahagiaan yang hakiki dalam hidupku.."

•••
Author resmi izin pamit dari cerita ini. Sampai ketemu di cerita-cerita selanjutnya! ;)

The Story of Us [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang