19

32K 1.8K 58
                                    

Tepat pukul 10.0 malam mereka ber-4 sampai di bandara soekarno-hatta,
Alex dan Prisil segera keluar karena anak-anak mereka sudah tidur semua Shawn digendongan Alex dan Aca digendongan Prisil.

"Tuan dan nyonya mari, mobil sudah siap disana" ucap laki-laki paruh baya yang diketahui adalah sopir pribadi Alex bernama pak Wawan.

"Terimakasih pak, bisa minta tolong bantu Alex angkat koper?" Ucap Prisil sopan sedangkan Alex sedang sibuk bertelfon dengan kolega bisnisnya.

"Iya nyonya sudah tugas saya itu" ucap pak Wawan lalu mengambil alih koper disebelah Prisil lalu memasukkannya kedalam bagasi.

"Alex, sudah?" Tanya Prisil dengan suara pelan

"Sebentar"  ucap alex tanpa suara. Tidak lama setelah itu Alex pamit kepada seseorang yang berda diujung sana lalu mengajak Prisil untuk masuk kedalam mobil.

"Alex kita pulang kerumahku?" Tanya Prisil

"Nggak, kita kerumah mom dan dad untuk sementara nanti setelah menikah kita pindah kerumah baru" jawab alex sambil mencium tangan Prisil.

"Kenapa nggak di rumahku saja?" Tanya Prisil menatap Alex

"Apanya? Pindah rumah atau pulang sekarang?" Tanya Alex gagal paham

"Pindah rumah Alex, kalau kamu beli rumah baru nanti rumahku bagaimana?" Tanya prisil

"Aku sudah memesannya Prisil rumahmu hanya beriai 3 kamar sekarang saja anak kita sudah 2 belum lagi nanti kalau kamu hamil 3 kamar nggak akan cukup sayangku" jelas alex dengan pelan dan halus.

"Hah? Kapan? Kok nggak bilang ke aku? Kebiasaan banget, kamu aja belom tau selera aku gimana nanti kalo aku nggak cocok minta ganti pokoknya" omel Prisil kesal dengan Alex yang tidak berunding eh, ralat dia memang tidak pernah menanyakan pendapatnya lihat saja sekarang Prisil sudah jadi calon istri sekaligus ibu. Wauw sekali memang calon suaminya ini

"Sayang, kan kita baru ketemu. Lagian kalo kamu nggak cocok tinggal ganti aja kan?!" Jawab Alex dengan mudahnya.

" terserah kamulah aku ikut saja" ucap prisil dengan wajah malasnya membuat Alex tersenyum.

"Tidur sayang nanti kalau sampai aku bangunin, sini Aca biar aku yang gendong"  suruh Alex lalu mengambil Aca yang berada di pangkuan Prisil. sedangkan shawn berada di kursi belakang.

"Kamu nggak capek? Tadi sudah gendong Shawn terus bawa koper belum lagi kami juga belum tidur sama sekali" ucap prisil, lalu mengelus rahang Alex yang sudah ditumbuhi rambut-rambut tipis, sepertinya ini akan menjadi tempat favoritnya hahaha.

"Nggak, nanti di rumah aja aku istirahatnya" jawab Alex mengambil tangan prisil yang mengelus rahangnya untuk digenggam.

"Ya sudah kalau gitu terserah kamu saja, nanti kalau Aca nangis bangunkan aku" ucap prisil yang di jawab deheman oleh alex.

Prisil mencoba untuk tidur tapi tetap saja tidak bisa padahal dia sudah menurunkan sandaran kursinya agar nyaman tapi tetap saja tidak bisa, lalu dia melihat Alex yang ternyata sedang memainkan tabletnya membuka email dengan Aca yang tidur di dada Alex dengan nyaman. Prisil bosan, sungguh.

"Alex" Panggil Prisil membuat Alex menoleh kearahnya

"Ada apa? Kenapa bangun? Kita masih lama sampainya" ucap Alex pelan takut Aca bangun.

"Aku bahakan nggak bisa tidur" ucapnya kesal sambil mengerucutkan bibirnya membuat Alex terkekeh gemas

"Jangan tertawa Alex" ucap prisil kesal lalu membenarkan letak kursinya seperti semula.

"Kamu sedang memikirkan sesuatu?" Tanya Alex setelah prisil duduk nyaman.

"Ada" jawab prisil jujur karena memang begitu adanya, dia bukan perempuan dengan segala keribetannya macam perempuan yang lain jika memang ada dia akan menjawab ada dan jika tidak dia akan menjawab tidak.

"Katakan padaku, aku akan mendengarnya" perintah Alex sambil mengelus pucuk kepala prisil.

"Apa kamu nggak papa kalo setelah menikah aku tidak kerja?" Tanya Prisil membuat Alex menyatukan alisnya bingung

"Kenapa kamu nanya kayak gitu?" Tanya alex bingung

"Karena aku berfikir untuk resign dari rumah sakit aku ingin mengurus anak-anak" jelas Prisil membuat Alex tersenyum.

"Terserah kamu kalau itu menurutmu baik aku setuju lagipula aku udah banyak uang, ditambah aku juga lebih senang kamu dirumah saja mengurus anak-anak dan menungguku pulang" jawab Alex sambil tersenyum.

"Siapa bilang aku akan dirumah saja?" Ucap Prisil menatap Alex

"Kamu bilang ingin resign dan fokus mengurus anak-anak?" Ucap alex bingung, sebenarnya apa yang di maksud oleh calon istrinya ini, dia bingung.

"Iya, tapi kalau untuk seharian dirumah aku tidak bisa, karena aku juga harus mengurus perusahaan almarhum pap. Jadi maaf aku tidak bisa kalau harus dirumah seharian, tapi kalau masalah menunggumu pulang aku tetap melakukannya karena aku hanya setengah hari dikantor selebihnya aku dirumah" jelas Prisil menjawab kebingungan Alex.

"Kalau begitu terserah kamu selagi kamu bisa membagi waktu dengan keluarga aku mendukungmu" ucap Alex, sebenarnya dia tidak terlalu terkejut mendengarnya, mengingat prisil pernah bercerita bahwa dulu papanya juga mempunyai pesawat pribadi sedangkan bukan sembarang orang yang bisa memiliki pesawat pribadi.

"Tenang saja aku sudah mengaturnya, nanti setiap weekend dan tanggal merah kita harus liburan atau jalan-jalan biasa dengan anak-anak, kamu bisakan?" Tanya prisil

"Boleh, nanti kita atur sama-sama" jawab Alex seadanya membuat Prisil tersenyum senang.

"Oh iya Alex aku penasaran apa nama perusahaanmu?" Tanya Prisil

"EDz Multinational Corporation" ucap Alex enteng

"Hah? Jadi gue mau nikah sama konglomerat beneran?" Ucap Prisil sedikit berteriak membuat Alex menatapnya tajam.

"Prisil bahasa kamu" geram Alex

"Maaf maaf keceplosan" ucap Prisil tertawa garing

"Lain kali jangan seperti itu" ucap Alex kepada Prisil lalu menatap shawn yang berada dibelakang takut dia bangun.

"Iya maaf" ucap prisil menyesal yang dibalas deheman oleh Alex.

Dan pembicaraan merekapun berlangsung entah itu tentang anak-anak mereka atau bisnis yang mereka jalani. Yang pasti itu membuat mereka semakin dekat satu sama lain. Sampai akhirnya pak Wawan mengintrupsi mereka bahwa mereka sudah sampai di rumah.

"Kamu masuk bawa Aca nanti aku yang menggendong shawn." Perintah Alex yang dituruti oleh Prisil, dia segera masuk kedalam rumah yang sudah sepi karena ini sudah hampir tengah malam  dan dipastikan sudah tidur semua, prisil berjalan menuju kamar Alex dilantai 2.

"Lelahnya baru terasa" ucap prisil pada dirinya sendiri setelah menaruh Aca di box bayi yang tiba-tiba sudah ada didalam kamar Alex ketika dia membuka pintu. Mungkin Rose dan Harry yang memesannya.

"Kamu mau aku pijat lex?" Tanya prisil kepada Alex yang baru keluar dari kamar mandi.

"Kamu nggak capek?" Tanya alex

"Nggak, sini duduk aku kasih special service just for today nihh" ucap prisil bercanda sambil menepuk kasur bagian depannya menyuruh Alex duduk dihadapannya.

"Apa enak? Dulu setelah almarhum papa pulang kerja aku selalu memijatnya dan papa bilang pijatanku enak" ucap prisil tersenyum mengingat kenangannya dengan almarhum papanya dulu sambil tetap memijat bahu Alex.

"Memang enak sepertinya aku akan kecanduan pijatanmu nanti setiap malam kamu harus selalu memijatku" canda Alex

"Boleh tapi kamu harus memberiku uang belanja lebih" balas prisil bercanda.

"Dasar wanita matre" balas alex, lalu mereka berdua tertawa bersama.

"Aku suka kehangatan ini tuhan, bantu aku untuk menjaga keluargaku dan segala kehangatan ini, juga kebahagiaan mereka"  batin Alex.

Bersambung....

MOMMY (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang