Cahaya Hakikat

40 0 0
                                    

Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya-Nya adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus, yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang banyak berkahnya, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur (sesuatu) dan tidak pula di sebelah barat(nya), yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang Dia kehendaki, dan Allah memperbuat per­umpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Mahamengetahui segala sesuatu. (QS. An Nuur : 35)

Dari Nur Ku
Aku ciptakan Nur Muhammad
Dari Nur Muhammad
Kalian Tata Dunia seperti Syurga
Dari Nur Muhammad
Kalian ciptakan tekhnologi canggih
yang mampu melipat jarak
Hingga tak usah lagi kalian berjalan kaki berhari-hari
Dari Nur Muhammad kalian ciptakan alat komunikasi berbasis tekhnologi
Hingga tak perlu lagi Telepati
Dari Nur Muhammad
Kalian hirup O2 sepuasnya

Tanpa limpahan Nur nya (Muhammad)
Apakah kalian bisa ciptakan miniatur Syurga palsu ini
Tanpa Nur nya (Muhammad)
Jangankan Kalian Kembali
Lahir pun tak akan pernah. . .
Lantas nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kau dustakan ?

Sesungguhnya telah datang
Kepadamu Rasul dari kaummu sendiri
Berat terasa olehnya penderitaanmu
Sangat menginginkan kebaikan ( keimanan dan keselamatan ) bagimu.
Amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin
Jika mereka berpaling (dari keimanan) maka katakanlah :
"Cukuplah Allah bagiku, tiada Tuhan selain Dia. Hanya kepadaNya aku bertawaqal dan Dia adalah Rabb
Yang memiliki Arasy yang agung. (QS. At-taubah : 128-129)

Kenikmatan kadang membuat lupa diri
Darimana kau berasal dan
kemana kau harus pulang
Tuhan kerap kau simpan dalam rumah-rumah ibadah yang kau sucikan.
Tuhan !!  namanya kau panggil. .
Dikala kesusahan dunia begitu menghimpit. . . .
Dikala sakratul maut menghampiri
Tak ada guna kegagahan, kecantikan, kemewahan, istri, suami, anak yang kau puja.
Telapak kaki terasa dingin
Sekujur tubuh kaku membatu
Malaikat maut menggelegar bagai halilintar
Diiringi ishak tangis sanak, istiri, dan saudara.
"Laa ilaahaa ilaa Allah" kalimat itu bagaikan air
yang akan membasuh kekeringan iman.
Membersihkan cermin hati dari dosa.
Hingga pantulan cahayanya mampu menembus langit ke tujuh.  . .

Hai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai; lalu masuklah ke dalam jemaah hamba-hamba-Ku, dan masuklah ke dalam surga-Ku (QS al-Fajr: 27-30).

Karawang,  10 Juli 2017

Sabda SemestaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang