28. SHOCKING!!

18 0 0
                                    

Kembali dengan rutinitas sebagai pelajar,
Bangun pagi, mandi, bersiap, sarapan, berangkat sekolah, mengikuti apel pagi (kalau tidak terlambat), duduk mendengar materi pelajaran, istirahat, belajar lagi, istirahat belajar lagi dan pulang.

HAMPIR 3 tahun berada diarea sekolah membuat nya bosan, tidak ada yang menarik sama sekali.
Adanya hanya gerombolan lambe nyinyir, gengs elit, si cupu, most wanted sekolah, anak sok penurut dan pemberontak.

Pelajar seperti diatas itulah yang sering ditemui  reza, membuatnya dilanda rasa bosan.

Kali ini jam baru menunjuk angka 06.45 Am, reza berangkat dengan Antonio, masih terlalu pagi menurutnya.
disinilah Reza sekarang, didepan gerbang menunggu sahabatnya.
10 menit menunggu ditemani dengan nyinyiran setiap kali siswi melewatinya membuat reza mendengus Lantas pergi dari sana, otaknya juga baru ingat! Kalau mereka selalu datang dijam mendekati waktu apel.

Kaki jenjang dibalut celana bahan abu tua itu, melangkah santai menuju lantai 4, dimana kelasnya berada.

Mata birunya menatap tajam kedepan, tak memperdulikan tatapan aneh yang menatap tepat kedirinya, pemandangan lumrah menurut reza, Menjadi pusat perhatian setiap hari adalah sarapannya. tapi aneh, mereka tidak ada yang berani menegur bahkan menyapa, mereka semua memilih jalur aman, hanya berani berbisik-bisik.

Jelas saja, mereka tidak mau bernasib sama
Seperti Riska, yang niat hati ingin membully reza tapi berakhir dengan dia menangis sesenggukan  ditambah malu luar biasa,
Sangat menggelikan bukan?

Saat ia sampai kelas, pun sama. tidak ada diantara mereka menanyakan kepadanya "kenapa rambutnya seperti itu? " TIDAK ADA!!
mereka memilih opsi pertama yaitu DIAM tapi membatin jengah.

"Heh R!! Ku Kira rambut mu sudah kau ganti." Aldo menyeru keras, sambil menaruh tas.dimeja belakang

"Selama aku suka kenapa tidak ku pertahankan?" Reza mendongak balik bertanya, ia menatap aldo yang duduk  bersama Rico dimeja

Seruan untuk melaksanakan apel terdengar nyaring dari setiap speaker kelas, seluruh siswa-siswi maupun guru berkumpul bersama dilapangan utama Berjemur disertai ceramahan singkat bapak ibu guru yang berkenan memberi wejangan.

07.30 apel dimulai, semua muka terpaksa menghadap sang surya, banyak dari mereka yang menyipitkan mata agar bisa melihat siapa guru pembina diatas podium. Hari ini matahari memang muncul sempurna, sinarnya mampu menggelapkan mata.

Pak Vincent

Alarm panik langsung menggerogoti pikiran mereka, terutama bagi para pelajar dengan kasus kenakalan dan suka membuat keoanaran. pasalnya guru berpostur tinggi, tegap dengan kepala plontos itu selain tegas juga cerewetnya menyaingi para guru wanita, kalau menasehati siswa-siswi bermasalah tidak pandang bulu, mau itu didepan banyak warga sekolah pak Vincent tidak peduli, pikirnya biar malu sekalian. Reza, Aldo, dan Rico pun pernah terkena semprotan kemarahan pak Vincent hanya gara gara mereka datang terlambat 5 menit, mereka dipaksa rela menjalani hukuman lari mengelilingi lapangan 15 kali, yang luasnya hampir sama dengan lapangan bola.

Sinar terik matahari menjadi keluhan utama, tidak ada yang bertopi karena tidak sedang upacara. Niat hati Ingin memayungi kepala dengan sebelah tangan tapi takut mendapat teguran pak Vincent ditempat umum, guru itu melotot tajam menatap jajaran siswa siswi dari kelas 10-12.
Semuanya menunduk dalam kecuali reza dan kawan kawan yang mengobrol kecil.

"NAHH KAMU!!" Suara berat pak Vincent berhasil mendongakkan setiap kepala, jari telunjuk beliau menunjuk kearah deretan kelas 12. Sontak saja mereka bingung, siapa yang ditunjuk Dari 500 murid kelas 12.

"KAMU!! YANG KEMARIN RAMBUTNYA MASIH ASLI SEKARANG JADI HIJAU!! MAJU." Perintah itu membuat jajaran kelas 12 menghela nafas lega.
Reza berdecak pelan tapi tetap mempertahankan posisi, menundukkan kepada menghindari sinar matahari  dibelakang punggung rico.

SILENT POUNCE💣Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang