Hanya Untuk Perindu Berat

280 13 0
                                    

فقط للشواق!

Benar apa kata Ibn Hazm dalam The Neck Ring Of The Dove-nya:

الحب -أعزك الله- أوله هزل وآخره جد، دقت معانيه لجلالتها عن أن توصف، فلا تدرك حقيقتها إلا بالمعانات، وليس بمنكر في الديانة، ولا بمحظور في الشريعة؛ إذ القلوب بيد الله عز وجل.

"Cinta itu -semoga Allah memuliakanmu- awalnya adalah canda dan akhirnya adalah kesungguhan hati. Maknanya terlalu halus untuk dideskripsikan karena keagungannya. Hakikatnya tak bisa dicapai melainkan dengan penuh kesusahan. Cinta tidak dingkari dalam Agama, tak pula terlarang dalam Syariat. Sebab hati berada di genggaman Allah Azza Wajall."

Yah, begitulah sebagian kisah cinta bermula. Dari canda berakhir siksa. Dari tawa berakhir luka.

Kisah cinta sudah tertuliskan sebelum pemerannya dilahirkan di dunia. Para pecinta hanya menjalankan peran atau lakon yang sudah digariskan Sang Pencipta.

Selaras dengan padangan Ibn Hazm yang hidup 1000 tahun silam di Andalusia, Dr. Muhammad Sa'id Ramadhan Al-Buthi dalam "Minal Fikr Wal Qolb"-nya menyatakan:

ولكن الاسلام لا حكم له في الحب، أرأيت هل يحكم بشيء على الكراهية والحزن والخوف والجوع؟ فهو أيضا لا يحكم بشيء.

"Akan tetapi Islam tak mempunyai hukum tentang cinta. Apakah Kau berpikir bahwa Islam memberikan hukum terhadap rasa benci, sedih, takut dan lapar? Begitu juga Islam tak memberi ketentuan hukum apapun tentang cinta."

وبيان ذلك أن أحكام الإسلام إنما هي عبارة عن التكاليف المنوطة بالعباد من إيجاب وتحريم وندب وكراهية وإباحة. وهي إنما تتعلق بما يصدر عن الإنسان من أفعال اختيارية، لا بما استكن فيه من انفعالات ومعاشر قسرية. ومعلوم أن الحب من جملة الانفعالات القسرية التي لا سلطان للإنسان عليها.

"Penjelasannya adalah sesungguhnya hukum-hukum Islam merupakan bentuk dari Taklif (kewajiban) yang berhubungan dengan hamba dari wajib, haram, sunnah, makruh dan mubah. Hukum-hukum ini berkaitan langsung dengan perbuatan yang bersifat pilihan (opsional), dan tak ada kaitannya dengan reaksi dan perasaan yang tak dapat ditentukan. Sedangkan maklum adanya bahwa cinta itu termasuk reaksi yang tak bisa ditentukan, yang manusia tak bisa mengendalikannya."

فالإسلام لا يقول لك في شيء من أحكامه: لا تجع، أو لا تكره، أو لا تحب. ولكنه يقول: إذا جعت فلا تسرق، وإذا كرهت فلا تظلم، وإذا أحببت فلا تنحرف.

"Islam tak mengatakan kepadamu tentang sesuatu dalam hukum-hukumnya: "Jangan lapar! Jangan membenci! Atau jangan mencintai!" Akan tetapi Islam berkata: "Jika Kau lapar, jangan mencuri! Jika Kau membenci, jangan mendzolimi! Jika Kau mencintai jangan melenceng!"

***

Begitulah adanya cinta. Dicipta untuk memperkaya rasa dan warna. Cinta adalah seni menyimpan dan memainkan rasa. Akan tetapi, betapa banyak cinta tak sejalan dengan asa. Dan, sudah berapa juta manusia menjadi korban rasa. Menderita sepanjang hidupnya. Seperti yang dikatakan oleh Jendreal Tien Feng alias Cu Pak Kai: "Begitulah cinta, deritanya tiada akhir."

Cinta adalah salah satu rasa yang menjadi ujian manusia. Ujian & cobaan. Dua hal yang dapat terhindarkan. Cobaan adalah keniscayaan, sedangkan menderita adalah pilihan.

Cinta, di antara saksi terkuat tentang ketulusan cinta adalah ratapan air mata dan sakit yang kunjung tersembuhkan. Imam Al-Bushoiri dalam Burdah-nya berkata:

فكيف تنكر حبا بعد ما شهدت # به عليك عدول الدمع والسقم
"Bagaimana mungkin Kau masih mengingkari (adanya) cinta, sedangkan para saksi yang adil telah menjadi saksimu, (yaitu) air mata dan sakit."

نعم سرى طيف من أهوى فأرقني # والحب يعترض اللذات بالألم
"Benar, bayangan orang Aku cinta terlintas, lantas membuatku tak bisa tidur. Begitulah cinta, menghadang kenikmatan dengan rasa sakit."

Yah, cinta adalah kenikmatan dan kesenangan yang tak terbatas di dalam jiwa. Akan tetapi, di sisi lain cinta juga merupakan rasa sakit, mana kala tak bisa bersama dengan orang yang dicinta.

Menurut Ibn Hazm, dalam The Neck Ring Of The Dove-nya:

والحب -أعزك الله- داء عياء، وعلة مشتهاة، لا يود سليمها البرء ولا يتمنى عليها الإفاقة.
"Cinta itu -semoga Allah memuliankanmu- adalah penyakit yang tak ada obatnya. Cinta adalah penyakit yang disenangi, yang pengidapnya tak ingin disembuhkan, tak pula ingin disadarkan."

Dalam kitab-kitab klasik Sastra Arab, banyak disebutkan kisah cinta yang sangat didramatisir, khususnya dalam Mashori'ul 'Usysyaq-nya Syeikh As-Sarraj. Salah satunya adalah Laila Majnun. Pada tahun 1930-an, Buya Hamka juga menuliskan kisah cinta yang menyedihkan antara Zainudin dan Hayati, yang mana Zainudin sempat sakit selama sebulan lamanya lantaran cinta.
Di era milinial ini, penulis ternyata juga menemukan seseorang yang susah tidur dan sering jatuh sakit karena memikirkan orang yang ia cinta. Dari sejak awal diciptakan, cinta tak pernah berubah. Cinta selalu menghadirkan kerinduan, sedangkan kerinduan yang mendalam mencegah seseorang untuk tidur nyenyak, bahkan mengantarkan pada selang infus dan sakit berkepanjangan. Yah, rindu yang melebihi dosisnya akan membuat pengidapnya sakit.
Dan, hanya yang pernah mengalaminya saja yang mempercayai hal ini.

Akan tetapi, kabar bahagia bagi yang menjaga kesucian cintanya. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Al-Hakim dalam Tarikh Naisabur-nya, begitu juga Al-Khotib dari Aisyah r.a.:

"من عشق فعف ثم مات، مات شهيدا"

"Barang siapa yang jatuh cinta, kemudian menjaga harga dirinya lantas meninggal, maka dia meninggal dalam keadaan syahid".

Dalam Madzhab Syafi'i, seseorang yang meninggal lantaran memendam cintanya, ia termasuk Syahid Akhirat dengan catatan ia menjaga harga dirinya dan tidak melakukan hal yang dilarang Syariat.

Yah, cinta yang suci tak kan mengecewakan pemiliknya, di Akhirat kelak. Yang mati-matian menjaga harga dirinya tak kan Allah sia-siakan perjuangannya, jika tidak di dunia, pastinya di Akhirat. Tugas para pecinta adalah menjaga hati, menjaga rasa. Menjaga diri dari perbuatan dosa.
Menahan cinta, menahan rindu, tanpa mengungkapkannya adalah bagian dari menahan hawa nafsu yang diajarkan dalam Syariat. Hawa nafsu yang wajib diperangi.

Mencintai harus iklas. Begitu juga merindui.

Iklas itu :
Ketika mencintai tanpa berharap bisa memiliki
Ketika merindu tanpa berharap bisa bertemu

Sedangkan Rela itu:
Menerima kenyataan bahwa orang yang dicintai dan dirindukan tak memiliki rasa yang sama, atau punya tapi tak ditakdirkan bersama.

Imam Abdullah El-Rashied.
Mukalla, Kota Cinta.
24 Sya'ban 1440 H / 29 April 2019.

DISKUSI CINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang