Karawang. . .
Ditanahnya aku pijakan kaki
Air sungainya aku minum untuk melepaskan dahaga
Udaranya aku hirup agar aku hidup
Dilahan pertaniannya aku mendapatkan nasi
Nasi sebagai obat kelaparan akibat bekerja
Memang ramah bukan, alam karawangku itu. . .Karawang. . .
Kini kau tak seperti yang aku kenal dulu
Menginjakan kaki saja, kini aku harus bayar mahal
Air minum saja kini harus beli
Karena sungai sudah terbeli kemurniannya
Kini aku terpaksa menghirup udara yang telah tercampuri racun hasil produksi
Kemarin aku makan nasi, apakah esok aku harus
makan besi ?
Karawang. . .
Kini usiamu sudah tak muda lagi
Kini kau tua renta akibat memikul dosa
Bangunlah kotaku, bangun !
Jangan kau marah pada rakyat tak berdosa
Kau marahi saja dia yang mengeksploitasi tubuhmu
Dia yang membohongi rakyat jelata
Dia yang memakan uang rakyat
Dia yang telah mengiris- iris persatuan dan kesatuan
Dia yang telah mendzalimi alam muKarawang. . .
Kembalikan keramahan mu
Kembalikan keasrian alam mu
Biarkan anak cucuku merasakan keindahan mu
Merasakan nikmatnya alam raya mu
Karawangku, masa depanku
Masa depan kita semuaKarawang, 14.09. 2015
KAMU SEDANG MEMBACA
Sabda Semesta
PuisiSabda Semesta merupakan kumpulan puisi tentang kehidupan yang berdasarkan pada femomena sosial yan terjadi dan dapat dirasakan oleh penulis, selain kritik sosial, Sabda Semesta ini berisi puisi tentang persahabatan dan cinta.