MSB [19]

1.1K 51 2
                                    

Cinta itu bukan untuk diungkapkan. Tapi cinta itu adalah cara. Cara bagaimana agar kamu tetap harus bisa bertahan.
--------------------

Malam ini sangat melelahkan bagi deril. Ia sudah membereskan semua ruangan yg ada dikostsannya dengan sendirian. Ia juga sudah menyiapkan satu kamar untuk sang kakak tercinta.

Tidak lama kemudian ponsel deril berbunyi. Setelah dilihat nama dari layar ponsel, itu adalah abangnya. Segera ia mengangkatnya dengan malas.

'Halo'

"Apa"

'Gua dah deket kostsan elu nih. Lu siapin semua ya buat gua. Jan lupa bikin makanan yg enak'

"Ogah amat. Boro² gua bisa masak. Repotin tau gak lu pake dateng kesini"

'Tega amat si lu. Mang lu kaga ada kangen kangennya apa ama gua'

"Ga"

'Ye kampleng'

"Dah ya gua matiin"

"Tar dulu. Jan tidur duluan, tungguin gua. Paling se jem lagi gua dateng'

"Dih lama banget"

'Kagaa'

'"Awas lu kalo lebih dari se jam. Gua konciin!"

'Iya bacot'

"Udh mao numpang belagu lagi lu"

Setelah itu deril lebih memilih untuk mematikan telfonnya, karna kalo ngomong ama abangnya kaga ada yg jelas.

Sekarang ini ia harus menunggu sang abang yg super duper kampret. Sudah setengah jam deril menunggunya, tapi belum ada tanda tanda ia akan muncul saat ini. Ia mendongak keatas melihat jam dinding bahwa jam sudah menunjukkan pukul setengah 10 malam. Sebenarnya ia sudah ngantuk,rasa ingin memeramkan matanya sedari tadi. Karna harus menunggu abangnya, ia harus merelakannya untuk menahan rasa kantuk itu.

Tidak lama pintu kostsan berbunyi. Tapi bunyi ketukan suara itu sangatlah aneh. Suara itu begitu pelan nan lambat. Jujur deril sudah merinding saat ini. Rasa kantuknya seketika langsung hilang,karna mendengar suara ketukan itu. Kakinya sudah membawa ia melangkah hingga mendekati pintu. Saat ia buka dengan cepat. Hasilnya nihil, tidak ada siapa² disana. Benar² merinding, deril benar benar takut kali ini. Ia membayangkan apakah itu perampok?, apakah maling? Atau jangan² setan?!.

"DOR!!"

"A!!!...."

Jerit deril sambil menutup wajahnya dengan kedua tangannya. Always seperti itu.

"Hahahahaha"tawa seorang lelaki. Membuat deril melepaskan kedua tangannya dari wajah cantiknya.

"Abang?!"

Lelaki itu bukannya meminta maaf, malah asik dengan tawanya. Itu sangat membuat deril kesal.

"Ga lucu!"ucap deril ketus

"Lucu bagi gua haha. Demi apapun muka lu jelek bat. Keya gini ni. A!!!...."balas ricky dengan ledekannya yg menunjukkan wajah ekspresi deril tadi.

Si Sableng!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang