Rumah Bordil

34 1 0
                                    

Dalam gelap dia bekerja
Dalam bilik sempit pengap dia melayani
Diatas kasur keras dia berbaring
Mengangkang kemudian ditindih ditindas, bagaikan budak tak bertuan.
Jeritnya melengking,  saat lengkingan penis menancap anal.
Tangan nya mencari-cari besi dalam sayupnya lampu.
Hanya untuk menahan sakit dan amarah.
Suara musik berteguran dengan rintihan gadis malang.

Tubuhnya menjadi milik sang tuan
Untuk beberapa jam sampai penisnya ejakulasi.
Dunia hitam tak mengenal belas kasih.
Kerja melayani para hidung belang sampai tua atau sampai terkena HIV.
Hanya itu pilihannya!

Gadis-gadis itu semakin hari semakin terjerat hutang pada si  Mamih Lintah Darat.
Untuk beli kosmetik dan gincu.
Mereka mengulas wajahnya dengan bedak
Karena manusia-manusia kini banyak yang Tolol.
Menyukai dari penampilan luar saja.

Mengais rezeki dirumah bordil
Kerap kali harus bermain petak umpat
Dari kepungan SATPOL PP dan serbuan Ormas Plat Agama.
Kalau mereka diberi jatah yang sesuai, masih bisa kompromi.
Tak peduli uang itu hasil lendir atau hasil judi.

Dasar manusia-manusia Hipokrit !!

Jakarta, 29 Mei 2019






Sabda SemestaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang