11

1.3K 139 15
                                    

Pagi ini, Mina membuka matanya dengan perasaan bahagia. Bagaimana tidak, pagi ini ia terbangun dengan status resmi sebagai isteri dari Yoo Jeongyeon. Dekapan tubuh Jeongyeon selalu hangat bagi Mina. Namun, kali ini terasa berbeda karena tubuh bagian atas mereka tidak tertutupi sehelai benang pun. Menjadikan tubuh polos mereka menyatu, memberikan kehangatan yang lebih dari biasanya.

Mina yang bangun lebih awal memanfaatkan waktunya untuk menikmati keindahan ciptaan Tuhan yang kini sedang tertidur pulas di hadapannya. Ibu jari Mina dengan lembut mengelus bibir suaminya, berusaha kembali mengingat kejadian semalam dimana penyatuan bibir mereka kembali terjadi. Mina tersenyum malu mengingat kejadian tersebut.

Walaupun sebenarnya semalam tidak terjadi hal yang lebih dari sekedar ciuman, tetap saja Mina merasa bahagia. Ya, di malam pertama mereka, tidak ada hubungan intim yang terjadi. Jeongyeon menyatakan pada Mina bahwa dirinya ingin menjaga Mina dan ia hanya akan melakukang hal tersebut karena atas dasar rasa saling cinta, bukan karena nafsu. Pengakuan Jeongyeon tentu saja membuat Mina tersentuh.

Jeongyeon terbangun karena merasakan sentuhan di wajahnya. Matanya yang terbuka langsung bertatapan dengan mata Mina yang begitu meneduhkan. Jeongyeon tersenyum melihat Mina yang juga tersenyum padanya.

"Selamat pagi, Mina." sapa Jeongyeon dengan suara parau khas orang yang baru bangun tidur. Mina pun membalasnya dengan suara lembutnya, "Selamat pagi juga, Oppa."

"Ah, pukul berapa sekarang?" tanya Jeongyeon karena dirinya baru mengingat bahwa ada jadwal pernerbangan yang harus ia lakukan hari ini.

"Pukul enam," jawab Mina setelah melihat ke jam yang berada di meja samping ranjang. "Pukul berapa jadwal penerbanganmu, Oppa?"

"Pukul sepuluh. Tapi, aku sudah harus berada di bandara pukul sembilan." jawab Jeongyeon yang kemudian bangkit dari kasur. Mina pun mengikuti jejak suaminya. Ia bangkit dan duduk di ranjang dengan memeluk selimut untuk menutupi bagian atas tubuhnya yang polos.

"Oppa langsung mandi saja. Aku akan menyiapkan seragam dan sarapan untukmu."

Jeongyeon menatap Mina sejenak sebelum mengusap lembut pucuk kepala Mina. Dirinya tertawa kecil karena masih tidak menyangka gadis yang selalu ia anggap sebagai adiknya sejak dulu kini telah menjadi isterinya dan kini gadis itu lah yang akan melayani Jeongyeon dengan segala kebutuhannya. "Terima kasih, isteriku." goda Jeongyeon. Mina memukul gemas lengan Jeongyeon, membuat yang dipukul semakin tertawa.

Jeongyeon yang tidak ingin membuang-buang waktunya langsung segera pergi mandi. Mina pun langsung memakai bajunya kembali. Ia segera merapihkan ranjang kemudian menyiapkan seragam kerja Jeongyeon. Setelah memastikan seragam Jeongyeon sudah lengkap di atas ranjang, Mina langsung pergi ke dapur untuk menyiapkan sarapan bagi Jeongyeon.

Pukul 7 Jeongyeon sudah rapih dengan seragam dan segala keperluannya. Mina juga telah menyelesaikan roti bakar buatannya. Jeongyeon langsung bergabung dengan Mina di meja makan untuk memulai sarapan.

"Terima kasih, Mina. Roti bakar buatanmu sangat enak." puji Jeongyeon dengan tulus. Mina tersenyum bangga mendengar suaminya menyukai masakannya walau hanya sekedar roti bakar.

"Hari ini kau ingin melakukan apa? Aku akan pulang larut malam sepertinya. Bahkan mungkin dinihari nanti aku baru akan pulang." ucap Jeongyeon lagi setelah selesai menghabiskan roti bakar keduanya.

Mina berpikir sejenak sebelum menjawab, "Ah, aku lupa bilang padamu, Oppa. Aku ingin meminta izin hari ini aku ingin pergi bersama Chaeyoung. Kemarin ia mengundangku ke peresmian restoran barunya."

"Chaeyoung? Ah, apa dia pria yang kemarin bicara denganmu?" tanya Jeongyeon sambil mengingat-ingat sosok Chaeyoung yang dimaksud Mina.

"Iya, Oppa. Maaf kemarin aku tidak sempat mengenalkan dirinya secara langsung pada Oppa. Kemarin dirinya datang terburu-buru, sehingga saat Oppa baru kembali dari kamar mandi, ia sudah terlanjur pergi." jelas Mina yang diangguki Jeongyeon. "Iya aku tau. Kemarin saat baru keluar kamar mandi, aku melihatmu berbicara dengan seorang pria yang tidak kukenal. Kupikir itu adalah temanmu. Dan saat aku baru ingin menghampiri kalian, dia sudah terlanjur pergi. Dia temanmu dari mana, Mina?"

The Story of Us [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang