24. Tidak sia sia

41 2 0
                                    

Sinar matahari menelisik melewati celah celah jendela,. Membuat manusia dibalik selimut tebal menggeliat! Kurang nyaman.

Ketukan dipintu semakin mengganggu kenyamanan tidurnya, mata biru tajam itu terbuka dan tangannya menyibak selimut secara kasar hingga jatuh ke lantai, tak memperdulikan Nasib selimutnya,
Dia berjalan sempoyongan menuju pintu, perlahan membukanya dan..

2 lelaki melotot padanya secara bersamaan!
Dia kaget, akan menutup kembali pintu itu tapi kedua tangan besar menahan niatnya.

"Kau baru bangun" Itu bukan pertanyaan tapi sebuah pernyataan yang dikatakan oleh rico

"Jam 9 pagi! Kau baru bangun" Aldo ikut menimpali

"Tidak! Aku sudah bangun sedari pagi" Elak reza

"Kau percaya dengan gadis kerbau ini ric?" Aldo berbisik, suara bisikannya terlalu keras dan reza mencuri dengar apa yang mereka bicarakan

"Tentu tidak! Mana Ada bangun sedari pagi tapi bekas air liur masih menggenang dipinggir bibir" Balas Rico

"RICOOO!!!"

"kenapa kau teriak?" Tanya rico Sambil terkekeh

"Kau mengatakan apa?!" Selidik reza

"Ahh..., aku tadi mengatakan apa Al?" Rico menggaruk lengan nya yang tak gatal

"Entahlah. seingatku kau mengatakan Kalau reza cantik! Yaa, cantik...." Nyali aldo menciut saat mendapat pelototan maut reza, gadis itu melangkah cepat menuju ranjang.

"TUNGGU SAMPAI 1 JAM, KITA BARU KELUAR!!!" teriakan reza menggema, memecah keheningan yang baru aldo dan Rico ciptakan

"HEY!! Kau tega membiarkan kita jamuran disinu karena menunggu mu, R!!" teriak rico

"Aku tidak peduli!!" Saut reza dari dalam kamar mandi

"R...,kasihani lah kami yang kelaparan ini, setidaknya berikan kita makanan!" Aldo berucap lirih

"Ohya! Aku baru ingat kalau makanan dilemari es itu kadaluarsa."

"Jangan menipu kita R!!" Seru aldo

"Aku tidak bohong" sahut Reza cepat

"Kalau begitu, cepat bersiap! Ayoo cari pengganjal perut" Protesan Rico diabaikan reza, gadis itu sibuk Mencari baju kasual yang akan ia pakai hari ini, mencari kegiatan untuk menenangkan otaknya yang sedikit tersumbat.

Reza keluar 50 menit lebih awal dari yang dia ucapkan, membuat kedua lelali yang duduk disamping pintu kamar bernafas lega lantas berdiri dengan wajah tidak suka.

"Kau pembohong yang sangat menyebalkan!" Ujar rico ketus

"Ohh..., kalau begitu aku masuk lagi!!" Belum sampai reza berbalik badan kedua sisi lengannya dicekal erat oleh aldo dan Rico. Mereka melotot dan mencibir.

"LAPAR!!" Mereka mengelus perut rata masing masing

"kalian Kira saat kalian mengatakan lapar padaku, kalian akan ku beri makanan, begitu? "

"Siapa tau! Rezeki orang tidak bisa ditebak" balas rico tak kalah sengit, mereka sudah berada didalam lift

"Sudahlah, jangan berdebat! Mendengar suara kalian, cacing di perutku semakin berontak!!" Sungut aldo, lelaki itu keluar terlebih dahulu saat pintu lift terbuka dilantai dasar,

mereka berjalan menyusuri koridor hotel, para pegawai hotel tersenyum ramah dan ingin menyapa saat berpapasan, tapi ekspresi dingin mereka membuat para pegawai merubah senyuman ramah mereka tadi menjadi senyuman canggung saat reza dkk melintas.

SILENT POUNCE💣Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang