"Mommy, Shawn mau main ayunan disana" ucap shawn antusias ketika melihat taman bermain di area restoran
"Not now baby boy, karena kita harus masuk untuk mencari tempat dan memesan makanan" ucap Prisil, berjongkok dan mengelus kepala Shawn
"Okay, tapi setelah itu Shawn ingin bermain"
"Oke"
"Ayo mommy cepat masuk"
"Kita tunggu daddy, okay buddy?" Ucap prisil, Alex yang menyuruh mereka berdua untuk berjalan terlebih dahulu karena dia harus memarkirkan mobil.
"Maaf lama, karena parkiran penuh jadi harus ke ujung" ucap Alex dengan keringat yang membasahi dahinya efek panas matahari ditambah dia tadi berlari takut Prisil dan Shawn menunggunya lama.
"Tidak papa, mungkin karena sekarang jam makan siang jadi penuh" balas Prisil, sambil tangannya menyeka keringat yang keluar di sekitar wajah Alex menggunakan tisu yang dia bawa. Sedangkan Alex yang menerima perlakuan Prisil hanya diam terkejut dengan ritme jantung yang berdegup kencang.
"Sudah, ayo masuk" ucap Prisil ketika selesai menyeka keringat Alex, menggandeng tangan Shawn untuk masuk.
"Hufftt... ada apa denganku?" Dumel Alex kepada dirinya sendiri, lalu berjalan masuk mengikuti Prisil dan Shawn
"Alex, kita duduk disana saja dekat dengan taman bermain" ucap Prisil
"Terserah kamu"
"Baiklah, kamu dan Shawn kesana saja dulu aku mau memesan makanan di kasir" ucap prisil ketika sampai didekat kasir. kali ini dia menghilangkan aksen formalnya
"Baiklah, ini pakai ini untuk membayar" jawab Alex sambil menyodorkan kartu kredit MasterCard World yang membuat mata Prisil melebar, baginya untuk membayar makanan yang bahkan harganya tidak sampai lima ratus ribu menggunakan kartu MasterCard World itu sangat berlebihan.
"Tidak ada uang cash?" Tanya Prisil
"Ada, hanya saja takut kurang" balas Alex, sambil kembali membuka dompetnya dan mengeluarkan empat lembar seratus ribuan.
"Ini saja cukup" ucap prisil mengambil uang yang ditangan Alex dan mengembalikan kartu kreditnya.
"Baiklah aku dan Shawn kesana dulu kamu hati-hati" pamit Alex tangannya terangkat mengacak rambut Prisil
"Aku hanya kekasir bukan ke luar negri"
"Tetap saja tidak ada yang tau tentang apa yang akan terjadi" balas Alex
"Baiklah baiklah"
°°°°°°
"Alex" panggil Prisil, setelah makan mereka memutuskan untuk duduk sebentar sambil menunggu Shawn bermain
"Hmm" balas Alex
"Untuk terakhir kalinya. Apa kamu serius dengan ini semua? Apa kamu tidak takut menyesal menikah denganku? Kamu bahkan tidak tau apa-apa tentangku" tanya prisil beruntun dengan aksen masih sedikit formalnya
"Aku tidak pernah bercanda jika menyangkut pernikahan prisil" jawab alex tegas. Tapi Prisil tau dia bisa membaca mata Alex yang memancarkan keraguan tentang apa yang dia ucapkan, Prisil adalah dokter psikiater jika kamu lupa.
"Aku tau kamu masih ragu Alex, tapi...
...Mari kita coba, aku akan melakukannya denganmu demi Shawn" ucap Prisil, entahlah dia juga tidak yakin dengan apa yang dia ucapkan, itu spontan ketika dia akan menolak tiba-tiba bayangan Shawn yang tersenyum sambil memanggilnya Mommy membuatnya lemah pendirian.
"Satu bulan, mari berkenalan secara bertahap dan mari untuk tidak menyangkal perasaan apapun bercerita tentang apapun yang kamu rasakan dan kamu fikirkan begitupun sebaliknya. Aku fikir itu adalah awal yang bagus untuk kita yang baru bertemu 2 kali" ucap Prisil panjang lebar dengan sedikit senyuman. Diikuti Alex yang juga menarik sudut bibirnya keatas
Greb
'Alex memelukku? Astaga, hangatnyaaa uppsss... sorry' batin Prisil
"Iya, ayo mari memulai semuanya sekarang bersama - sama Prisil" ucap Alex sambil mempererat pelukannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MOMMY (Revisi)
Random(SUDAH PINDAH DI APLIKASI DREAME) Semua berawal dari pertemuan tidak terduga Isabel Priscilia Rahdiansyah dengan anak laki-laki bernama Shawn Arthur Edzardo anak dari pengusaha muda kaya raya dan juga tampan. Kalo singkatannya sih "DUREN MATENG" Du...