Tak ada kata yang lebih bermakna saat ini
Kata-kata perjuangan, keadilan hanya menjadi sebuah retorika belaka
Tak memiliki esensi sebagai tujuan perjuanganKeringat para petani, buruh, pedagang kaki lima, kaum miskin kota
Seharusnya menjadi bahan bakar perjuanganKemiskinan, pengangguran menjadi pemandangan
Yang sangat jauh dari estetika sebuah negara yang kaya
Ekonomi adalah faktor yang mendasari kesejahteraan umat manusia
Ekonomi sebagai pondasi dan pendidikan sebagai bangunanOrmas-ormas yang berbasis agama sibuk membela tuhannya
Padahal tuhan sendiri tidak perlu di bela
Tuhan tidak membutuhkan manusia
Manusialah yang membutuhkan-NyaAyat-ayat Al-Qur’an di komersialisasikan oleh para pendakwah
Orang-orang seperti itu selalu berlindung dalam jubah agama
Jangan jadikan Agama sebagai instrument untuk menindas !!!!Sudah cukup rakyat Indonesia menahan perihnya di jajah oleh Negara Imprealis
Tahun 1945 Indonesia merdeka…………… merdeka !!!Kata merdeka bukan sebagai penghibur lara
Tetapi kata yang penuh dengan makna perjuanganJanda-janda tua dan kusam yang telah ditinggal mati para suaminya
Sudah saatnya merasakan sentuhan cahaya dari timurCahaya yang dinanti tak pernah hinggap
Entah kenapa, ataukah mungkin tembok tebal menghalanginyaBunga-bunya cantik dalam lemari
Tak akan hidup, karena jauh dari sang surya
Nasib-nasib serupa akan terjadi pada rakyat Indonesia
Selama ketidakadilan, penindasan, tiran yang dzalim
Masih bercokol dibumi pertiiwi ini.Kemiskinan bukan hanya menjadi tanggung jawab negara
Tetapi tanggung jawab seluruh insan yang berfikir
Indonesia menggila rakyatnyapun ikut gila
Ibu pertiwi menangis berlinangan air mata
Menyaksikan kegilaan yang begitu gilaKarawang, 06.04.2016
KAMU SEDANG MEMBACA
Sabda Semesta
PoesíaSabda Semesta merupakan kumpulan puisi tentang kehidupan yang berdasarkan pada femomena sosial yan terjadi dan dapat dirasakan oleh penulis, selain kritik sosial, Sabda Semesta ini berisi puisi tentang persahabatan dan cinta.